Telset.id, Jakarta – Sebuah kompetisi hacking yang digelar di Seoul, Korea Selatan kemarin memperlihatkan sebuah demonstrasi hacking dari sebuah kelompok white-hat hacker yang berjuluk Qihoo 360. Kelompok ini berhasil mendapatkan hadiah US$120 ribu atau sekitar Rp 1.6 miliar karena berhasil membuktikan bahwa Google Pixel sangat rentan.
Google Pixel dan Pixel XL ternyata memiliki kerentanan terhadap serangan yang biasa disebut zero-day. Itu berarti bahwa ada lubang keamanan pada kedua perangkat besutan Google tersebut yang berada pada perangkat lunak. Bahayanya, hingga saat ini masih belum ada patch atau pembaruan yang bisa memperbaiki masalah ini.
Untuk tingkat keparahan dari hacking yang dilakukan pada smartphone ini bisa dibilang cukup tinggi. Kenapa? Karena seperti dilansir Tim Telset.id dari GSMArena, Minggu (13/11), para hacker ini menunjukan demonstrasi peretasan yang dikenal dengan nama Remote Code Execution.
[Baca Juga: Hackerville, Surganya Para Hacker di Dunia]
Nah, untuk kasus Google Pixel, para Qihoo 360 berhasil membuat serangan dengan menggunakan sebuah pesan khusus. Kemudian, Pixel akan membuka Google Play Store serta Google Chrome, dan smartphone ini langsung menampilkan pesan “Owned by 36 Alpha Team”.
Anda mungkin akan bertanya, seperti apa tingkatan bahayanya, bukan? Nah jawabannya terlihat jelas pada video yang menunjukan bahwa ada akses ke daftar permission dari ponsel yang artinya para hacker bisa mengeksploitasi semua data Anda termasuk multimedia, kontak hingga saluran komunikasi.
[Baca Juga: Beberapa Pengguna Mulai Mengeluh, Ada Apa dengan Google Pixel?]
Namun untungnya adalah Qihoo 360 merupakan kelompok white-hat hacker yang artinya mereka memilih untuk menjual informasi mengenai kerentanan ini pada pihak yang bertanggung jawab dan dalam kasus ini adalah Google. Tak hanya Google yang jadi korban pada kontes ini, browser terkini milik Microsoft, yakni Microsoft Edge serta Adoba Flash pun jadi korban, dan lagi-lagi “penjahatnya” adalah Qihoo 360 yang mendapatkan hadiah total US$520 ribu atau sekitar Rp 6,9 miliar. [FHP/IF]