Telset.id, Jakarta – Aplikasi Go-Jek, berhasil menempati posisi teratas untuk aplikasi terfavorit untuk layanan transportasi di Indonesia. Survey ini dilakukan oleh e-commerceIQ, sebuah perusahaan riset yang mendedikasikan diri untuk bisnis e-commerce di Asia Tenggara.
Layanan Go-Jek menghubungkan para mitra driver mereka dengan konsumen. Perusahaan ride sharing ini ]menyediakan jasa layanan mulai dari transportasi, pengiriman makanan, jasa pembayaran melalui fitur e-wallet dan masih banyak ragam layanan lainnya.
Survey online ini sendiri melibatkan 515 responden dengan perbandingan antara pria dan wanita 46 : 54 yang tinggal di kota-kota besar di Indonesia. Hasilnya, perusahaan dengan slogan “Karya Anak Bangsa” ini menjadi favorit diantara 56 persen responden yang adalah orang Indonesia.
[Baca juga: Sah! Google Konfirmasi Investasi di Go-Jek]
Go-jek yang didirikan tahun 2010, mengawali perjalanan mereka dengan call center dan hanya 20 mitra pengemudi ojek, hingga sekarang meroket hingga 654 ribu mitra pengemudi yang tersebar di 50 kota di Indonesia.
Grab, dengan jangkauan wilayah terbesar di Tanah Air, berada di posisi kedua dengan angka 33 persen. Perusahaan ini mengumumkan ekspansi ke 100 kota di Indonesia beberapa bulan yang lalu.
Sedangkan Uber, yang bisa diakses di 34 kota di Indonesia, masuk di posisi ketiga dengan hanya 8 persen saja.
Beberapa konsumen di setiap kota memiliki prioritas fitur yang berbeda-beda di setiap kotanya. Responden yang berasal dari Semarang, Surabaya, dan Jabodetabek menilai diskon dan promosi lebih banyak daripada fitur yang lainnya lebih menarik.
Pengguna aplikasi layanan ini kebanyakan memiliki lebih dari satu aplikasi layanan transportasi dengan 46% diantara responden memiliki dua aplikasi yang terpasang di smartphone mereka.
Kemudian sekitar 23% dengan tiga aplikasi, 29% yang hanya memiliki satu aplikasi, dan 2% tidak menggunakan aplikasi apapun.
Selain soal aplikasi favorit, faktor keamanan lalu lintas juga menjadi perhatian utama dari mayoritas responden, yaitu sebesar 26 persen. Hal ini terkait dengan tingginya tingkat kecelakaan lalu-lintas yang diakibatkan adanya ojek online.
[Baca juga: GrabFood Sambangi Kota Gudeg]
Menurut Royke Lumowa, Kepala Korps Lalu Lintas Polri, tingkat kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan kematian di Indonesia sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, sekitar 30.000 jiwa per tahun. Ini lebih tinggi daripada kematian terkait kejahatan dan juga terorisme. [WW/HBS]