Telset.id, Jakarta – Berkembangnya layanan transportasi online di Indonesia telah menginspirasi startup asal Indonesia untuk membuat layanan serupa. Salah satunya adalah aplikasi bernama “TemanJalan”, yang memungkinkan penggunanya saling membantu untuk memberikan tumpangan, khusus untuk mahasiswa.
Meski saat ini layanan transportasi online di jalanan Jakarta maupun kota-kota besar lainnya dikuasai Gojek, Grab dan Uber, namun hal itu tidak membuat para developer lokal menjadi ciut untuk mengembangkan layanan serupa.
“TemanJalan adalah marketplace yang menyediakan kursi kosong pada kendaraan untuk orang lain,” ujar CEO TemanJalan, Fauzan Helmi Sudaryanto saat berdiskusi dengan media di kantor Line Indonesia di Jakarta, Jumat (17/02/2017).
Jika Grab, Uber, dkk ditujukan untuk pengguna umum, berbeda dengan TemanJalan, karena layanan ini hanya ditujukan untuk mahasiswa saja. Pengendara yang memiliki tujuan searah dengan si penumpang dapat saling dipertemukan dengan aplikasi TemanJalan. Lewat layanan ini juga dapat membuat pengendara dan penumpang akan mendapatkan teman baru.
Menurut Fauzan, awalnya TemanJalan merupakan aplikasi yang dapat diunduh bebas bagi pengguna iOS dan Android. Namun kali ini TemanJalan menutup seluruh layanannya untuk pengguna iOS dan Android, karena menggantinya dengan “nebeng” ke layanan yang dimiliki Line.
“Saat ini pengguna bisa menggunakan layanan TemanJalan dengan menambahkan teman akun resmi yang telah ditanam Line ChatBot di dalamnya yakni ‘NgampusBareng’,” kata Fauzan.
Akun NgampusBareng sendiri bisa ditemukan di bagian Official Accounts dari Line, dan diklaim sudah memiliki lebih dari 3000 pengguna aktif. Lantas bagaimana cara menggunakan layanan TemanJalan?
Jadi, para mahasiswa entah itu pengendara atau penumpang, mendaftarkan diri di akun NgampusBareng. Setelah berbagai persyaratan telah dipenuhi seperti jadwal kuliah dan lainnya, maka otomatis ia sudah bisa menggunakan layanan ini.
[Baca juga: 3 Fitur Baru Buktikan Janji Line untuk Terus Berinovasi]
TemanJalan juga menyediakan promo yakni memberikan 10 trip gratis bagi para penggunanya. Setelah kuota trip gratis tersebut habis, pengguna hanya harus membayar Rp 20 ribu untuk 6 trip yang harus dibayarkan lewat metode transfer ke TemanJalan.
Ketika disinggung soal pendapatan yang akan didapat oleh pengendara, Fauzan mengatakan para pengendara mendapatkan metode pembayaran bukan lewat uang, melainkan lewat berbagai voucher seperti pulsa, steam, makan, dan lainnya yang bisa ditukarkan lewat poin yang didapat.
“Keuntungan sebenarnya dari TemanJalan adalah pengendara dan penumpang bisa saling berkenalan dan jadi teman baru lewat layanan ini,” ujar Fauzan.
[Baca juga: Line Ajak Developer Berkreasi di “Line Developer Challenge”]
Sayangnya, layanan TemanJalan baru berlaku untuk mahasiswa Universitas Indonesia saja. Tapi saat ini TemanJalan juga sudah menjajaki untuk kampus lainnya. Ia menyebutkan, saat pihaknya sudah mulai melakukan program Campus Race yang mengharuskan kampus saling adu cepat dengan kampus lain untuk mendaftarkan minimal 2.000 akun Line ke akun NgampusBareng.
“Tiga kampus yang paling cepat, akan kami masukkan layanan ini,” pungkasnya. (FHP/HBS)