Review Huawei P30: Desain Standar, Kamera Tetap Memikat

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Huawei P30 Pro memang punya kemampuan baik dalam sektor kameranya, khususnya dengan adanya lensa periscope yang mampu memperbesar gambar secara optical sampai 5x dan hybrid hingga 10x. Pertanyaannya, bagaimana dengan seri Huawei P30 “standar”?

Pada umumnya vendor selalu membedakan versi standar dan pro pada smartphone yang mereka rilis. Google Pixel 3 dan 3 XL misalnya, meski spesifikasi dan konfigurasi kameranya sama, tapi Google memberikan sentuhan berbeda pada desain dan ukuran layarnya.

Nah, Huawei juga melakukan hal yang sama pada Huawei P30 dan P30 Pro. Perbedaan tersebut ada pada sisi desain, layar, bahkan sampai sektor kameranya. Pertanyaan kedua, apakah itu membuat P30 menjadi terlihat “biasa saja” di harganya yang mencapai Rp 9,9 jutaan?

{Baca juga: Review Huawei P30 Pro: Kamera Masih Jadi Andalan}

Well, kami telah mempersiapkan jawaban dari dua pertanyaan tadi lewat review Huawei P30 Pro. Dalam review ini, kami akan mengulasnya secara lengkap, sehingga Anda bisa menimbang-nimbang, lebih baik pilih versi pro atau versi biasa. Yuk simak!

Desain

Foto: Aditya Helmi/Telset.id

Dari sisi desain, Huawei nampaknya masih “pilih kasih”. Bagaimana tidak, ketika versi pro sudah memiliki layar berukuran 6,47 inci yang melengkung di sisi kiri dan kanannya, P30 malah tetap mengusung layar 6,1 inci tanpa melengkung di kanan dan kiri.

Meski demikian, layarnya tetap berjenis OLED dengan resolusi Full HD+ (1080 x 2340 piksel) dan telah mendukung HDR10 yang membuatnya dapat menyajikan berbagai konten dengan warna dan detail yang lebih maksimal.

Selain itu, layarnya juga sudah mendukung teknologi on-screen fingerprint atau sidik jari di dalam layarnya dengan respon yang cukup baik.

Foto: Aditya Helmi/Telset.id

Mirip dengan versi pro, P30 standar juga punya poni berukuran kecil bernama dewdrop di bagian atasnya, sebagai tempat bagi kamera depannya. Begitupun body smartphone ini tetap dilapisi oleh material kaca dengan frame aluminium dan warna yang tampak berbeda dan kece, namanya Breathing Crystal.

Masih soal body belakang, ada yang kami kurang suka pada desain P30, yaitu frame kamera belakangnya yang menonjol. Desain ini membuat frame kamera menjadi penopang beban smartphone saat diletakkan di atas meja atau alas yang datar, dan membuat posisinya juga menjadi tidak rata.

{Baca juga: Hands-on Huawei P30 Pro: Berbeda Berkat Empat Kamera Leica}

Perbedaan lainnya di sisi desain terdapat pada feel penggunaannya. Ketika menggunakan P30 Pro, kami benar-benar merasakan “hawa” premium, prestige, dan mewah saat menggenggam smartphone itu. Tapi untuk P30, kami tidak merasakannya. 

Saat pertama kali menggenggam dan mengoperasikan P30, rasanya seperti menggunakan smartphone kelas menengah, bukan perangkat flagship. Akan tetapi, smartphone ini jauh lebih nyaman digunakan karena ukurannya yang pas.

Foto: Aditya Helmi/Telset.id

Perbedaan lain yang menurut kami sangat disayangkan adalah kualifikasi sertifikasi anti air dan debu pada P30. Tidak seperti versi pro yang sudah mengantongi sertifikasi IP68 yang berarti tahan air dan debu, P30 justru hanya IP53 saja.

Sertifikasi itu hanya memungkinkan smartphone tahan debu dan percikan air. Jadi, jangan coba-coba mencelupkan smartphone ini ke dalam air kalau tidak ingin rusak.

Spesifikasi

Foto: Aditya Helmi/Telset.id

Secara spesifikasi, Huawei P30 masih menggunakan prosesor “lawas” yang digunakan pada seri Mate 20 yang dirilis tahun lalu. Smartphone ini ditopang oleh prosesor octa-core (2×2.6 GHz Cortex-A76 & 2×1.92 GHz Cortex-A76 & 4×1.8 GHz Cortex-A55) HiSilicon Kirin 980.

Digunakan juga RAM 8GB dan ROM 128GB, serta baterai berkapasitas 3,650 mAh untuk menopang seluruh proses yang berjalan di atas EMUI 9.1 berbasis Android 9 Pie. Berbicara soal spesifikasi, lagi-lagi Huawei pilih kasih terhadap P30.

Sisi baterai misalnya, smartphone ini tidak mendukung fast charging 40W, fast wireless charging 15W, apalagi teknologi reverse wireless charging. Smartphone itu hanya diberikan teknologi fast charging 22,5W saja, padahal pada paket pembelian Huawei menyertakan charger 40W di dalamnya.

Perbedaan tersebut tentu berpengaruh pada kecepatan pengisian baterai smartphone ini. Meski baterainya berkapasitas lebih kecil, pengisian baterai P30 terbilang lebih lama daripada P30 Pro. Terhitung dari 7% ke 100%, dibutuhkan waktu 69 menit.

Soal daya tahan juga tentu berbeda, karena kapasitas baterai smartphone itu yang lebih kecil. Berdasarkan pengujian kami, Huawei P30 hanya mampu bertahan hingga 23 jam 30 menit dengan screen ontime 6 jam 8 menit saat kami gunakan sebagai daily driver untuk keperluan chatting, pesan ojek online, main game, membuat bahan tulisan, dan lainnya.

Lantas, bagaimana dengan performanya? Kami menggunakan aplikasi benchmark AnTuTu Benchmark versi 7 untuk mengetahui seberapa besar kekuatan P30 dalam angka. Kami menggunakan dua mode untuk pengujian benchmark, yakni mode normal dan Performance Mode yang bisa diaktifkan dalam pengaturan baterai.

{Baca juga: 10 Smartphone Android Terkencang, Huawei P30 Pro Masih “Kedodoran”}

Hasilnya, P30 memperoleh skor 281.960 poin di mode normal. Sementara untuk Performance Mode, performanya meningkat secara signifikan dengan skor 308.544 poin.

Apabila dibandingkan dengan sejumlah smartphone dengan spesifikasi hampir setara seperti Samsung Galaxy S10+, Xiaomi Mi 9, hingga Huawei Mate 20 dan Huawei P30 Pro, smartphone tersebut tertinggal dalam hal performa. Berikut tabel perbandingannya:

Leica Triple Camera System

Foto: Aditya Helmi/Telset.id

Secara total, P30 punya empat kamera, satu di depan dan tiga di belakang sebagai kamera utamanya. Nah, tiga kamera ini disebut Huawei sebagai “Leica Triple Camera System”.

Alasannya, karena Leica turut andil dalam merancang kamera untuk P30. Tapi, perusahaan asal Jerman ini tidak membuatnya, hanya merancang dan “menugaskan” pihak ketiga untuk membuat kamera tersebut dengan pengawasan penuh dari Leica.

Konfigurasi kamera P30 bisa dibilang “tanggung” apabila dibanding dengan versi pro. P30 punya lensa utama dengan sensor 40MP aperture f/1.8 dengan dukungan teknologi SuperSpectrum Sensor tanpa adanya Optical Image Stabilization (OIS).

Kemudian lensa ultra-wide yang mirip dengan Mate 20, yakni sensor 16MP aperture f/2.2. Lalu, smartphone ini juga punya lensa telephoto dengan sensor 8MP dengan OIS yang dapat membuat pengguna memperbesar gambar lewat optical-zoom 3x, hybrid-zoom 5x dan digital-zoom sampai 30x. Lensa ini minus fitur SuperZoom Lens dengan teknologi lensa periscope yang ada pada P30 Pro.

Apabila Anda sadar, maka ada perbedaan pada lensa utama P30 dengan P30 Pro meski sama-sama 40MP, yakni bukaan kamera P30 yang lebih kecil. Tapi, lensa tersebut sensitif pada cahaya berkat konfigurasi baru RYYB yang disebut Huawei sebagai SuperSpectrum Sensor.

Sensor ini, menggantikan piksel hijau dari RGGB dengan piksel kuning, sehingga kamera juga mendapat peningkatan ISO yang signifikan hingga 204.800. Memang tidak setinggi P30 Pro yang mencapai maksimum ISO 409.600.

Terus apa gunanya? Teknologi ini berguna untuk meningkatkan masukan cahaya, yang berarti memudahkan pengguna untuk mengambil foto malam atau foto dengan minim cahaya yang bagus saat menggunakan mode otomatis ataupun Night Mode.

Ketika digunakan untuk memotret di malam hari atau kondisi yang benar-benar gelap, kamera P30 tetap bisa menangkap objek yang nyaris tidak terlihat oleh mata.

{Baca juga: Klaim “Terbaik”, Huawei Bandingkan P30 Pro dengan iPhone Xs, Galaxy 10+ dan Kamera DSLR}

Memang kalau gelap sekali, kualitas tidak baik, karena detail objek kurang terlihat dengan maksimal. But, ini teknologi yang bagus dan bisa jadi breakthrough di ranah foto malam menggunakan smartphone. Berikut foto-fotonya:

Kamera P30 sebenarnya menangkap gambar dengan resolusi 10MP, bukan 40MP dalam pengaturan default-nya. Alasannya sederhana, pengaturan itu membuat pengguna dapat  mengambil foto berkualitas tinggi dengan detail dan warna yang tajam.

Jadi dalam proses pengambilan gambar, sistem akan memadatkan foto 40MP ke 10MP. Kebayang kan? Nah, Anda juga bisa mengambil gambar menggunakan opsi 40MP dengan masuk ke menu Resolution dan memilih opsi [4 : 3] 40MP, sehingga bisa menangkap gambar besar 40MP.

Huawei menyematkan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) bernama Master Ai untuk kamera P30. Teknologi ini secara default tidak aktif, tapi Anda bisa mengaktifkannya dengan menekan tombol AI di atas layar aplikasi.

Sesuai namanya, teknologi ini mampu memberikan pengaturan yang paling cocok untuk skenario foto yang diambil. Makanan misalnya, otomatis Master AI akan memberikan pengaturan “Food” yang foto sukses membuat siapapun yang melihatnya menjadi tertarik dan merasa lapar.

Ketika mengambil foto gedung-gedung, khususnya gedung-gedung ikonik, Master AI juga langsung memberikan pengaturan “Historical Building” yang membuat foto gedung bersejarah menjadi lebih epic. Berikut beberapa hasil fotonya:

Seperti yang sudah kami sebut sebelumnya, lensa ultra-wide P30 punya konfigurasi yang mirip dengan Huawei Mate 20. Karenanya, hasilnya pun mirip-mirip dengan kamera dari smartphone yang dirilis tahun lalu itu.

{Baca juga: Review Huawei Mate 20: Jagoan Baru dengan Teknologi Lengkap}

Huawei sepertinya mengerti kalau lensa ultra-wide pasti akan digunakan pengguna untuk mengambil gambar pemandangan, gedung-gedung tinggi, dan lainnya. Maka, dengan kombinasi Master AI, hasil fotonya pun patut untuk diapresiasi.

Ketika kami mencobanya, kamera ultra-wide dapat menangkap objek besar yang kami inginkan untuk masuk dalam satu frame. Kualitas fotonya juga bagus dengan detail dan warna yang tajam. Berikut foto-fotonya:

Nah, sekarang membahas soal kamera telephoto-nya. Kamera ini jadi satu-satunya yang disematkan OIS oleh Huawei. Alasannya sederhana, ketika pengguna memperbesar gambar, khususnya menggunakan digital-zoom, tampilan kamera tetap cukup stabil.

Seperti yang sudah kami sebutkan sebelumnya, teknologi SuperZoom Lens yang mampu mendukung optical-zoom 3x, hybrid-zoom 5x, dan digital-zoom 30x. Meski sudah memiliki OIS, kami tetap sarankan untuk menggunakan tripod ketika mengambil gambar dengan hybrid-zoom atau digital-zoom demi hasil yang maksimal dan fokus.

Ketika menggunakannya, kami menyukai fitur zooming dari P30 karena hasilnya tetap bagus dan berkualitas. Berikut beberapa hasil fotonya:

Kamera Selfie 32MP

Foto: Aditya Helmi/Telset.id

Huawei P30 memang tidak dipersiapkan sebagai smartphone selfie. Tapi, kameranya dengan sensor 32MP aperture f/2.0 sukses memberikan foto selfie yang impresif bagi kami pengguna yang jarang selfie.

Tentu itu artinya, kamera depan P30 dipastikan dapat memuaskan para pengguna yang suka selfie setiap saat karena kualitasnya yang bagus. Huawei seperti memberikan keunggulan software pada kamera utama ke kamera depan P30.

Saat digunakan untuk selfie di kondisi cahaya terik misalnya. Ketika smartphone lain biasanya menghasilkan foto selfie yang over-brightness yang membuat background menjadi nyaris putih terang dan wajah menjadi terlihat “bersinar”, kamera P30 tidak seperti itu.

Foto wajah tetap didapat dengan sempurna, begitu juga dengan background dari foto tersebut. Awan putih, langit biru, dan objek lainnya masih ditangkap dan ditampilkan dengan baik oleh kamera depan P30. Berikut beberapa hasil fotonya:

Video

Foto: Aditya Helmi/Telset.id

Huawei memang mengklaim kalau P30 Series punya kemampuan lebih di sektor kameranya. Klaim itu memang berlaku jika kita berbicara soal fotografi, tapi bagaimana dengan videografi?

Untuk urusan perekaman video, smartphone ini memang membuat pengguna dengan mudah mengambil video dengan cukup stabil meski hanya dibantu oleh AIS atau Huawei Artificial Intelligence Stabilization (karena OIS hanya terdapat di lensa telephoto saja).

Kualitas videonya juga patut untuk diapresiasi, hasilnya tajam dan warna yang diberikan juga memuaskan mata saat melihatnya. Apalagi, ada beberapa mode pengambilan video yang bisa digunakan, seperti AI Color dan Background Blur misalnya.

AI Color merupakan skenario yang membuat background menjadi berwarna hitam putih, dan objek utama (manusia) tetap berwarna. Sedangkan Background Blur, akan memfokuskan objek utama dan memberikan efek buram pada background video. Dengan fitur ini, kamera akan secara real-time mendeteksi kemanapun objek utama bergerak.

{Baca juga: Klaim “Terbaik”, Kamera Huawei P30 Pro Gak Punya 2 Fitur Ini}

Akan tetapi, klaim Huawei yang mengunggulkan sisi kamera pada P30 Series seakan perli “dipertanyakan”. Sebab, ada beberapa kekurangan yang menurut kami “cukup fatal” untuk sebuah smartphone flagship yang menjagokan kamera.

Pertama, tidak ada opsi perekaman video 4K di 60fps. Padahal, smartphone lain seperti Samsung Galaxy S10+ sudah mampu merekam video di mode tersebut.

Huawei P30 hanya sanggup merekam video 60fps pada kualitas 1080p atau Full HD. Sementara untuk perekaman 4K, hanya terbatas di 30fps saja.

Kedua, fitur slow-motion yang cenderung pas-pasan. Seperti versi pro, Huawei P30 hanya mampu merekan video slow-mo 120fps di kualitas 1080p. Apabila pengguna ingin menangkap video slow-mo 960fps, smartphone ini hanya dapat mengambilnya dengan kualtias HD atau 720p.

Kesimpulan

Foto: Aditya Helmi/Telset.id

Pertanyaan yang paling banyak ditanyakan pengguna adalah, apakah P30 worth to buy dengan harganya yang mencapai Rp 9,9 jutaan? Memang dengan selisih kurang lebih Rp 3 jutaan dibandingkan P30 Pro, membuat smartphone ini  terlihat “kemahalan” karena perbedaan teknologinya yang cukup jauh.

Padahal, smartphone ini hanya “dikurangi jatahnya” oleh Huawei dalam hal teknologi. Secara garis besar memang P30 punya teknologi yang sama, tapi dikurangi. Analoginya, Huawei P30 Pro nilai teknologinya 10, P30 hanya 7.

Layar misalnya, sama-sama mengusung panel OLED dengan resolusi Full HD+ dan dukungan HDR10. Bedanya, dari ukurannya dan panel layarnya yang melengkung dan tidak.

Dari spek, sama-sama menggunakan Kirin 980 tapi baterainya yang berbeda kapasitas serta power dari fast charging-nya. Kamera? Konfigurasinya hampir sama, lensa wide, ultra-wide, dan telephoto.

Yang berbeda adalah bukaan pada lensa utama, resolusi pada lensa ultra-wide dan tidak adanya fitur SuperZoom Lens dengan lensa periscope.

Well, sebenarnya tergantung dengan kondisi keuangan Anda. Apakah sanggup beli P30 Pro atau tidak. Dan jika tidak, ya pilihlah P30 dengan budget yang lebih murah.

Tapi apabila dibandingkan dengan harga smartphone flagship lainnya seperti Xiaomi Mi 9. Harga P30 pun akhirnya terlihat “lebih mahal”. Alasannya, Mi 9 dengan harga termurahnya mencapai 2.999 yuan atau Rp 6,3 jutaan (6GB/128GB), punya spesifikasi yang lebih kencang dan punya kamera dengan kualitas baik. Semuanya tergantung Anda. (FHP)

 

Kelebihan

Kekurangan

  • Layar OLED
  • Fitur sensor sidik jari di dalam layar
  • Warna body yang premium dan berbeda
  • Pas digenggam menggunakan satu tangan
  • Spesifikasi kencang dan mumpuni
  • Baterai awet
  • Triple Leica Camera System
  • Kamera selfie berkualitas
  • Desain berbeda jauh dari P30 Pro
  • Kamera belakang yang terlalu menonjol
  • Belum Fast Charging 40W
  • Video belum 4K @60fps
  • Video slow-mo yang pas-pasan
  • Bodi sangat ringkih

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI