Beranda blog Halaman 69

Realme P4 Pro 5G: Ponsel Budget dengan DNA Flagship dan Desain iPhone 17 Pro

0

Telset.id – Bayangkan mendapatkan smartphone dengan ketahanan air level flagship, layar OLED berkualitas tinggi, dan desain yang terinspirasi iPhone 17 Pro—dengan harga yang tidak bikin kantong jebol. Realme baru saja mewujudkannya melalui peluncuran Realme P4 Pro, ponsel yang siap mengacak-acak segmen budget dengan spesifikasi yang biasanya hanya ditemukan di perangkat premium.

Realme P4 Pro hadir dengan desain yang langsung menarik perhatian. Modul kamera persegi panjang di bagian belakangnya mengingatkan pada bocoran desain iPhone 17 Pro yang beredar beberapa waktu terakhir. Namun, jangan salah—Realme tidak sekadar meniru. Mereka menghadirkan ponsel dengan bodi ramping setebal 7,68mm dan bobot hanya 189 gram, membuatnya nyaman digenggam tanpa mengorbankan daya tahan. Bahkan, perangkat ini sudah dilengkapi sertifikasi IP68 + IP69, level ketahanan air dan debu yang jarang ditemukan di segmen harganya.

Layarnya? Jangan ditanya. Realme P4 Pro menggunakan panel OLED 6,8 inci dengan resolusi 1,5K, refresh rate 144Hz, dan dukungan warna 100% DCI-P3. Bagi yang sensitif terhadap flicker layar, Realme menyertakan PWM dimming hingga 4608Hz dan DC dimming. Layarnya juga dilapisi Corning Gorilla Glass 7i dan mampu mencapai kecerahan puncak hingga 6500 nits—angka yang cukup untuk penggunaan di bawah terik matahari.

Di balik bodi yang slim, Realme menyematkan baterai raksasa berkapasitas 7.000mAh. Kombinasi dengan chipset Snapdragon 7 Gen 4 yang efisien membuat daya tahan baterainya dijamin luar biasa. Dan ketika baterai habis, Anda hanya perlu menunggu sebentar berkat dukungan pengisian cepat 80W. Performa? Snapdragon 7 Gen 4 dipadukan dengan RAM hingga 12GB LPDDR4X dan penyimpanan UFS 3.1 256GB—cukup untuk menjalankan aplikasi berat dan gaming tanpa lag.

Di sektor fotografi, Realme P4 Pro tidak main-main. Kamera belakangnya terdiri dari sensor utama 50MP dan ultra-wide 8MP, sementara kamera selfie-nya juga 50MP. Fitur AI seperti AI Hyper Clarity dan AI Hyper Motion hadir untuk memastikan hasil jepretan tetap tajam bahkan dalam kondisi cahaya minim.

Fitur pendukung lainnya termasuk IR blaster, pemindai sidik jari in-display, speaker stereo, dukungan dual SIM, Bluetooth 5.4, dan WiFi 6. Realme P4 Pro tersedia dalam tiga pilihan warna: Birch Wood, Dark Oak Wood, dan Midnight Ivy.

Harga? Realme P4 Pro dibanderol mulai Rs 24.999 untuk varian 8GB + 128GB. Varian 8GB + 256GB dijual seharga Rs 26.999, sementara yang 12GB + 256GB dibanderol Rs 28.999.

Realme terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan ponsel dengan nilai terbaik. Sebelumnya, mereka juga telah memperpanjang dukungan update untuk seri 14 dan 15, menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap pengalaman pengguna jangka panjang. Realme P4 Pro bisa dibilang adalah jawaban bagi mereka yang menginginkan hampir semua fitur flagship tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

Dengan spesifikasi seperti ini, Realme P4 Pro tidak hanya bersaing dengan sesama ponsel budget, tetapi juga memberi tekanan pada ponsel mid-range bahkan entry-level flagship. Jika Anda mencari ponsel yang tangguh, cepat, dan stylish—tanpa harus menjual ginjal—Realme P4 Pro layak jadi pertimbangan utama.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Realme berhasil menghadirkan ponsel sempurna untuk segmen budget? Atau masih ada yang kurang? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar.

HMD Fuse: Smartphone Pertama di Dunia yang Dibuat Khusus untuk Anak

0

Telset.id – Di era digital yang semakin kompleks, kekhawatiran orang tua terhadap keamanan online anak-anak mereka bukan lagi sekadar isu sampingan. Bagaimana jika ada smartphone yang dirancang khusus untuk melindungi anak dari konten dewasa berbahaya, sekaligus mencegah mereka mengirim atau menerima konten tidak pantas? HMD menjawab dengan inovasi terbaru: HMD Fuse, ponsel pertama di dunia dengan fitur HarmBlock+.

Bukan rahasia lagi bahwa anak-anak zaman now lebih melek teknologi daripada generasi sebelumnya. Tapi di balik kemudahan akses informasi, tersembunyi bahaya yang mengintai—dari konten dewasa hingga risiko perundungan siber. HMD Fuse hadir sebagai solusi, bukan sekadar gadget, melainkan perangkat yang memprioritaskan keselamatan psikologis dan digital anak. Lantas, apa yang membuat ponsel ini begitu istimewa?

HMD Fuse

Fitur andalan HMD Fuse adalah HarmBlock+, teknologi canggih yang bekerja di level sistem operasi untuk mencegah anak merekam atau mengirim konten telanjang. Lebih dari itu, fitur ini juga memblokir akses ke gambar-gambar seksual atau konten dewasa lainnya—bahkan yang diambil dari livestream. Bayangkan, sebagai orang tua, Anda bisa bernapas lega karena ponsel ini secara aktif melindungi anak dari paparan negatif, tanpa harus terus-menerus memantau layar mereka.

Kolaborasi HMD dengan SafeToNet dalam mengembangkan HarmBlock+ menunjukkan komitmen serius terhadap keamanan digital. Sebelumnya, HMD telah bekerja sama dengan Xplora pada 2024 untuk menciptakan smartphone bebas kecanduan. Kini, dengan dukungan AI dan kontrol orang tua yang terintegrasi di OS, HMD Fuse bukan hanya sekadar ponsel, melainkan teman digital yang bertanggung jawab.

Dari segi spesifikasi, HMD Fuse tidak main-main. Layar 6,56 inci dengan resolusi HD+ dan refresh rate 90Hz memastikan pengalaman visual yang mulus, sementara kecerahan hingga 600 nits membuatnya tetap terbaca di bawah sinar matahari. Di dalamnya, Snapdragon 4 Gen 2 dan RAM 6GB menjamin performa responsif untuk aktivitas sehari-hari, mulai dari mengerjakan tugas sekolah hingga video call dengan keluarga.

Baterai 5.000mAh adalah pilihan cerdas untuk anak yang mungkin lupa mengisi daya—ponsel ini bisa bertahan seharian penuh, dengan dukungan pengisian cepat 33W. Untuk fotografi, kamera belakang 108MP dan kamera depan 50MP dengan autofocus memungkinkan anak mengekspresikan kreativitas tanpa khawatir terhadap konten yang tidak pantas, berkat filter HarmBlock+.

Fitur lainnya tak kalah mengesankan: Android 15 yang terbaru, Bluetooth 5.1, jack audio 3,5mm, pemindai sidik jari samping, dan rating IP54 untuk ketahanan terhadap air dan debu. HMD Fuse dirancang untuk bertahan dalam kehidupan aktif anak-anak, sekaligus melindungi mereka dari dunia maya yang seringkali liar.

Harga? HMD Fuse saat ini diluncurkan eksklusif di Inggris dengan Vodafone, seharga £33 per bulan. Meski belum tersedia secara global, langkah ini menandai awal dari tren smartphone ramah anak yang mungkin segera menyebar ke pasar lainnya. Bagi orang tua yang rela berkorban untuk memberikan yang terbaik bagi anak, HMD Fuse bisa menjadi investasi berharga untuk masa depan digital mereka.

Namun, pertanyaannya: seberapa efektif teknologi seperti HarmBlock+ dalam dunia nyata? Penggunaan AI untuk memblokir konten memang menjanjikan, tapi tidak ada sistem yang sempurna. Orang tua tetap perlu terlibat aktif dalam pendidikan digital anak, karena ketergantungan pada gadget bisa menjadi masalah lain yang perlu diwaspadai.

HMD Fuse bukan sekadar produk—ia adalah pernyataan bahwa industri tech mulai menyadari tanggung jawabnya terhadap konsumen muda. Dengan pendekatan yang humanis dan teknologis, ponsel ini berpotensi mengubah cara kita memandang keamanan digital untuk generasi berikutnya. Jadi, apakah ini akhir dari kekhawatiran orang tua? Mungkin belum, tapi setidaknya, ini awal yang baik.

Xiaomi Redmi 15C Bakal Punya Update Android 4 Tahun dan 6 Tahun Security Update

0

Telset.id – Bayangkan membeli smartphone entry-level hari ini dan masih mendapatkan update software segar empat tahun ke depan. Itulah janji yang dibawa Xiaomi Redmi 15C dengan komitmen update Android selama 4 tahun dan security update hingga 6 tahun. Dengan harga mulai Rp 1.599.000, apakah ini menjadi pertimbangan terbaik untuk investasi jangka panjang?

Dalam peluncurannya di Jakarta, Falencia Naoenz, PR Manager Xiaomi Indonesia, menegaskan bahwa Redmi 15C dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak muda Indonesia yang selalu terhubung. “Dengan membawa semangat always ready, hari ini kami hadirkan Redmi 15C,” ujarnya. Komitmen update software yang panjang ini menjadi nilai tambah signifikan di kelas entry-level, dimana biasanya pengguna hanya mendapat dukungan terbatas.

Lalu, bagaimana strategi Xiaomi menghadirkan harga update Android Redmi 15C yang tetap terjangkau meski dengan dukungan update extended? Rupanya, ini bukan sekadar janji marketing belaka. HyperOS 2 berbasis Android 15 yang menjadi sistem operasi bawaan telah dioptimalkan untuk memberikan experience konsisten selama periode update tersebut.

Investasi Jangka Panjang di Kelas Entry-Level

Bicara tentang harga update Android Redmi 15C, kita sebenarnya membicarakan value proposition yang jarang ditemukan di segmen ini. Biasanya, smartphone entry-level hanya mendapatkan 1-2 tahun update OS sebelum akhirnya ditinggalkan. Namun Xiaomi dengan berani menawarkan 4 tahun update Android dan 6 tahun security update – sesuatu yang bahkan beberapa flagship lama pun tak menjanjikan.

Dengan banderol Rp 1.599.000 untuk varian 6/128GB dan Rp 1.799.000 untuk 8/256GB, Redmi 15C seolah mengatakan: “Kami serius dengan masa depan perangkat Anda.” Ini menjadi pertimbangan penting bagi konsumen yang ingin tetap aman dan up-to-date tanpa harus mengganti ponsel setiap 1-2 tahun sekali.

Dukungan Software yang Komprehensif

Tak hanya update sistem operasi, Redmi 15C juga dibekali fitur-fitur modern seperti Circle to Search with Google dan integrasi Google Gemini. Fitur interkoneksi perangkat melalui Call Sync dan Shared Clipboard menunjukkan bahwa Xiaomi tak hanya berpikir tentang hari ini, tetapi juga ekosistem digital pengguna di masa depan.

Dengan baterai 6000mAh yang diklaim tahan 22 jam pemutaran video, kombinasi daya tahan baterai dan dukungan software jangka panjang ini menjadi paket komplet untuk pengguna yang menginginkan perangkat “setia menemani” dalam jangka waktu lama. Bandingkan dengan beberapa ponsel 4 jutaan terbaik yang mungkin tak menjanjikan update sebanyak ini.

Kompetisi di Segmen Entry-Level

Ketika pesaing seperti Infinix Hot 60 5G menawarkan teknologi 5G dengan harga kompetitif, Redmi 15C memilih fokus berbeda: longevity melalui dukungan software extended. Pilihan yang menarik karena berbicara langsung pada pain point pengguna entry-level yang sering frustrasi dengan perangkat yang cepat usang secara software.

Bagi gamer casual, meski Redmi 15C tidak secara khusus ditujukan untuk gaming berat, dukungan software jangka panjang berarti game-game favorit Anda akan tetap kompatibel untuk tahun-tahun mendatang. Seperti halnya headset gaming murah dengan performa premium, value for money menjadi kunci utama.

Jadi, apakah harga update Android Redmi 15C yang mulai Rp 1.599.000 worth it untuk investasi 4-6 tahun ke depan? Dengan spesifikasi yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan janji update yang ambitious, jawabannya cenderung: ya. Terutama bagi Anda yang mencari partner digital yang tak hanya murah hari ini, tetapi juga tetap relevan besok.

Xiaomi Redmi 15C Resmi di Indonesia: HP Entry-Level dengan Baterai Monster

0

Telset.id – Bayangkan sebuah smartphone entry-level yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga siap menemani Anda sepanjang hari tanpa khawatir kehabisan daya. Itulah yang ditawarkan Xiaomi melalui Redmi 15C, yang baru saja diluncurkan secara resmi di Indonesia. Dengan kombinasi layar besar, baterai jumbo, dan harga yang ramah kantong, perangkat ini siap menjadi pilihan utama bagi pengguna yang mengutamakan ketahanan dan kenyamanan dalam penggunaan sehari-hari.

Falencia Naoenz, PR Manager Xiaomi Indonesia, menegaskan komitmen brand dalam memahami kebutuhan generasi muda. “Mayoritas muda di Indonesia itu menggunakan handphone mereka untuk mengakses internet, terutama untuk kebutuhan entertainment. Nah kami paham banget nih sama kebutuhan dan perubahan gaya hidup anak-anak muda di Indonesia. Makanya dengan membawa semangat yang selalu kami bawa di Redmi, yaitu always ready, hari ini kami Redmi 15C,” ujarnya dalam acara peluncuran di Jakarta, Rabu (20/8/2025). Pernyataan ini bukan sekadar jargon marketing, melainkan refleksi dari spesifikasi yang ditawarkan.

Lantas, apa saja yang membuat Redmi 15C layak dipertimbangkan? Mari kita telusuri lebih dalam.

Desain yang Nyaman dan Elegan

Redmi 15C hadir dengan bodi ultra-slim setebal 7,99 mm yang dilengkapi desain 3D quad-curved, membuatnya nyaman digenggam bahkan dalam waktu lama. Bagian belakangnya menggunakan floating crater deco yang tidak hanya terlihat modern, tetapi juga memberikan efek permainan cahaya halus dan elegan. Dengan berat 205g, perangkat ini terasa solid tanpa memberatkan.

Content image for article: Xiaomi Redmi 15C Resmi di Indonesia: HP Entry-Level dengan Baterai Monster

Xiaomi menyediakan empat pilihan warna yang menarik: Midnight Black, Mint Green, Twilight Orange, dan Moonlight Blue. Setiap varian memiliki karakter sendiri, memastikan pengguna dapat mengekspresikan gaya personal mereka.

Layar Besar dengan Perlindungan Mata

Layar IPS LCD 6,9 inch beresolusi HD+ (720 x 1640 piksel) menjadi salah satu daya tarik utama. Dengan refresh rate hingga 120 Hz, pengalaman menonton video, bermain game, atau berselancar di media sosial terasa lebih mulus dan responsif. Tingkat kecerahan puncak 810 nits memastikan visibilitas tetap optimal bahkan di bawah sinar matahari langsung.

Yang tidak kalah penting, Xiaomi membekali layar ini dengan sertifikasi TÜV Rheinland untuk Low Blue Light (Software Solution), Flicker Free, dan Circadian Friendly. Dipadukan dengan DC Dimming, fitur ini membantu mengurangi kelelahan mata, bahkan saat digunakan dalam kondisi cahaya redup. Ini adalah nilai tambah signifikan bagi pengguna yang menghabiskan banyak waktu di depan layar.

Dapur Pacu Tangguh untuk Kebutuhan Harian

Ditenagai chipset MediaTek Helio G81 Ultra berbasis arsitektur 12nm, Redmi 15C menjanjikan performa yang cukup untuk menjalankan aplikasi sehari-hari dengan lancar. Chipset ini dipadukan dengan opsi RAM 6 GB atau 8 GB, serta penyimpanan internal 128 GB atau 256 GB yang masih dapat diperluas menggunakan kartu microSD hingga 1 TB. Konfigurasi ini memastikan pengguna tidak perlu khawatir kehabisan ruang untuk menyimpan foto, video, atau aplikasi favorit.

Meski bukan ditujukan sebagai HP gaming dedicated, kombinasi chipset dan RAM yang mumpuni memungkinkan perangkat ini menjalankan game mobile populer dengan setting menengah tanpa lag berarti. Bagi yang mencari alternatif dengan fokus gaming, beberapa opsi seperti nubia Neo 3 Series juga patut dipertimbangkan.

Fotografi yang Memadai

Untuk segmen entry-level, kamera 50 MP pada Redmi 15C termasuk mengesankan. Kemampuannya menghasilkan foto detail tajam di berbagai kondisi pencahayaan menjadi nilai jual yang kuat. Di bagian depan, kamera selfie 8 MP wide (f/2.0) cukup untuk kebutuhan video call atau swafoto casual. Meski tidak menawarkan fitur fotografi canggih seperti flagship, hasilnya lebih dari memadai untuk dokumentasi sehari-hari.

Baterai Monster dan Fitur Pendukung

Inilah senjata utama Redmi 15C: baterai 6.000 mAh yang diklaim dapat digunakan untuk 22 jam memutar video dan 82 jam mendengar musik. Dibekali fast charging 33W, pengisian 50% hanya membutuhkan waktu 31 menit. Daya tahan baterai sebesar ini sangat langka di segmen entry-level, menjadikannya solusi ideal bagi pengguna yang sering mobile atau tinggal di daerah dengan akses charger terbatas.

Sistem operasi Android 15 dengan antarmuka HyperOS 2 menawarkan pengalaman yang fresh dan efisien. Xiaomi menjanjikan 4 kali update Android dan enam tahun pembaruan security update, komitmen yang jarang ditemui di kelas harganya. Fitur pintar seperti Circle to Search with Google dan integrasi Google Gemini menambah nilai fungsionalitas perangkat.

Fitur lain yang patut diapresiasi termasuk IP64 dust and water resistance, Wet Touch 2.0 yang membuat layar tetap responsif meski jari basah, sensor sidik jari samping, jack audio 3,5 mm, serta 200% volume boost. Untuk melengkapi pengalaman, perangkat seperti Lenovo Legion R360 dapat menjadi teman setia saat menikmati konten audio.

Harga dan Ketersediaan

Redmi 15C mulai dijual pada 25 Agustus 2025 dengan banderol yang sangat kompetitif. Varian 6/128 GB dibanderol Rp 1.599.000, sementara varian 8/256 GB hadir dengan harga Rp 1.799.000. Posisinya yang berada di bawah Rp 2 juta membuatnya bersaing ketat dengan deretan HP 4 jutaan terbaik lainnya.

Dengan segala keunggulan yang ditawarkan, Redmi 15C bukan sekadar smartphone entry-level biasa. Ia hadir sebagai solusi lengkap untuk pengguna yang menginginkan perangkat handal tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. Apakah ini akan menggeser preferensi pasar? Waktu yang akan menjawabnya.

Redmi 15C Resmi di Indonesia, Harga Mulai Rp 1,6 Juta!

0

Telset.id – Bagaimana jika Anda bisa mendapatkan smartphone dengan layar besar, baterai tahan seharian, dan performa andal dengan harga yang tak bikin kantong jebol? Xiaomi baru saja menjawabnya dengan meluncurkan Redmi 15C di Indonesia, sebuah ponsel entry-level yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan digital generasi muda.

Falencia Naoenz, PR Manager Xiaomi Indonesia, menegaskan komitmen brand dalam memahami dinamika konsumen muda. “Mayoritas muda di Indonesia menggunakan handphone mereka untuk mengakses internet, terutama untuk kebutuhan entertainment. Kami paham banget sama kebutuhan dan perubahan gaya hidup anak-anak muda. Makanya dengan membawa semangat always ready, hari ini kami luncurkan Redmi 15C,” ujarnya dalam acara peluncuran di Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Dengan segmen pasar yang semakin kompetitif, kehadiran Redmi 15C bukan sekadar tambahan varian, melainkan strategi tepat untuk merangkul pengguna yang menginginkan perangkat serba-bisa tanpa kompromi pada daya tahan dan pengalaman visual.

Spesifikasi yang Bicara: Layar, Baterai, dan Performa

Redmi 15C smartphone entry-level dengan desain elegan dan layar besar
Redmi 15C hadir dengan baterai 6000 mAh dan layar 6,9 inci berrefresh rate 120Hz.

Redmi 15C datang dengan layar IPS LCD 6,9 inci beresolusi HD+ yang mendukung refresh rate hingga 120 Hz. Bagi Anda yang gemar menonton video atau bermain game, layar ini menjanjikan kelancaran visual yang biasanya ditemukan di ponsel kelas menengah. Tak hanya itu, sertifikasi TÜV Rheinland untuk Low Blue Light dan Flicker Free turut melindungi mata dari kelelahan, bahkan saat digunakan dalam waktu lama.

Dapur pacunya ditenagai chipset MediaTek Helio G81 Ultra yang dibangun dengan arsitektur 12nm. Dipadukan dengan pilihan RAM 6 GB atau 8 GB serta penyimpanan internal hingga 256 GB (yang masih bisa diperluas via microSD), ponsel ini siap menangani multitasking dan penyimpanan konten hiburan tanpa lag berarti. Cocok untuk mereka yang kerap berganti aplikasi antara media sosial, streaming, dan game ringan.

Soal ketahanan, Redmi 15C dibekali baterai 6000 mAh yang diklaim mampu bertahan hingga 22 jam untuk pemutaran video atau 82 jam untuk mendengarkan musik. Fitur fast charging 33W memungkinkan pengisian 50% hanya dalam 31 menit—solusi praktis untuk gaya hidup mobile yang tak pernah berhenti.

Fitur Tambahan yang Membuat Beda

Selain spesifikasi inti, Redmi 15C menyuguhkan sejumlah fitur yang kerap diabaikan di segmen entry-level. Mulai dari kamera utama 50 MP yang mampu menangkap detail tajam, kamera depan 8 MP untuk selfie dan video call, hingga proteksi IP64 terhadap debu dan percikan air. Bahkan, teknologi Wet Touch 2.0 memastikan layar tetap responsif meski jari dalam keadaan basah—sesuatu yang sangat berguna dalam iklim tropis Indonesia.

Di sisi software, ponsel ini menjalankan HyperOS 2 berbasis Android 15 dengan janji pembaruan hingga 4 versi Android dan 6 tahun security update. Fitur pintar seperti Circle to Search with Google dan integrasi Google Gemini turut memperkaya pengalaman pengguna, sementara fitur interkoneksi perangkat memudahkan transfer data antar-gadget.

Dengan bodi setipis 7,99 mm dan desain 3D quad-curved, Redmi 15C tidak hanya nyaman digenggam tetapi juga tampil elegan berkat floating crater deco di bagian belakang. Pilihan warna Midnight Black, Mint Green, Twilight Orange, dan Moonlight Blue memberikan opsi personalisasi sesuai selera.

Harga Redmi 15C: Terjangkau dengan Value Menjanjikan

Xiaomi membanderol Redmi 15C dengan harga yang sangat kompetitif. Untuk varian 6/128 GB, harganya ditetapkan di Rp 1.599.000, sementara varian 8/256 GB dibanderol Rp 1.799.000. Dengan range harga ini, Redmi 15C tidak hanya bersaing ketat dengan sesama ponsel entry-level, tetapi juga menawarkan value lebih dalam hal kapasitas baterai, kecepatan charging, dan fitur tambahan seperti NFC dan sertifikasi ketahanan.

Bagi Anda yang mencari ponsel dengan baterai besar dan layar luas di bawah Rp 2 juta, Redmi 15C layak dipertimbangkan. Apalagi dengan dukungan fitur modern seperti fast charging 33W dan perlindungan mata pada layar, ponsel ini berhasil menjembatani kebutuhan fungsional dan kenyamanan.

Penjualan perdana Redmi 15C di Indonesia dimulai pada 25 Agustus 2025. Dengan kombinasi spesifikasi solid dan harga terjangkau, tidak heran jika ponsel ini diprediksi menjadi salah yang paling laris di segmennya, mengingat tren konsumen yang semakin sadar akan value for money.

Sebagai perbandingan, ponsel dengan spesifikasi serupa biasanya dijual dengan harga sedikit lebih tinggi, atau mengorbankan fitur seperti refresh rate tinggi atau kapasitas baterai besar. Keberadaan Redmi 15C bisa menjadi penyeimbang di pasar yang didominasi oleh merek lain seperti Infinix dengan varian terjangkaunya, atau bahkan ponsel gaming entry-level seperti nubia Neo 3.

Jadi, apakah Redmi 15C worth it? Untuk segmen harganya, jawabannya adalah: sangat. Terutama jika Anda mengutamakan daya tahan baterai, kenyamanan visual, dan dukungan fitur harian yang lengkap. Tertarik mencoba?

Apple Kembangkan Robot Rumah dengan Siri yang Lebih “Hidup”

0

Telset.id – Bayangkan jika asisten digital Anda tidak lagi sekadar suara dari speaker, melainkan entitas yang bisa bergerak, menatap, dan bahkan tersenyum. Itulah yang sedang dipersiapkan Apple di balik layar, menurut laporan eksklusif Bloomberg. Perusahaan asal Cupertino itu dikabarkan sedang menggarap beberapa proyek robotika ambisius, termasuk robot rumah yang menggabungkan kecerdasan buatan dengan kepribadian Siri yang lebih “hidup”.

Setelah proyek mobil otonom yang akhirnya dibatalkan, Apple rupanya tidak berhenti berinovasi. Kini, mereka beralih ke ranah yang mungkin lebih personal: robotika konsumen. Bocoran terbaru mengindikasikan bahwa tim khusus di bawah pimpinan eksekutif Apple, Kevin Lynch, tengah mengembangkan perangkat revolusioner yang bisa mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi sehari-hari.

Lalu, seperti apa sebenarnya yang sedang dibangun Apple? Salah satu konsep paling matang digambarkan sebagai layar mirip iPad yang dipasang pada lengan robot. Perangkat ini tidak hanya menampilkan konten, tetapi juga mampu bergerak secara dinamis. Bayangkan saat Anda melakukan panggilan FaceTime—layar akan berputar mengikuti pergerakan Anda, memastikan kontak mata tetap terjaga. Fitur serupa sebenarnya sudah pernah muncul di konsep laptop futuristik, tetapi Apple berpotensi membawanya ke tingkat yang lebih personal dan interaktif.

Yang membuatnya semakin menarik adalah integrasi Siri yang ditingkatkan. Asisten digital Apple ini dikabarkan akan mampu melakukan percakapan yang “lebih alami”, jauh melampaui sekadar perintah suara sederhana. Bahkan, Apple sedang menguji wajah ramah di layar—mungkin mirip dengan smiley ikonik di macOS Finder—untuk menciptakan kesan yang lebih hangat dan manusiawi.

Selain itu, perangkat ini dirancang untuk memahami konteks. Misalnya, jika Anda membicarakan rencana makan malam, robot mungkin akan menampilkan rekomendasi restoran terdekat. Ini bukan sekadar eksekusi perintah, melainkan antisipasi kebutuhan pengguna—sesuatu yang selama ini menjadi tantangan terbesar asisten digital.

Namun, lengan robot dengan layar bukanlah satu-satunya proyek. Apple disebutkan juga mengeksplorasi bentuk robotika lain, termasuk asisten beroda (serupa dengan Amazon Astro) dan bahkan model humanoid. Di sisi industri, perusahaan dilaporkan mengembangkan lengan robot besar berkode T1333. Langkah ini sejalan dengan komitmen Apple terhadap otomatisasi, seperti yang terlihat dari upaya daur ulang menggunakan robot Daisy yang semakin gencar.

Meski terdengar menjanjikan, jalan menuju produk akhir tidak selalu mulus. Sejarah proyek mobil Apple menjadi pengingat bahwa inovasi besar bisa saja kandas di tengah jalan. Tantangan teknis, regulasi, dan penerimaan pasar adalah hambatan nyata. Namun, lengan robot dengan layar disebutkan sebagai yang paling dekat dengan realisasi, dengan perkiraan peluncuran sekitar tahun 2027.

Jika berhasil, Apple berpotensi mendefinisikan ulang konsep asisten pintar. Alih-alih perangkat statis, mereka membayangkan sesuatu yang interaktif dan responsif. Bahkan, versi konsumen mungkin akan diluncurkan bersamaan dengan iPhone di masa depan, mungkin seawal 2026. Ini bisa menjadi momen dimana AI tidak hanya terdengar, tetapi juga terlihat dan bergerak layaknya mitra digital yang sesungguhnya.

Perkembangan ini juga menarik dilihat dari persaingan teknologi besar. Sementara perusahaan seperti Meta fokus pada penguatan teknologi voice cloning, atau persaingan sengit di bidang antarmuka otak-komputer seperti Synchron vs Neuralink, Apple memilih pendekatan yang lebih tangible: robotika yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari.

Jadi, apakah kita akan melihat Siri berjalan-jalan di rumah suatu hari nanti? Jawabannya mungkin lebih dekat dari yang kita kira. Yang pasti, langkah Apple ini menunjukkan bahwa masa depan teknologi tidak hanya tentang menjadi lebih pintar, tetapi juga lebih… hidup.

Harga dan Spesifikasi Xiaomi 15T Bocor, Siap Guncang Pasar!

0

Pernahkah Anda merasa bahwa ponsel flagship semakin mahal, sementara fitur yang ditawarkan tak selalu sebanding dengan harganya? Di tengah gejolak ekonomi global yang mempengaruhi daya beli konsumen, kehadiran smartphone berkualitas tinggi dengan harga terjangkau menjadi seperti oase di padang pasir. Xiaomi, dengan strategi pasarnya yang agresif, tampaknya memahami betul kebutuhan ini.

Seri T dari Xiaomi telah lama menjadi pilihan bagi mereka yang menginginkan performa flagship tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Posisinya yang strategis—tepat di bawah seri numerik premium—menjadikan seri ini primadona di banyak pasar, termasuk Asia Tenggara. Kini, dengan persiapan peluncuran Xiaomi 15T dan 15T Pro, gelombang ekspektasi pun mulai membesar.

Bocoran terbaru yang berhasil dihimpun dari sumber terpercaya mengungkap detail menarik mengenai harga, varian warna, dan konfigurasi penyimpanan untuk kedua model tersebut. Informasi ini tidak hanya memberikan gambaran awal bagi calon pembeli, tetapi juga menjadi bahan analisis mengenai strategi Xiaomi menghadapi kompetisi di akhir tahun.

Detail Bocoran Harga dan Varian Xiaomi 15T Series

Menurut laporan dari tipster ternama Sudhanshu Ambhore yang dibagikan kepada XpertPick, Xiaomi 15T akan hadir dalam satu varian penyimpanan saja, yakni 12GB RAM + 256GB storage. Untuk pasar Eropa, ponsel ini dibanderol dengan harga 649 Euro. Tersedia dalam tiga pilihan warna: Gold, Gray, dan Black. Pilihan warna yang klasik ini tampaknya ditujukan untuk menyasar segmen konsumen yang mengutamakan kesan elegan dan timeless.

Sementara itu, sang kakak, Xiaomi 15T Pro, menawarkan fleksibilitas lebih dengan dua opsi penyimpanan: 12GB + 256GB seharga 799 Euro dan 12GB + 512GB yang diprediksi berkisar di 899 Euro. Warna yang ditawarkan sama dengan varian reguler, yaitu Black, Gold, dan Gray. Bocoran ini juga menyisakan ruang untuk kemungkinan hadirnya varian 1TB di beberapa pasar tertentu, meskipun belum dikonfirmasi secara resmi.

Perlu dicatat bahwa harga yang tercantum adalah untuk wilayah Eropa, yang dikenal memiliki struktur harga lebih tinggi akibat faktor pajak dan biaya distribusi. Seperti yang terjadi pada peluncuran Xiaomi 15 Series di Indonesia, harga untuk pasar Asia—khususnya India dan Indonesia—diprediksi akan lebih kompetitif dan terjangkau.

Posisi Strategis Seri T dalam Lini Produk Xiaomi

Seri T selalu menempati posisi unik dalam portofolio Xiaomi. Berada di antara seri flagship penuh (seperti Xiaomi 15) dan seri mid-range, produk ini menawarkan kompromi yang hampir sempurna antara performa dan harga. Dengan spesifikasi yang sering kali mendekati flagship—terutama dalam hal chipset dan kamera—Xiaomi 15T dan 15T Pro diprediksi akan menjadi pesaing berat bagi merek lain yang bermain di segmen yang sama.

Apalagi, komitmen Xiaomi dalam memberikan update software jangka panjang turut menambah nilai jual produk-produk terbarunya. Konsumen tidak hanya mendapatkan hardware yang mumpuni, tetapi juga jaminan bahwa perangkat mereka akan tetap relevan dalam beberapa tahun ke depan.

Sinyal Peluncuran yang Semakin Kuat

Bocoran harga dan varian ini bukanlah satu-satunya tanda bahwa Xiaomi 15T Series telah siap untuk diluncurkan. Beberapa waktu lalu, kedua model tersebut telah mendapatkan sertifikasi dari NBTC di Thailand dan IMDA di Singapura. Sertifikasi semacam ini biasanya menjadi indikator kuat bahwa produk telah memenuhi persyaratan regulasi dan siap untuk dipasarkan dalam waktu dekat.

Dengan persiapan yang tampaknya sudah matang, tidak menutup kemungkinan bahwa Xiaomi akan segera mengumumkan tanggal peluncuran resmi untuk seri terbarunya ini. Mengingat tradisi Xiaomi yang kerap menggelar event global untuk produk flagship-nya, kita mungkin akan menyaksikan sebuah acara virtual yang spektakuler dalam beberapa minggu ke depan.

Bagi Anda yang tengah mempertimbangkan untuk membeli ponsel flagship dengan budget terbatas, mungkin ada baiknya untuk menahan diri sejenak dan menunggu kehadiran Xiaomi 15T Series. Dengan harga yang diprediksi lebih bersahabat di Asia dan spesifikasi yang menjanjikan, produk ini berpotensi menjadi game changer di pasar smartphone menengah ke atas.

Samsung Perbaiki Bug Bulan Ungu di Galaxy S25 Ultra dengan One UI 8 Beta 5

0

Telset.id – Bayangkan Anda membidik bulan dengan Galaxy S25 Ultra, berharap mendapatkan foto spektakuler seperti biasa. Tapi alih-alih permukaan bulan yang abu-abu dan berdebu, yang muncul adalah citra ungu misterius yang lebih mirip planet fiksi ilmiah. Itulah yang dialami beberapa pengguna beta tester Samsung, dan perusahaan bereaksi dengan kecepatan yang patut diacungi jempol.

Bug ini muncul di One UI 8 Beta 4 akhir Juli lalu, mengubah foto bulan menjadi ungu pada level zoom dari 10x hingga 100x Space Zoom yang menjadi signature seri Ultra. Yang menarik, masalah ini tidak ada di Beta 3, menunjukkan bahwa kesalahan terjadi pada pembaruan algoritma pemrosesan zoom Samsung. Bukan hal sepele mengingat fotografi bulan telah menjadi fitur andalan lini Galaxy S Ultra sejak awal kehadirannya.

Keluhan pun bermunculan di forum komunitas Samsung, dan moderator dengan cepat mengakui adanya bug dan menjanjikan perbaikan. Janji itu kini terwujud dengan rilisnya One UI 8 Beta 5 (firmware ZYH6) yang dilaporkan sudah mulai didistribusikan di India, Jerman, Inggris, dan AS.

Update yang memiliki ukuran sekitar 1.78GB ini tidak hanya mengembalikan warna alami bulan tetapi juga membawa tambahan signifikan: patch keamanan Agustus 2025, peningkatan stabilitas di sembilan fungsi sistem, serta perbaikan untuk masalah seperti drop Wi-Fi hotspot dan glitch S Pen Air Command.

Galaxy S25 Ultra with S Pen

Respons cepat Samsung terhadap bug “bulan ungu” ini menunjukkan betapa seriusnya mereka mendengarkan feedback dari beta tester. Dalam ekosistem teknologi yang semakin kompetitif, kemampuan merespons cepat dan memperbaiki masalah menjadi pembeda utama. Apalagi mengingat rilis stabil One UI 8 dijadwalkan untuk September mendatang.

Bagi penggemar fotografi astronomi, kabar ini tentu melegakan. Fitur Space Zoom telah menjadi salah satu daya tarik utama Galaxy S Ultra series, dan bug seperti ini bisa mengurangi pengalaman pengguna secara signifikan. Dengan perbaikan yang sudah dilakukan, pengguna dapat kembali menikmati kemampuan zoom tanpa khawatir mendapatkan kejutan warna yang tidak diinginkan.

Peristiwa ini juga mengingatkan kita bahwa bahkan raksasa teknologi seperti Samsung pun tidak kebal dari bug perangkat lunak. Namun yang membedakan adalah bagaimana mereka menangani masalah tersebut. Alih-alih menyembunyikan atau menunda perbaikan, Samsung justru menunjukkan transparansi dan komitmen terhadap kualitas produk.

Sebagai informasi, Samsung dikenal konsisten dalam memberikan update dan perbaikan untuk produk flagship-nya. Seperti yang terjadi pada Galaxy S23 Ultra yang juga menerima update perbaikan bug kamera beberapa waktu lalu, menunjukkan komitmen jangka panjang perusahaan terhadap pengalaman pengguna.

Dengan rilis stabil One UI 8 yang semakin dekat, beta tester kini dapat terus menguji fitur-fitur baru tanpa terganggu oleh bug yang mengganggu. Bagi Samsung, ini adalah bukti nyata bahwa program beta tidak hanya tentang mengumpulkan feedback tetapi juga tentang menunjukkan responsivitas terhadap masukan pengguna.

Jadi, jika Anda adalah salah satu pengguna Beta 4 yang mengalami masalah bulan ungu, saatnya untuk update ke Beta 5 dan kembali menikmati keindahan bulan dengan warna yang seharusnya. Siapa tahu, mungkin foto bulan berikutnya bisa menjadi wallpaper andalan Anda.

Honor Magic V5 Pecahkan Rekor Dunia, Bukan Cuma Tipis!

0

Bayangkan sebuah smartphone lipat yang tidak hanya elegan di genggaman, tetapi juga cukup kuat untuk mengangkat beban lebih dari 100 kilogram. Kedengarannya seperti adegan dalam film fiksi ilmiah, bukan? Namun, inilah kenyataan yang baru saja dibuktikan oleh Honor dengan flagship foldable terbaru mereka. Dalam dunia di mana ketahanan sering menjadi titik lemah perangkat lipat, sebuah pencapaian monumental telah lahir.

Selama bertahun-tahun, pasar smartphone foldable dihadapkan pada dilema klasik: desain yang tipis dan premium versus kekuatan dan daya tahan. Banyak pengguna yang masih ragu untuk beralih ke perangkat lipat karena kekhawatiran akan engsel yang mudah rusak atau layar yang rentan. Samsung sempat menuai pujian dengan Galaxy Z Fold 7 yang lolos uji ketahanan JerryRigEverything, tetapi sepertinya standar baru telah ditetapkan.

Honor tidak hanya datang untuk bermain-main. Mereka datang dengan misi membuktikan bahwa keindahan dan kekuatan bisa berjalan beriringan. Dan mereka melakukannya dengan cara yang paling spektakuler: melalui pengakuan resmi dari Guinness World Records. Mari kita selami lebih dalam bagaimana Magic V5 berhasil mencuri perhatian dunia.

Magic V5 dan Rekor Guinness yang Mengguncang Industri

Pada tanggal 1 Agustus 2025, di Dubai, Honor secara resmi mengumumkan bahwa Magic V5 mereka telah meraih Guinness World Record untuk kategori ‘The Heaviest Weight Lifted by a Suspended Foldable Smartphone’. Bagaimana mungkin sebuah perangkat yang hanya setebal 8.8mm saat dilipat mampu melakukan hal tersebut? Jawabannya terletak pada inovasi engsel yang mereka sebut sebagai Honor Super Steel Hinge.

Dalam demonstrasi yang dilakukan di bawah kondisi terkontrol, Magic V5 berhasil mengangkat beban seberat 104 kilogram. Angka yang fantastis untuk sebuah perangkat yang sering dianggap “rapuh” oleh banyak kalangan. Bandingkan dengan rekor sebelumnya atau bahkan dengan perangkat foldable lain di pasaran, dan Anda akan menyadari bahwa Honor benar-benar membawa lompatan besar dalam teknologi ketahanan.

Honor mengklaim bahwa engsel Super Steel mereka tidak hanya kuat untuk mengangkat beban berat, tetapi juga dirancang untuk bertahan hingga 500.000 kali lipatan. Bayangkan, dengan penggunaan normal, Anda mungkin tidak akan pernah mencapai angka tersebut dalam masa pakai smartphone. Ini adalah jaminan ketahanan yang jarang ditawarkan oleh merek manapun.

Apa Arti Rekor Ini Bagi Konsumen?

Lalu, sebagai calon pengguna, apa yang Anda dapatkan dari semua ini? Pertama, keyakinan. Keyakinan bahwa perangkat lipat yang Anda beli tidak akan mudah rusak hanya karena terjatuh atau tertekan secara tidak sengaja. Kedua, nilai investasi. Dengan ketahanan yang terjamin, masa pakai perangkat menjadi lebih panjang, yang berarti Anda tidak perlu sering-sering upgrade.

Ketahanan engsel juga berkaitan langsung dengan pengalaman penggunaan sehari-hari. Coba pikirkan, berapa kali Anda membuka dan menutup smartphone lipat dalam sehari? Dengan jaminan 500.000 lipatan, Honor seakan berkata, “Silakan pakai sepuasnya, kami jamin awet.”

Dan jangan lupa, Honor Magic V5 juga dikabarkan akan datang dengan baterai terbesar di kelas foldable, yang semakin melengkapi paket komplit sebagai perangkat premium yang siap menemani aktivitas harian Anda tanpa khawatir.

Bagaimana Honor Mencapai Ini? Rahasia di Balik Super Steel Hinge

Honor Super Steel Hinge bukanlah produk kebetulan. Ini adalah hasil dari riset dan pengembangan intensif yang berfokus pada material dan rekayasa presisi. Menggunakan paduan baja khusus yang dirancang untuk menahan stres mekanis tinggi, engsel ini tetap menjaga fleksibilitas untuk memungkinkan lipatan yang halus.

Material tersebut melalui proses pengerasan dan perlakuan panas yang membuatnya tidak hanya kuat, tetapi juga tahan terhadap kelelahan logam—faktor yang sering menyebabkan kegagalan pada engsel konvensional. Dalam dunia engineering, mencapai keseimbangan antara kekakuan dan fleksibilitas adalah tantangan besar, dan Honor berhasil mewujudkannya.

Selain material, desain engsel juga memainkan peran kunci. Dengan mekanisme multi-link yang kompleks, tekanan didistribusikan secara merata sehingga tidak ada titik lemah yang menjadi sumber kegagalan. Ini adalah seni dalam ilmu material dan mekanika yang diterjemahkan ke dalam produk konsumen.

Persaingan dengan Samsung dan Masa Depan Foldable

Dengan pencapaian ini, Honor jelas melempar tantangan terbuka kepada Samsung, yang selama ini dianggap sebagai raja tidak terbantahkan di pasar foldable. Galaxy Z Fold 7 mungkin tipis dan tangguh, tetapi mampu mengangkat 104 kg? Tampaknya belum.

Ini bukan sekadar perlombaan spesifikasi, tetapi perlombaan kepercayaan. Konsumen sekarang memiliki bukti nyata bahwa ada alternatif yang tidak kalah, bahkan mungkin lebih unggul dalam hal ketahanan. Dan dengan Snapdragon 8 Elite dan baterai besar, Magic V5 juga tidak mau kalah dalam hal performa dan daya tahan baterai.

Lalu, apa artinya bagi industri? Standar telah dinaikkan. Kedepannya, kita mungkin akan melihat lebih banyak merek yang berinvestasi dalam pengembangan engsel dan ketahanan, bukan hanya mengejar ketipisan atau fitur kamera. Konsumenlah yang akhirnya diuntungkan dengan produk-produk yang lebih baik dan lebih tahan lama.

Honor Magic V5 tidak hanya memecahkan rekor; ia mengubah narasi tentang apa yang mungkin dilakukan oleh sebuah smartphone lipat. Dalam dunia di inovasi seringkali berjalan lambat, lompatan seperti ini adalah angin segar yang menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk kejutan besar. Jadi, siapkah Anda untuk beralih ke foldable yang tidak hanya stylish, tetapi juga sekuat baja?

GPU Terbaik untuk AI 2025: Nvidia dan AMD Kuasai Pasar Lokal

0

Telset.id – Jika Anda masih mengira kartu grafis hanya untuk bermain game, pikirkan lagi. Ledakan AI di 2025 telah mengubah segalanya, dan GPU konsumen kini menjadi kuda kerja mini untuk kecerdasan buatan. Nvidia dan AMD telah membekali produk terbaru mereka dengan memori lebih cepat, hardware tensor khusus, dan mode komputasi presisi rendah yang dirancang khusus untuk generative AI, inferensi LLM, dan pelatihan deep learning. Jadi, jika Anda menjalankan Stable Diffusion, menyempurnakan LLaMA, atau mengelola workflow berbasis transformer secara lokal, inilah GPU yang patut diperhatikan.

Perkembangan ini bukan hanya sekadar upgrade biasa. Ini adalah perubahan fundamental dalam bagaimana kita memandang hardware grafis. GPU kini menjadi pusat komputasi AI yang terjangkau, membawa kemampuan yang sebelumnya hanya dimiliki superkomputer ke meja kerja Anda. Dan dengan persaingan sengit antara Nvidia dan AMD, konsumen diuntungkan dengan pilihan yang lebih beragam dan performa yang terus meningkat.

Lalu, mana yang tepat untuk kebutuhan Anda? Apakah Anda membutuhkan monster performa seperti RTX 5090, atau cukup dengan opsi mid-range yang lebih terjangkau? Mari kita selami lebih dalam setiap pilihan terbaik di pasaran saat ini.

1. Nvidia RTX 5090: Raja Tak Terkalahkan

GeForce RTX 5090 memimpin generasi saat ini dengan performa AI yang tak tertandingi. Dibangun dengan arsitektur Blackwell dan dilengkapi 32GB memori GDDR7, kartu ini menawarkan bandwidth luar biasa sebesar 1,79TB/s. Tensor Core generasi kelima dan dukungan format data baru seperti FP4 dan FP8 mempercepat inferensi dan pelatihan secara signifikan.

Dengan performa INT8 mencapai 838 TOPS, RTX 5090 bahkan mengungguli A100 80GB dalam benchmark LLM, menghasilkan lebih dari 5.800 token per detik dengan model yang dioptimalkan. Untuk pengguna Stable Diffusion, peningkatan kecepatan bisa mencapai 2x lipat dibanding RTX 4090 ketika menggunakan FP4. Meski TDP-nya mencapai 575W dan membutuhkan sistem pendingin serta catu daya high-end, bagi developer AI yang bekerja secara lokal, peningkatan performa ini sepadan dengan ukuran dan panas yang dihasilkan.

2. Nvidia RTX 5080: Powerhouse dengan Harga Terjangkau

RTX 5080 menawarkan banyak fitur AI yang sama dengan 5090 namun dengan harga lebih rendah. Menggunakan 16GB GDDR7 dengan bandwidth 960GB/s, kartu ini tetap tangguh untuk tugas-tugas generative AI. Tensor Core generasi kelima mendukung operasi FP4 dan FP8, dengan performa INT8 sekitar 450 TOPS.

Dengan konsumsi daya 360W dan jumlah CUDA core yang lebih sedikit, RTX 5080 tetap menunjukkan performa 10-20% lebih baik daripada RTX 4080 Super dalam benchmark AI. Bahkan dalam beberapa tugas inferensi, kartu ini mampu mengungguli RTX 4090 berkat memori yang lebih cepat dan fitur tensor yang lebih mutakhir. Pilihan solid untuk kreator yang menjalankan LLM atau model diffusion dalam batas 16GB VRAM.

3. Nvidia RTX 4090: Standar Emas yang Masih Relevan

Meski sudah ada generasi baru, RTX 4090 tetap menjadi standar emas untuk workload AI di kalangan pengguna mainstream. Dengan 24GB GDDR6X dan bandwidth sekitar 1TB/s, kartu ini dilengkapi Tensor Core generasi keempat yang mendukung operasi FP16 dan BF16. Performa FP16 TFLOPS mencapai lebih dari 330, menjadikannya andal untuk pelatihan dan inferensi.

LLM dengan hingga 30 miliar parameter dapat dijalankan pada 4090 dengan kuantisasi 8-bit. Stable Diffusion dan model generasi gambar lainnya juga diuntungkan dari performa komputasi tinggi kartu ini. Bagi profesional dan peneliti AI, RTX 4090 tetap menjadi pilihan yang dapat diandalkan meski sudah ada kartu yang lebih baru.

4. Nvidia RTX 4080 Super & 4070 Ti Super: Refresh yang Berarti

Nvidia meluncurkan 4080 Super dan 4070 Ti Super di awal 2024 sebagai penyegaran dari seri Ada Lovelace. Keduanya membawa peningkatan bandwidth memori dan performa AI. RTX 4080 Super menggunakan 16GB GDDR6X dengan bandwidth 736GB/s, menawarkan hingga 418 INT8 TOPS dengan konsumsi daya 320W.

Sementara itu, 4070 Ti Super juga mendapat peningkatan memori menjadi 16GB dengan performa sekitar 353 INT8 TOPS dan daya 285W. Meski tidak dapat menyaingi 4090 atau 5080 dalam throughput komputasi, kartu ini tetap handal untuk inferensi LLM lokal dan tugas generasi gambar, menjadikannya pilihan kuat untuk developer yang memperhatikan budget.

5. AMD Radeon RX 9070 XT: Pendatang Baru yang Menjanjikan

RX 9070 XT berbasis RDNA 4 membawa upgrade AI signifikan untuk keluarga Radeon. Dilengkapi akselerator AI generasi kedua, dukungan FP8, dan ray tracing yang ditingkatkan, kartu ini hadir dengan 16GB GDDR6 dan bandwidth 640GB/s. Performa komputasi FP32 diperkirakan sekitar 48,7 TFLOPS dengan INT8 TOPS sekitar 389.

Dengan konsumsi daya 300W dan dukungan ROCm di Linux, RX 9070 XT kompatibel dengan PyTorch dan TensorFlow. Kartu ini paling cocok untuk gaming yang disempurnakan AI, upscaling FSR4, dan tugas inferensi skala kecil. Sebuah langkah maju yang menunjukkan komitmen AMD di dunia AI.

6. AMD Radeon AI Pro R9700: Solusi Workstation

Radeon AI Pro R9700 adalah GPU kelas workstation yang ditujukan untuk developer AI dan profesional kreatif. Dengan 32GB GDDR6 dan arsitektur RDNA 4 yang sama dengan 9070 XT tetapi dengan unit komputasi ganda, kartu ini menawarkan sekitar 383 INT8 TOPS dengan dukungan operasi FP8.

Konsumsi dayanya 300W dengan dukungan ROCm di Linux dan Windows, menjadikannya kartu paling ramah developer dari AMD hingga saat ini. Buffer VRAM yang besar memungkinkan fine-tuning dan inferensi LLM melampaui kapasitas seri RX. Performanya solid dalam setup multi-GPU dan diposisikan sebagai alternatif hemat biaya untuk kartu kelas workstation Nvidia.

Persaingan antara Nvidia dan AMD di space AI semakin memanas, dan itu bagus untuk konsumen. Dengan Qualcomm yang juga terus berinovasi di bidang chipset mobile, lanskap komputasi AI semakin menarik untuk diikuti. Bahkan vendor seperti Xiaomi dan Nothing mulai mengintegrasikan kemampuan AI ke dalam produk mereka.

Jadi, mana GPU AI terbaik untuk Anda? Jawabannya tergantung pada kebutuhan spesifik, budget, dan preferensi platform. Yang jelas, baik Nvidia maupun AMD telah membawa kemampuan AI ke level yang sebelumnya tak terbayangkan untuk komputasi lokal.

Roblox Perketat Aturan Konten Dewasa Usai Tuntutan Hukum

0

Telset.id – Platform game Roblox memperbarui ketentuan penggunaan terkait konten dewasa, termasuk melarang pengalaman romantis, seksual, atau perilaku yang menyiratkan aktivitas seksual. Perubahan ini diumumkan oleh Chief Safety Officer Roblox Matt Kaufman melalui unggahan blog resmi, sebagai respons terhadap tuntutan hukum yang baru-baru ini diterima perusahaan, salah satunya dari Kejaksaan Agung Negara Bagian Louisiana yang menuduh platform menciptakan lingkungan bagi predator anak.

Kaufman menegaskan bahwa Roblox tidak pernah secara sengaja mengekspos pengguna pada risiko eksploitasi. Sebaliknya, platform telah meluncurkan berbagai fitur keamanan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk verifikasi usia untuk pengguna di atas 13 tahun, pengelolaan akun orang tua, dan pembatasan akses bagi pengguna di bawah 13 tahun dari ruang nongkrong sosial.

Roblox juga akan membatasi semua pengalaman yang belum terklasifikasi rating-nya, yang sebelumnya hanya tersedia untuk pengguna di atas 13 tahun. Hanya kreator dan pengguna yang sudah aktif dalam pengalaman terkait yang dapat mengaksesnya. Jika kreator ingin membuat pengalaman tersebut tersedia untuk publik, mereka harus mengisi kuesioner untuk menerima label rating konten dewasa.

Teknologi Baru untuk Deteksi Kekerasan

Selain pembatasan konten dewasa, Roblox akan merilis teknologi baru untuk mendeteksi pengalaman yang mengandung adegan kekerasan. Teknologi ini dirancang untuk mengidentifikasi perilaku pengguna yang melanggar aturan platform. Kaufman menjelaskan, “Jika fitur ini mendeteksi server dengan volume tinggi terkait perilaku kekerasan, sistem akan otomatis menutup server tersebut.”

Langkah ini sejalan dengan upaya Roblox dalam memperketat akses bagi pengguna muda, seperti yang telah diumumkan sebelumnya. Platform terus berinvestasi dalam fitur keamanan untuk melindungi pengguna, terutama anak-anak, dari konten yang tidak pantas.

Pembatasan untuk Pengguna di Atas 17 Tahun

Pengalaman ruang nongkrong sosial dengan nuansa kamar tidur atau kamar mandi, serta kegiatan orang dewasa seperti di bar atau klub virtual, kini hanya akan tersedia untuk pengguna berusia di atas 17 tahun. Platform akan memverifikasi ulang identitas pengguna untuk memastikan usia mereka tidak dimanipulasi. Kreator yang ingin membuat pengalaman dengan nuansa tersebut juga harus memverifikasi bahwa mereka berusia di atas 17 tahun.

Kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen Roblox dalam menciptakan lingkungan yang aman dan sesuai untuk semua usia. Sebelumnya, platform juga telah menghadapi kritik terkait konten yang tidak pantas, meskipun telah melakukan berbagai upaya pencegahan.

Perkembangan ini terjadi di tengah tren peningkatan jumlah gamer di berbagai negara, termasuk AS dan Kanada, yang menurut riset terbaru mengalami kenaikan signifikan. Roblox, sebagai salah satu platform game terbesar, terus berupaya menyesuaikan kebijakannya dengan dinamika pasar dan tuntutan regulasi.

Selain itu, platform juga menghadapi tantangan dari konten viral yang tidak pantas, mirip dengan kasus lagu Nazi yang sempat viral di TikTok. Hal ini mempertegas pentingnya pengawasan ketat terhadap konten yang beredar di platform digital.

Roblox berharap pembaruan kebijakan ini dapat mengurangi risiko eksploitasi dan memberikan pengalaman yang lebih aman bagi seluruh penggunanya, terutama anak-anak dan remaja.

Instagram Kembangkan Fitur Picks untuk Temukan Minat Sama

0

Telset.id – Instagram, platform media sosial milik Meta, dikabarkan tengah mengembangkan fitur baru bernama Picks yang dirancang untuk membantu pengguna menemukan minat yang sama dengan pengguna lain. Fitur ini masih dalam tahap prototipe internal dan belum diuji secara eksternal, sebagaimana dikonfirmasi oleh Instagram kepada TechCrunch pada Rabu (13/8/2025).

Fitur Picks pertama kali ditemukan oleh pengembang Alessandro Paluzzi yang dikenal sering mengulik kode aplikasi untuk menemukan fitur-fitur yang belum dirilis. Menurut informasi yang dibagikan Paluzzi, pengguna Instagram nantinya dapat memilih berbagai topik favorit seperti film, buku, acara TV, gim, dan musik. Platform kemudian akan mempertemukan pengguna dengan teman-teman yang memiliki minat serupa.

Meskipun belum ada detail resmi dari Instagram mengenai fitur ini, Picks tampaknya dikembangkan sebagai alternatif baru bagi pengguna untuk terhubung lebih personal dengan sesama teman dan memulai percakapan berdasarkan kesamaan minat. Pengembangan fitur ini sejalan dengan pernyataan Kepala Instagram Adam Mosseri awal tahun ini yang menyatakan bahwa platform akan fokus pada kreativitas dan koneksi pada tahun 2025.

Dalam sebuah unggahan Instagram pada Januari 2025, Mosseri menulis: “Untuk membantu orang terhubung dengan teman melalui hal-hal yang mereka temukan di Instagram, kami akan menggandakan pengiriman pesan, membuat konsumsi konten lebih interaktif dan sosial, dan mengeksplorasi cara-cara baru untuk terhubung dengan teman.” Pernyataan ini mengindikasikan bahwa Picks mungkin menjadi bagian dari strategi besar Instagram untuk meningkatkan interaksi sosial di platformnya.

Pengembangan fitur Picks ini menunjukkan bagaimana Instagram terus berinovasi untuk mempertahankan relevansinya di tengah persaingan platform media sosial yang semakin ketat. Seperti yang terjadi dengan Tinder yang mengembangkan fitur mirip Boomerang Instagram, platform-platform sosial saling mengadopsi fitur yang terbukti populer di kompetitor.

Namun, belum ada kepastian mengenai waktu perilisan Picks mengingat fitur ini masih dalam tahap pengembangan awal. Sejarah menunjukkan bahwa tidak semua fitur yang dikembangkan Instagram akhirnya diluncurkan ke publik. Beberapa fitur, seperti Instagram Map yang disebutkan kurang disambut baik oleh pengguna, membuktikan bahwa platform perlu lebih hati-hati dalam memperkenalkan fitur baru.

Kekhawatiran lain adalah bahwa penambahan fitur baru dapat membuat aplikasi Instagram semakin kompleks. Platform ini sudah menawarkan banyak alternatif layanan, dan penambahan fitur seperti Picks mungkin tidak disukai oleh semua pengguna. Seperti yang ditunjukkan dalam artikel tentang alternatif Instagram terbaik, beberapa pengguna justru mencari platform yang lebih sederhana.

Pengembangan Picks juga terjadi di saat Instagram terus memperluas fitur-fitur sosialnya. Baru-baru ini, platform memperkenalkan fitur follow hashtag yang memungkinkan pengguna mengikuti topik tertentu, menunjukkan fokus platform pada personalisasi konten dan koneksi berdasarkan minat.

Industri media sosial terus berkembang dengan cepat, dan Instagram sebagai bagian dari Meta harus terus berinovasi untuk mempertahankan posisinya. Pengembangan fitur seperti Picks menunjukkan komitmen platform untuk menciptakan pengalaman yang lebih personal dan bermakna bagi penggunanya, meskipun tantangan dalam menerima fitur baru dari komunitas pengguna tetap menjadi pertimbangan penting.

Keberhasilan fitur Picks nantinya akan sangat tergantung pada bagaimana Instagram mengimplementasikannya dan seberapa baik fitur ini dapat terintegrasi dengan pengalaman pengguna yang sudah ada. Platform perlu memastikan bahwa penambahan fitur baru tidak mengorbankan kesederhanaan dan kecepatan aplikasi yang menjadi daya tarik utama bagi banyak pengguna.