JAKARTA – Tidak terlalu malu jika kalah bersaing dengan iOS atau Android. Kalah dari Windows Phone? Ya, memang sedikit buruk. Tapi jika kalah dari Tizen? Wah pasti ada yang salah dengan BlackBerry.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Strategy Analytics memaparkan hasil yang sedikit mengejutkan. Sistem operasi Samsung Tizen secara resmi telah merebut posisi ke-4 yang sebelumnya dipegang oleh BlackBerry.
Tizen memang belum bisa memasuki pasar di Amerika Serikat, tetapi mereka berusaha untuk menguasai pasar di India yang membuat Tizen semakin berkembang. Dan hasilnya sudah mulai kelihatan dengan keberhasil Tizen mengungguli BlackBery.
Meski berita ini cukup mengejutkan, namun BlackBerry sendiri dalam beberapa tahun terakhir terus kehilangan pamornya. Perusahaan asal Kanada itu bahkan mengalami krisis keuangan karena penjualan handsetnya semakin lesu di pasar.
Hal itu dapat dilihat dari laporan keuangan BlackBerry pada kuartal ketiga 2015, dimana BlackBerry hanya bisa menjual sekitar 800.000 unit ponsel, dengan rata-rata yang dihasilkan yaitu USD 240.
[Baca juga: Redup di Bisinis Handset, Blackberry Berharap pada Android]
BlackBerry saat ini memang masih berjuang keras untuk dapat bertahan di pasar ponsel pintar. Harapan kini dibebankan kepada BlackBerry Priv, smartphone Android pertama yang diluncurkan BlackBerry.
Bahkan beberapa waktu lalu, CEO BlackBerry John Chen menegaskan, bila perusahaan sekali lagi gagal menembus target, maka kemungkinan itulah saat yang tepat bagi BlackBerry untuk meninggalkan pasar smartphone.
“Jika tidak menguntungkan, saya akan berpikir dua kali tentang apa yang telah saya lakukan sekarang,” kata Chen, seperti dikutip telsetNews dari The Verge.
[Baca juga: John Chen: Priv Mungkin Smartphone Terakhir Blackberry]
Penegasan Chen ini bisa diartikan, bila BlackBerry Priv tidak berhasil menuai sukses di pasaran, maka kemungkinan smartphone ini akan menjadi perangkat terakhir yang dibuat BlackBerry. (MFH/HZ/HBS)