Telset.id, Jakarta – Sesuai dengan harapan Menkominfo Rudiantara yang ingin menciptakan efisiensi di industri telekomunikasi Indonesia, tercetuslah sebuah inisiasi network sharing dengan berbagai model, salah satunya adalah Mobile Virtual Network Operator (MVNO). Apa sebenarnya yang dimaksud MVNO?
Kenali Network Sharing Terlebih Dahulu
Sebelum kita bicara lebih jauh tentang MVNO, ada baiknya Anda juga tahu yang dimaksud network sharing. Yang dimaksud network sharing adalah mekanisme penggunaan bersama infrastruktur aktif telekomunikasi antaroperator telekomunikasi di suatu negara.
Saat ini ada lima model network sharing yang dikenal, yakni, CME sharing, Multi Operator Radio Access Network (MORAN), Multi Operator Core Network (MOCN), Roaming, dan Mobile Virtual Network Operator (MVNO).
Di Indonesia, XL Axiata dan Indosat Ooredoo telah mengaplikasikan MORAN pada skema network sharing mereka. Namun, MVNO juga sejatinya pernah diimplementasikan di Indonesia.
{Baca Juga: Kominfo dan Operator Pulihkan Jaringan Telekomunikasi di Majene}
Pengertian MVNO
MVNO sendiri merupakan operator jasa pelayanan telekomunikasi bergerak (seluler atau FWA) dalam bentuk suara dan data, dimana operator tersebut tidak memiliki izin atas spekrum frekuensi atau lisensi jaringan akses.
Berbicara mengenai MVNO, beberapa pengamat berpendapat bahwa model ini dapat menghasilkan efisiensi yang cukup tinggi di industri telekomunikasi di Indonesia, seperti halnya yang dilakukan pada industri telelkomunikasi di Jepang pada tahun 2001 silam.
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan MVNO melakukan kerjasama dengan MNO (Mobile Network Operator) yang memiliki alokasi spektrum frekuensi serta lisensi jaringan akses.
Secara sederhananya, operator penyedia layanan telekomunikasi atau operator mobile memberikan layanan komunikasi bergerak kepada pelangganya tanpa harus memiliki infrastruktur jaringan sendiri.
Operator mobile melakukan kerja sama dengan operator telekomunikasi dengan pola MOU atau Minutes of Use, yang berarti membayar menit atau lamanya komunikasi yang digunakan oleh pelanggan.
Di dalam MVNO terjadi pemisahan yang jelas antara tanggung jawab penyedia jaringan (Network Provider) dengan penyedia layanan (Service Provider). Jadi dalam hal ini si penyedia layanan hanya membeli kapasitas jaringan dari operator penyedia jaringan.
MVNO harus menyewa jaringan dari network provider, bukan penyelenggara layanan. Meski di Indonesia hampir semua network provider juga menjalankan peran sebagai penyelenggara layanan.
{Baca Juga: Tips Cara Transfer Pulsa untuk Semua Operator}
Bisnis Model MVNO
Dalam menjalankan bisnis modelnya, operator MVNO dapat hanya berperan sebagai reseller dari MNO atau bisa membangun infrastrukturnya sendiri yang dibutuhkan sesuai dengan teknologi dan izin spektrum frekuensi yang dimiliki oleh MNO. Secara bisnis model, MVNO dapat dibedakan menjadi beberapa tipe:
-
-
Reseller/ Super Dealer
-
Pada tipe ini MVNO berkedudukan hanya sebagai reseller terhadap layanan bergerak (mobile service) dari MNO. MVNO tidak memiliki infrastruktur dan hanya sebagai kepanjangan tangan MNO, sehingga tanggung jawab pelanggan ada pada MNO.
-
-
Service Provider MVNO (SP-MVNO)
-
MVNO mempunyai/ membangun Infrastruktur sendiri yang terkait dengan system data base pelanggannya, meliputi billing system, customer care, pusat pemasaran (marketing centre) dan pusat penjualan. Pada tipe ini MVNO masih terbatas menggunakan produk (wholesale) milik MNO.
-
-
Enhanced Service Provider MVNO (ESP-MVNO)
-
Hampir mirip dengan SP-MVNO tetapi pada model ini MVNO tidak hanya menjual layanan seluler (mobile service) milik MNO, tetapi juga menawarkan layanan tambahan milik MVNO itu sendiri.
-
-
Full MVNO
-
MVNO menyediakan dan membangun seluruh infrastruktur termasuk Core Network, Transmisi dan jaringan akses. MVNO hanya menyewa Lisensi akses spektrum frekuensi dari MNO.
{Baca Juga: Riset 2019: Ini Dia Operator dengan Koneksi Internet Tercepat}
Bagi industri telekomunikasi Indonesia, sejatinya terdapat beberapa manfaat dalam penerapan MVNO, seperti pembangunan infrastruktur telekomunikasi nasional yang meliputi jaringan akses, transmisi (backbone) dan Core akan semakin cepat.
Selain itu, teledensitas dan pemerataan layanan suara dan data secara nasional juga akan semakin cepat terwujud. MVNO juga bisa menurunkan biaya investasi dan operasional MNO dan tentunya akan menciptakan segmentasi market, layanan, brand dan produk. [AK/HBS]