Telset.id, Jakarta – Jan Koum, pendiri WhatsApp, memutuskan lengser dari jabatan CEO. Kuat dugaan, ia mundur lantaran berselisih paham dengan pimpinan Facebook, yang notabene merupakan perusahaan induk WhatsApp.
Menurut TechCrunch, mengutip sumber Washington Post, Koum memang sedang tak harmonis dengan pimpinan Facebook. Gara-garanya, Facebook berencana memakai data pribadi pengguna sekaligus melemahkan enkripsi WhatsApp.
“Sudah hampir satu dekade sejak Brian (Acton) dan Saya memulai WhatsApp. Ini adalah perjalanan luar biasa dengan orang-orang terbaik. Tapi sekarang saatnya bagi saya untuk move on,” tulis Koum di akun Facebook pribadinya.
Koum merupakan imigran asal Ukraina, pecahan Uni Soviet, yang pindah ke Amerika Serikat untuk memulai hidup baru. Koum bertemu dengan Brian Acton pada 1997 saat sama-sama bekerja di Yahoo. Acton dan Koum lalu mendirikan perusahaan WhatsApp Inc.
Saat WhatsApp Inc berdiri pada Februari 2009 di California, Amerika Serikat, fokus utama bisnisnya adalah menyediakan layanan pembaruan status di ponsel. Lambat laun, Koum dan Acton mengubahnya menjadi aplikasi pesan instan.
Pada 2014, WhatsApp diakuisisi oleh Facebook dengan mahar berupa uang dan saham yang bernilai USD 19 miliar. Facebook berniat menjadikan WhatsApp sebagai lumbung pendapatan baru melalui iklan.
Dengan basis pengguna mencapai 1 miliar lebih, menempatkan iklan di WhatsApp seperti halnya model bisnis Facebook. Namun, manajemen WhatsApp cukup resisten terhadap wacana iklan di aplikasinya. Sejak 2012, mereka tak ingin menjadi perusahaan teknologi.
Di lain sisi, Facebook terus menjadi sorotan di berbagai belahan dunia setelah skandal kebocoran data, dimana raksasa jejaring sosial ini kedapatan menjual data penggunanya kepada Cambridge Analytica untuk pemenangan pemilu presiden AS.
Keputusan Koum yang hengkang dari WhatsApp ini, otomatis menyusul rekannya, Brian Acton, yang telah lebih dulu cabut dari WhatsApp pada September 2017 lalu.
Baca Terkait: Marak Kampanye #DeleteFacebook, Pendiri WhatsApp Ikut-ikutan
Sebelumnya, kasus skandal penjualan data pengguna oleh Facebook sempat mengundang reaksi keras dari pendiri WhatsApp lainnya, Brian Acton. Ketidaksukaan Acton diungkapkan dengan ikut-ikutan menyerukan kampanye #DeleteFacebook melalui akun Twitter pribadinya.
Ia juga mengatakan bahwa sekarang adalah saat paling pas bagi publik untuk menghapus akun Facebook demi kenyamanan dan keamanan kehidupan pada masa mendatang.
Seperti diketahui, kampanye #DeleteFacebook sempat marak di media sosial, sebagai reaksi atas kasus dugaan penyalahgunaan data 50 juta pengguna Facebook oleh Cambridge Analytica. [SN/HBS]