Performa
Tentu saja setiap bicara performa, kita mempercayakan kecepatan dan kemampuan performa ini pertama kepada prosesor. Hisense Pureshot dan Pureshot+ sepertinya bisa dikatakan sebagai device mid-end pertama yang masuk ke Indonesia dengan prosesor Qualcomm Snapdragon yang baru, seri 415 (MSM8929).
Kalau tahun lalu banyak mid-end smartphone menggunakan prosesor Snapdragon 410 (MSM8916), prosesor Snapdragon 415 adalah penyempurnaan dari prosesor Snapdragon 410 yang sudah dikenal berperforma bagus.
Ada banyak keunggulan di Snapdragon 415 dibanding 410, walau sepertinya perbedaan kode angkanya tidak besar. Pertama, walau Snapdragon 410 sebelumnya digadang-gadang menjadi prosesor 64-bit untuk Android device, tampaknya jarang, bahkan bisa dikatakan belum ditemukan smartphone Android dengan prosesor Snapdragon 410 running di 64-bit, kebanyakan digunakan untuk proses 32-bit saja.
Smartphone mid-end sekarang dengan prosesor Snapdragon 415 dan menggunakan OS android minimal Lollipop seri 5.0, dipastikan akan running seluruhnya di 64bit, seperti yang di set pada Hisense Pureshot+ ini.
Snapdragon 415 juga memiliki core/inti prosesor lebih banyak dibanding seri 410 terdahulu, octacore (8 inti) dibanding quadcore (4 inti) pada seri 410. Clockspeed prosesor Snapdragon 415 di Hisense Pureshot+ juga di set bisa mencapai clockspeed tertingginya di 1.4GHz.
Perubahan besar lain dibanding Snapdragon terdahulu adalah penggunaan GPU (Graphic Processor Unit) seri yang lebih atas, Adreno 405. Jadi secara garis besar Snapdragon 415 ini lebih tinggi kelasnya (lebih mendekati Snapdragon seri 600 pada tahun sebelumnya), dibanding jajaran Snapdragon 400 series tahun lalu.
Hasilnya, secara benchmark, kelas kinerjanya di atas device-device dengan prosesor Snapdragon 400 series tahun lalu, dengan angka score AnTuTu benchmark sudah di atas angka 30 ribuan (34.000).
Benchmark GeekBench memperlihatkan kinerja single prosesor dan multiple prosesor. Secara single prosesor kinerjanya 1.5 kali lebih cepat dibanding jajaran mid-end yang menggunakan prosesor seri Snapdragon 410, dan secara multiple prosesor terlihat kalau 8 inti prosesor 400 series yang lebih baru ini bisa menghasilkan hampir 2x kinerja multiple Snapdragon 400 prosesor series sebelumnya.
Untuk mengetahui performa ketika digunakan bermain game, 3D Mark score juga menunjukkan hasil yang baik untuk perangkat mid-end di kelasnya , di angka sekitar 7.500. Ini juga hampir dua kali lebih besar dibanding mid-end dengan prosesor Snapdragon 400 series tahun kemarin yang biasanya berkisaran diangka 4.000-an.
Melihat angka-angka tersebut, dan membandingkannya dengan beberapa device flagship 1-2 tahun lalu, sebenarnya bisa dikatakan device mid-end sekarang seperti Hisense Pureshot+ ini memiliki kinerja yang mirip dengan device-device flagship 1-2 tahun lalu.
Pada 1-2 tahun lalu memang terasa agak jauh kinerja sebuah device hi-end dengan sebuah device flagship, banyak aplikasi seperti game-game dengan grafik bagus, tersendat-sendat dimainkan di sebuah mid-end smartphone. Tetapi sekarang, agak sulit menemukan game-game yang memerlukan render grafis intensif untuk tidak lancar dimainkan di sebuah mid-end device seperti Hisense Pureshot+. Semua dirasakan lancar-lancar saja, tanpa stutter, paling hanya FPS (Frame Per Second) nya tidak setinggi device-device flagship tahun ini.
Secara penggunaan setiap hari, Hisense Pureshot+ bisa digunakan dengan baik, lancar, dan berpindah-pindah aplikasi juga bisa dilakukan dengan mudah. Memiliki RAM 2GB, sisa free RAM rata-rata masih optimal berkisar 300MB -800MB, dan selama digunakan tidak pernah sampai terjadi warning, kalau sisa RAM mencapai titik kritis. Untuk mereka yang sering khawatir dengan banyaknya running program di belakang, disediakan menu clean RAM satu langkah yang bisa diakses dengan cepat melalui tombol recent apps.
Sama dengan pengaturan menu pada banyak device brand China, untuk aplikasi-aplikasi yang kita inginkan selalu running dan tidak tiba-tiba tertutup oleh manajemen RAM, swipe ke bawah pada aplikasi yang dipilih, maka akan diberikan tanda kunci yang berarti aplikasi tersebut tidak akan otomatis ditutup secara otomatis atau pada saat dilakukan cleaning manual. Biasanya fitur ini dibutuhkan untuk aplikasi-aplikasi chatting, dimana jika tidak sengaja tertutup, aplikasi ini sering tidak memberikan notifikasi walau ada pesan yang masuk.
Untuk internal storage, Pureshot+ menyediakan 16 GB memory, (sebagian internal memory ini digunakan oleh sistem operasi dan menyisakan 11.33GB) dan mendukung eksternal memory dalam bentuk micro SD yang support hingga 128GB. Sayangnya device ini belum mendukung akses USB OTG (On The Go), sehingga belum bisa menggunakan flashdisk atau eksternal USB storage.
Belum jelas diketahui apakah kendala OTG ini hanya secara software yang nantinya bisa diaktifkan ketika update, atau memang default by hardware. Semua kebutuhan daya, disupply dari baterai berukuran 2.500 mAh yang bisa dicabut pasang (removeable).