Telset.id, Jakarta – Berbagai upaya dilakukan BlackBerry untuk tetap eksis di pasar smartphone. Selain memutuskan untuk mengadopsi platform Android, BlackBerry juga menggandeng pabrikan ponsel lain untuk memproduksi handset dengan merek BlackBerry.
Pada bulan Mei lalu, tersiar kabar di forum CrackBerry tentang rumor yang menyebutkan bahwa BlackBerry telah menjalin kerjasama dengan TCL Corporation (Alcatel), untuk memproduksi smartphone dengan merek BlackBerry.
Rumor tersebut sejalan dengan kabar terbaru yang mengungkap ponsel buatan TCL, yakni Alcatel Idol 4, kemungkinan akan ‘direbranding’ menjadi ponsel Android dengan merek Android, yang kabarnya akan disebut ‘Hamburg’.
Kabar ini mengacu pada bocoran dokumen dari WiFi Alliance yang memperlihatkan TCL telah mengantongi sertifikasi WiFi untuk produk smartphone bernama DTEK-50 yang memiliki nomor model STH100-2 (RJD211LW) dan menjalankan Android Marshmallow dengan build number AAF295.
Sebagai informasi, DTEK adalah aplikasi privasi dan pengamanan yang terdapat di BlackBerry Priv. Dan jika melihat nomor model handset tersebut, STH100-2, kita dapat membandingkannya dengan nomor model BlackBerry Priv, yakni STV100-1.
Mungkin saja itu semua hanya kebetulan. Tapi bisa juga memang BlackBerry dan TCL saat ini sudah mulai bekerja untuk meluncurkan sebuah smartphone dari hasil kerjasama mereka.
BlackBerry diperkirakan akan “mempermak” ulang Alcatel Idol 4 untuk diganti dengan dengan merk BlackBerry. Dugaan semakin kuat jika melihat bocoran spesifikasi dari GFXBench untuk BlackBerry Hamburg bulan lalu, dimana spesifikasi Alcatel Idol 4 dengan BlackBerry Hamburg nampak sangat mirip.
Alcatel Idol 4 mengusung spesifikasi display 5,2 inci dengan tingkat resolusi Full HD 1080p, prosesor octa-core Snapdragon 617 1,7GHz, 3GB RAM, memori internal 16GB plus slot microSD card dengan kapasitas maksimal 512GB, kamera 13MP & 8MP, dan baterai 2610mAh.
Juga perlu diingat bahwa CEO BlackBerry John Chen baru-baru ini mengatakan bahwa perusahaannya saat ini berada pada titik harus benar-benar efisien, sehingga mereka tak lagi sebagai perusahaan yang memproduksi hardware, tapi lebih pada perusahaan yang hanya mendesain produk hardware.
“Bisnis BlackBerry kini sangat mengedepankan faktor efisiensi, dan kondisi kami sudah tak memungkinkan untuk memproduksi hardware lagi,” kata Chen saat itu. [HBS]