Telset.id, Jakarta – Peranan industri teknologi finansial (financial technology/fintech) dinilai Dimo Pay, selaku penyedia solusi pembayaran akan semakin besar dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia, khususnya dalam menggalakkan transaksi uang elektronik berbasis mobile. Menurut sang CEO, Brata Rafly, peningkatan ini terjadi seiring juga dengan pertumbuhan tuntutan pasar yang menuntun pada maraknya jumlah pelaku bisnis fintech.
“Saat ini saja tercatat ada lebih dari 120 perusahaan yang terdaftar di OJK,” katanya dalam acara temu media yang berlangsung di Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Ia menambahkan, di tahun 2017 dan seterusnya, peran fintech akan semakin luas di berbagai lini ekonomi dan akan terus diperlukan oleh karena kapabilitasnya dalam melakukan berbagai inovasi yang cepat dan tanggap terhadap kebutuhan pasar.
“Ke depannya fintech akan menjadi salah satu tulang punggung utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan finansial di Indonesia,” imbuhnya.
Fintech, khususnya di bidang mobile payment, diakui Brata lagi akan semakin banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bertransaksi kebutuhan sehari-hari. Alasannya sederhana, tak hanya karena ini mudah digunakan tapi juga karena aman dan bisa digunakan oleh siapapun.
Untuk informasi, jelang akhir tahun 2016, berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), tercatat nilai volume transaksi uang elektronik di Indonesia mencapai 537.588.334 transaksi. Angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 535.579.528 transaksi.
Selain itu, BI juga mencatat jumlah nilai transaksi uang elektronik di Indonesia yang meningkat dari Rp 5,28 triliun di 2015 (Januari-Desember) menjadi Rp 5,49 triliun di 2016 (Januari-Oktober 2016). Lanskap digital Indonesia dengan 72,7 juta pengguna aktif internet, 74 juta pengguna sosial media aktif dan terdapat 308,2 juta koneksi mobile, serta 64 juta pengguna aktif sosial media di ponsel, juga dinilai kondusif dalam mendorong pertumbuhan transaksi uang elektronik khususnya melalui jalur mobile. [IF]