Beranda blog Halaman 140

Vivo Y300 GT Resmi Meluncur dengan Baterai 7.620 mAh dan Chipset Dimensity 8400

0

Bayangkan smartphone yang mampu bertahan berhari-hari tanpa perlu di-charge, bahkan setelah digunakan untuk gaming berat atau streaming video berjam-jam. Itulah yang ditawarkan Vivo Y300 GT, ponsel terbaru dari lini Y-series yang baru saja meluncur dengan baterai jumbo 7.620 mAh—kapasitas terbesar yang pernah dibuat Vivo.

Di tengah pasar smartphone global yang hampir stagnan dengan pertumbuhan hanya 0,2% di Q1 2025 menurut data terbaru, Vivo tampaknya berstrategi dengan menghadirkan produk yang menonjolkan daya tahan baterai sebagai nilai unggul. Y300 GT bukan sekadar upgrade biasa—ini adalah lompatan signifikan dalam segmen mid-range.

Lantas, apa saja keunggulan smartphone ini dibandingkan saudara-saudaranya di seri Y300? Mari kita kupas tuntas.

Desain yang Berbeda dari Seri Y300 Lainnya

Vivo Y300 GT hadir dengan identitas visual yang jelas berbeda dari varian Y300 lainnya. Modul kamera belakangnya berbentuk persegi dengan sudut membulat, kontras dengan desain “pil panjang” pada Y300 reguler atau modul kamera bulat besar di Y300 Pro Plus.

Perbedaan desain ini bukan sekadar perubahan kosmetik. Menurut pengamatan, bentuk modul kamera persegi memungkinkan distribusi komponen internal yang lebih efisien—faktor penting untuk menampung baterai berkapasitas besar sambil menjaga ketebalan bodi tetap ergonomis.

Spesifikasi yang Mengesankan untuk Segmennya

Di balik bodinya yang stylish, Vivo Y300 GT menyimpan kekuatan yang tak main-main:

  • Chipset Dimensity 8400: Prosesor premium MediaTek dengan clockspeed hingga 3,25 GHz, mengungguli Snapdragon 7s Gen 3 di Y300 Pro Plus yang hanya mencapai 2,5 GHz.
  • Layar AMOLED 6,78 inci: Resolusi 2800 x 1260 piksel, refresh rate 144 Hz, dan teknologi anti-flicker untuk pengalaman visual yang mulus.
  • Kamera 50 MP + 2 MP: Meski konfigurasinya sederhana, sensor utama besar menjanjikan hasil foto yang detail.
  • Fast charging 90W: Mengisi 50% baterai hanya dalam 28 menit—solusi praktis untuk kapasitas baterai besar.

Baterai 7.620 mAh: Game Changer di Segmen Mid-Range

Inilah fitur yang membedakan Y300 GT dari kompetitor. Dengan kapasitas 7.620 mAh, baterainya 42% lebih besar dari rata-rata smartphone kelas menengah (biasanya 5.000 mAh). Vivo mengklaim ponsel ini bisa bertahan:

  • Hingga 19 jam pemutaran video kontinu
  • Lebih dari 8 jam gaming berat
  • Standby time hingga 720 jam (30 hari)

Kombinasi baterai besar dan chipset efisien seperti Dimensity 8400 menjadikan Y300 GT pilihan ideal bagi pengguna yang sering bepergian atau tinggal di daerah dengan pasokan listrik terbatas.

Harga dan Ketersediaan

Vivo Y300 GT saat ini baru tersedia di China dengan dua pilihan warna: Desert Gold dan Black. Berikut rincian harganya:

  • 8GB RAM + 256GB storage: CNY 1.999 (~Rp 4,3 juta)
  • 12GB RAM + 256GB storage: CNY 2.199 (~Rp 4,7 juta)
  • 12GB RAM + 512GB storage: CNY 2.399 (~Rp 5,2 juta)

Dengan spesifikasi dan harga tersebut, Y300 GT berpotensi menjadi “dark horse” di segmen mid-range, terutama jika Vivo memutuskan merilisnya secara global. Apakah ini akan mengulang kesuksesan Vivo Y19 5G yang sebelumnya sukses di pasar India?

Satu hal yang pasti: dengan baterai terbesarnya sepanjang sejarah Vivo dan performa yang mumpuni, Y300 GT layak menjadi pertimbangan serius bagi mereka yang mengutamakan daya tahan tanpa mengorbankan performa.

Ilmuwan Ciptakan Hidrogen Hijau dari Urin, Hemat Energi 27%

Pernahkah Anda membayangkan bahwa limbah manusia bisa menjadi sumber energi masa depan? Dalam terobosan yang mengejutkan, para ilmuwan dari University of Adelaide dan ARC Centre of Excellence for Carbon Science and Innovation (COE-CSI) berhasil mengubah urin menjadi hidrogen hijau dengan efisiensi energi yang mencengangkan.

Hidrogen hijau selama ini dianggap sebagai salah satu solusi terbaik untuk transisi energi bersih. Namun, produksinya melalui elektrolisis air membutuhkan listrik dalam jumlah besar, membuat harganya mahal dan sulit diakses. Kini, dengan memanfaatkan urea dalam urin, para peneliti berhasil memotong konsumsi energi hingga 27% sekaligus mengolah limbah nitrogen.

“Sistem kami tidak hanya menghasilkan hidrogen hijau yang lebih murah, tetapi juga mengubah limbah menjadi sumber daya bernilai,” ujar Profesor Yao Zheng, Chief Investigator COE-CSI. “Ini adalah win-win solution untuk energi dan lingkungan.”

Dua Sistem Inovatif untuk Hidrogen Berkelanjutan

Tim peneliti mengembangkan dua sistem elektrolisis berbeda. Yang pertama menggunakan urea murni dengan katalis berbasis tembaga dalam sistem tanpa membran. Namun, urea murni biasanya diproduksi melalui proses Haber-Bosch yang boros energi dan menghasilkan emisi karbon tinggi.

Ilmuwan mengembangkan sistem elektrolisis urin untuk produksi hidrogen hijau

Sistem kedua lebih revolusioner karena langsung menggunakan urin manusia sebagai bahan baku. “Kami beralih ke sumber urea yang lebih hijau dan mudah didapat—urin manusia,” jelas Zheng. “Ini solusi yang lebih berkelanjutan karena memanfaatkan limbah yang sudah ada.”

Tantangan Klorida dan Solusi Kreatif

Meski menjanjikan, penggunaan urin tidak tanpa tantangan. Kandungan ion klorida dalam urin dapat memicu reaksi kimia yang menghasilkan gas klor beracun dan merusak anoda sistem. Untuk mengatasi ini, tim mengembangkan mekanisme oksidasi termediasi klor menggunakan katalis berbasis platinum yang didukung karbon.

“Platinum efektif tetapi mahal,” akui Zheng. “Kami sekarang fokus mengembangkan katalis logam non-mulia berbasis karbon untuk membuat sistem ini lebih terjangkau dan mudah di-scale up.”

Masa Depan Energi dari Limbah

Penelitian ini dipublikasikan di jurnal bergengsi Angewandte Chemie International Edition dan Nature Communications. Kedepannya, tim berencana mengembangkan sistem tanpa membran lengkap yang tidak hanya memproduksi hidrogen hijau tetapi juga mengolah air limbah kaya nitrogen.

Inovasi ini sejalan dengan upaya global menuju ekonomi sirkular, di mana limbah diubah menjadi sumber daya. Seperti yang dilakukan LG dalam kampanye hemat energinya, pendekatan berkelanjutan menjadi kunci masa depan yang lebih hijau.

Dengan potensi penghematan energi hampir 30% dan kemampuan mengolah limbah, teknologi ini bisa menjadi game changer dalam produksi hidrogen hijau. Siapa sangka, solusi untuk krisis energi mungkin saja mengalir dari toilet kita sehari-hari.

AS Perkenalkan Undang-Undang Chip AI Pertama dengan Pelacakan Lokasi untuk Hadapi Ancaman China

0

Pernahkah Anda membayangkan bagaimana sebuah chip kecil bisa menjadi pusat perang teknologi global? Amerika Serikat baru saja melangkah lebih jauh dalam persaingan sengit dengan China dengan memperkenalkan undang-undang revolusioner yang akan mengubah masa depan ekspor teknologi AI.

Pada 9 Mei 2025, Senator Tom Cotton (R-Arkansas) mengajukan RUU Chip Security Act yang kontroversial. Langkah ini bukan sekadar regulasi biasa—ini adalah upaya sistematis AS untuk mengendalikan aliran teknologi chip AI canggih ke negara-negara yang dianggap sebagai ancaman, terutama China. RUU ini muncul di tengah ketegangan teknologi yang semakin memanas antara dua raksasa ekonomi dunia.

Latar belakangnya jelas: AS ingin memastikan bahwa keunggulan teknologinya tidak disalahgunakan oleh pesaing geopolitik. Namun, apakah langkah ini akan efektif atau justru membatasi inovasi? Mari kita telusuri lebih dalam.

Chip Security Act: Perlindungan atau Pembatasan?

RUU yang diajukan Cotton mengharuskan Departemen Perdagangan AS untuk menerapkan “mekanisme verifikasi lokasi” pada semua chip AI yang diekspor dalam waktu enam bulan setelah disahkan. Artinya, setiap chip AI buatan AS akan memiliki kemampuan pelacakan bawaan untuk memantau keberadaannya secara real-time.

US pushes world’s first location-tracked AI chip law to counter China threat

Fitur ini dirancang untuk:

  • Mendeteksi upaya transfer tidak sah ke negara-negara yang masuk daftar hitam
  • Mengidentifikasi upaya modifikasi atau reverse engineering
  • Memaksa perusahaan melaporkan aktivitas mencurigakan ke Bureau of Industry and Security (BIS)

Tak hanya itu, RUU ini juga memberi tugas kepada Menteri Perdagangan—dengan masukan dari Departemen Pertahanan—untuk mempelajari mekanisme keamanan tambahan yang mungkin diperlukan untuk chip generasi mendatang. Proses evaluasi ini akan berlangsung selama beberapa tahun, mencerminkan siklus pengembangan semikonduktor yang kompleks.

Dampak pada Industri Teknologi Global

Langkah AS ini tidak datang tanpa konsekuensi. NVIDIA, raksasa chip AI, telah mengungkapkan potensi kerugian $5,5 miliar akibat pembatasan ekspor ke China. Perusahaan kini dikabarkan sedang mengembangkan chip H20 yang dimodifikasi untuk mematuhi aturan AS sambil mempertahankan pasar globalnya.

BIS sendiri mengkritik regulasi era Biden sebagai “terlalu kompleks dan birokratis”, yang justru dikhawatirkan akan menghambat inovasi. Tekanan dari perusahaan-perusahaan teknologi seperti Microsoft dan NVIDIA untuk meninjau ulang cakupan regulasi yang terlalu luas semakin menguat.

Pertanyaannya: apakah perlindungan keamanan nasional ini sebanding dengan risiko terhambatnya kemajuan teknologi? Beberapa ahli berpendapat bahwa langkah AS ini justru bisa memicu percepatan pengembangan chip mandiri oleh China, seperti yang terjadi dengan upaya China mengembangkan model AI alternatif untuk bersaing dengan OpenAI.

Politik dan Masa Depan Regulasi Teknologi

RUU Cotton ini muncul di saat yang menarik secara politik. Mantan Presiden Donald Trump baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mencabut “aturan difusi AI” era Biden yang membatasi ekspor chip ke banyak negara. RUU ini diperkirakan akan mendapatkan dukungan lintas partai, dengan Kongres Bill Foster (D-Illinois) bersiap mengajukan versi serupa di DPR.

Persaingan AS-China dalam teknologi chip AI kini memasuki fase baru yang lebih kompleks. Dari pembatasan ekspor hingga pengawasan rantai pasokan, kedua negara terus berinovasi dalam strategi untuk mempertahankan keunggulan teknologi. Namun, seperti kasus gugatan terhadap Amazon atas isu privasi, keseimbangan antara keamanan dan kebebasan berinovasi tetap menjadi tantangan.

Dunia menyaksikan bagaimana perang chip ini akan berkembang. Yang jelas, dengan undang-undang baru ini, AS mengirim pesan tegas: teknologi AI adalah aset strategis yang harus dilindungi—bahkan jika harus dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Sam Altman “Santai” di OpenAI, Fidji Simo Jadi CEO Aplikasi

0

Pernahkah Anda merasa bosan dengan pekerjaan rutin dan ingin fokus pada hal-hal yang lebih menyenangkan? Tampaknya Sam Altman merasakan hal yang sama. CEO OpenAI ini baru saja membuat keputusan mengejutkan dengan merekrut Fidji Simo, mantan CEO Instacart, sebagai “CEO of Applications” pertama perusahaan. Namun, yang menarik, peran ini justru menggeser tanggung jawab eksekutif utama OpenAI—termasuk COO, CFO, dan CPO—ke bawah kendali Simo, sementara Altman mengklaim akan lebih fokus pada riset dan keamanan AI.

Langkah ini muncul di tengah gejolak internal OpenAI, termasuk gugatan dari Elon Musk dan pergolakan kepemimpinan akhir 2023 yang sempat membuat Altman dipecat sebelum akhirnya kembali dalam hitungan hari. Apakah ini strategi cerdik Altman untuk menghindari drama kekuasaan, atau sekadar cara agar ia bisa lebih santai sambil tetap memegang kendali?

Restrukturisasi atau Pengalihan Tanggung Jawab?

Dalam pengumuman resminya, Altman menyebut Simo akan memimpin fungsi “tradisional” perusahaan seperti penjualan, pemasaran, dan keuangan—tugas yang biasanya menjadi domain CEO. Bloomberg melaporkan bahwa para eksekutif seperti Brad Lightcap (COO), Sarah Friar (CFO), dan Kevin Weil (CPO) kini akan melapor ke Simo, bukan Altman.

Chip Somodevilla via Getty / Futurism

Di platform X, Altman menegaskan bahwa perubahan ini akan memberinya lebih banyak waktu untuk fokus pada “riset, komputasi, dan keamanan AI.” Namun, seperti dikomentari oleh analis teknologi Ed Zitron, “Jika seorang CEO tidak lagi mengawasi operasi inti perusahaan, apa sebenarnya perannya?”

Drama Kekuasaan di Balik Layar

Keputusan ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah turbulen OpenAI. Setelah gugatan Elon Musk memaksa OpenAI membatalkan rencana menjadi perusahaan profit, Altman mungkin sedang mencari cara untuk mengurangi tekanan operasional. Apalagi, ia diketahui sedang gencar mendorong pengembangan AGI (Artificial General Intelligence)—proyek ambisius yang membutuhkan fokus penuh.

Simo sendiri bukan nama asing di dunia teknologi. Sebelum memimpin Instacart, ia menghabiskan satu dekade di Facebook (Meta), membuktikan kemampuannya dalam mengelola produk berskala global. Namun, pertanyaannya: apakah perannya di OpenAI benar-benar sebagai pemimpin baru, atau sekadar “perisai” bagi Altman?

Masa Depan OpenAI: Stabil atau Semakin Bergejolak?

Dengan struktur baru ini, Altman seolah-olah menciptakan “shadow CEO” tanpa harus melepas jabatannya. Tapi, seperti yang terjadi pada November 2023, dewan direksi OpenAI tidak segan mengambil tindakan drastis jika merasa kepemimpinan tidak efektif.

Di sisi lain, langkah ini bisa jadi sinyal bahwa OpenAI sedang bersiap untuk fase pertumbuhan berikutnya—mungkin termasuk peluncuran produk baru atau ekspansi pasar. Simo, dengan pengalamannya di Facebook dan Instacart, jelas memiliki keahlian untuk memimpin tim operasional. Namun, apakah Altman benar-benar akan melepas kendali, atau ini hanya ilusi untuk meredam kritik? Hanya waktu yang akan menjawab.

Satu hal yang pasti: di dunia AI yang serba cepat, OpenAI terus membuktikan bahwa drama internalnya tak kalah menarik dengan teknologi yang mereka ciptakan.

Samsung Galaxy Buddy 4 Business: Solusi Cerdas untuk Produktivitas Tanpa Batas

0

Pernahkah Anda merasa smartphone biasa tak cukup mendukung kebutuhan bisnis yang semakin kompleks? Di era di mana mobilitas dan efisiensi menjadi kunci kesuksesan, Samsung menghadirkan solusi terbaru: Galaxy Buddy 4 Business. Bukan sekadar ponsel pintar, perangkat ini dirancang khusus untuk menjawab tantangan profesional modern dengan segudang fitur unggulan.

Sejak diluncurkan pertama kali pada 2021, seri Galaxy Buddy telah menjadi andalan para eksekutif dan pengusaha. Kini, generasi keempatnya datang dengan penyempurnaan signifikan, mulai dari performa hingga keamanan. Lantas, apa saja yang membuat gadget ini layak menjadi teman setia pekerjaan Anda?

Mari kita kupas tuntas keunggulan Samsung Galaxy Buddy 4 Business melalui analisis mendalam berikut ini.

Desain Elegan yang Tak Hanya Memukau

samsung galaxy buddy 4 business display

Pertama kali memegang Galaxy Buddy 4 Business, Anda akan langsung terkesan dengan desainnya yang premium. Mengusung material aluminium aerospace-grade dengan finishing matte, perangkat ini tak hanya tampak mewah tetapi juga nyaman digenggam seharian.

Yang menarik, Samsung menyediakan empat pilihan warna eksklusif: Titanium Graphite, Platinum Silver, Royal Blue, dan Emerald Green. Setiap varian dirancang untuk mencerminkan karakter profesional berbeda-beda. Tak heran jika banyak yang menyebutnya sebagai “business statement in your pocket”.

Layar Super Responsif untuk Multitasking Ekstrem

Dengan layar Dynamic AMOLED 2X 6.7 inci dan refresh rate 120Hz, Galaxy Buddy 4 Business menawarkan pengalaman visual yang mulus. Teknologi Eye Comfort Shield-nya mengurangi kelelahan mata saat Anda harus bekerja berjam-jam.

Fitur Multi-Active Window menjadi andalan utama. Anda bisa membuka empat aplikasi sekaligus dengan pembagian layar yang fleksibel. Coba bayangkan: sambil video conference, Anda tetap bisa mengedit dokumen, mengecek email, dan memantau analitik bisnis—semuanya dalam satu layar!

Kamera Canggih untuk Presentasi Profesional

samsung galaxy buddy 4 business cameras

Sistem kamera triple 50MP pada Galaxy Buddy 4 Business bukan hanya untuk selfie sempurna. Fitur Auto Framing-nya secara cerdas mengikuti gerakan Anda selama video call, sementara AI Document Scan mampu mengubah foto dokumen biasa menjadi PDF berkualitas tinggi.

Yang lebih mengesankan, teknologi Nightography terbaru memungkinkan Anda merekam video presentasi berkualitas 8K bahkan dalam kondisi pencahayaan minim. Tak perlu lagi khawatir dengan meeting mendadak di ruangan remang-remang!

Daya Tahan Baterai yang Tak Pernah Mengecewakan

samsung galaxy buddy 4 business battery

Dengan kapasitas 5000mAh dan dukungan fast charging 65W, Galaxy Buddy 4 Business siap menemani hari kerja maraton Anda. Pengujian internal menunjukkan perangkat ini mampu bertahan hingga 18 jam untuk penggunaan produktivitas intensif.

Fitur Power Saving Pro-nya bahkan bisa memperpanjang daya tahan hingga 30% saat baterai hampir habis. Jadi, ketika Anda terjebak di bandara tanpa charger, presentasi penting tetap bisa berjalan lancar.

Keamanan Tingkat Enterprise untuk Data Bisnis

Samsung Knox Vault menjadi tulang punggung sistem keamanan Galaxy Buddy 4 Business. Platform ini menciptakan lingkungan terenkripsi terpisah untuk menyimpan data sensitif perusahaan. Bahkan jika perangkat diretas, informasi bisnis Anda tetap terlindungi.

Fitur Private Share memungkinkan pengiriman file dengan enkripsi end-to-end dan batas waktu akses. Sementara Auto Blokir langsung mengunci perangkat ketika mendeteksi aktivitas mencurigakan. Untuk eksekutif yang sering bepergian, ini adalah perlindungan ekstra yang sangat berharga.

Dari desain premium hingga fitur keamanan enterprise, Samsung Galaxy Buddy 4 Business memang dirancang khusus untuk profesional modern. Dengan harga mulai Rp 15 jutaan, investasi ini akan terbayar lunas melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja sehari-hari.

Microsoft Build 2025: AI Jadi Bintang Utama, Apa Saja yang Bakal Dibahas?

0

Pernahkah Anda membayangkan asisten AI yang bisa mengatur pengaturan laptop Anda hanya dengan perintah suara? Atau mencari file tanpa membuka aplikasi tambahan? Jika iya, Microsoft Build 2025 mungkin akan menjawab semua rasa penasaran Anda. Konferensi tahunan developer Microsoft ini akan digelar pada 19-22 Mei mendatang, dan seperti tahun-tahun sebelumnya, kecerdasan buatan (AI) diprediksi menjadi pusat perhatian.

Microsoft Build dikenal sebagai ajang teknis yang membosankan—dengan pembahasan mendalam tentang Azure dan platform enterprise lainnya. Namun, sejak AI menjadi prioritas utama Microsoft, konferensi ini berubah menjadi panggung inovasi yang lebih menarik bagi pengguna biasa. Tahun lalu, Microsoft memperkenalkan “agen AI” yang bisa bertindak atas nama pengguna, dan tahun ini, fitur tersebut diperkirakan akan semakin matang.

Dengan peluncuran Surface Pro dan Surface Laptop terbaru yang sudah dilakukan sebelumnya, fokus Microsoft Build 2025 kemungkinan besar akan lebih banyak membahas perkembangan software, terutama integrasi AI ke dalam Windows 11 dan Copilot. Jadi, apa saja yang bisa kita harapkan dari acara ini?

Windows 11 Makin “Pintar” Berkat AI

Microsoft telah mengisyaratkan rencana mereka untuk membawa lebih banyak fitur berbasis AI ke Windows 11. Salah satu yang paling dinantikan adalah “agen AI” di dalam aplikasi Settings yang bisa mengubah pengaturan sistem sesuai permintaan pengguna. Bayangkan Anda hanya perlu berkata, “Copilot, optimalkan laptop saya untuk gaming,” dan dalam sekejap, semua pengaturan performa akan disesuaikan secara otomatis.

Selain itu, Microsoft juga sedang menguji coba pembaruan pada File Explorer yang memungkinkan pengguna mencari dan memodifikasi file tanpa membuka aplikasi lain. Fitur ini bisa menjadi game-changer bagi mereka yang sering bekerja dengan banyak dokumen. Tak ketinggalan, Start Menu juga akan mendapatkan upgrade—Anda bisa mencari dan mengunduh aplikasi langsung dari menu tersebut tanpa harus membuka Microsoft Store.

Copilot Vision: AI yang Bisa “Melihat” Layar Anda

Salah satu fitur paling menarik yang pernah didemonstrasikan Microsoft adalah Copilot Vision—kemampuan AI untuk melihat apa yang ada di layar pengguna dan memberikan saran berdasarkan konteks. Fitur ini sudah tersedia di versi mobile, dan Microsoft dikabarkan sedang mengembangkan versi yang lebih canggih untuk desktop.

Dengan Copilot Vision, Anda bisa meminta AI untuk menganalisis dokumen yang sedang dibuka, memberikan rekomendasi perubahan, atau bahkan menjelaskan konten visual. Misalnya, jika Anda sedang melihat grafik data yang rumit, Copilot bisa langsung memberikan penjelasan sederhana tanpa perlu Anda mencari informasi tambahan.

Demo Copilot Vision di Windows 11

Researcher: Asisten Riset Premium untuk Microsoft 365

Pada Maret 2025, Microsoft meluncurkan fitur “Researcher” di Copilot yang menggunakan model reasoning OpenAI (o3) untuk melakukan riset otomatis. Sayangnya, fitur ini masih terbatas untuk pelanggan Microsoft 365. Namun, ada kemungkinan Microsoft akan membuka aksesnya ke pengguna gratis dalam waktu dekat, dan Build 2025 bisa menjadi momen yang tepat untuk pengumuman tersebut.

Researcher tidak hanya melakukan pencarian web biasa—ia juga bisa menggabungkan data dari OneDrive, email, dan dokumen lokal untuk memberikan jawaban yang lebih personal dan relevan. Bagi pelajar atau profesional yang sering melakukan riset, fitur ini bisa menghemat banyak waktu.

Selain AI, Microsoft juga kemungkinan akan membahas perkembangan Azure, .NET, dan GitHub—meskipun topik ini mungkin lebih menarik bagi developer daripada pengguna biasa. Namun, dengan dominasi AI di Build tahun ini, kita bisa berharap ada lebih banyak integrasi AI di seluruh ekosistem Microsoft.

Jadi, siapkah Anda menyambut era baru komputasi berbasis AI? Jika ingin mengikuti perkembangan terbaru, jangan lewatkan keynote Microsoft Build 2025 yang akan dibawakan oleh CEO Satya Nadella dan CTO Kevin Scott. Acara ini bisa disaksikan langsung melalui situs resmi Microsoft Build atau melalui liveblog Engadget untuk rangkuman cepat.

Bocoran Samsung Galaxy S25 FE: MediaTek Dimensity 9400 Gantikan Exynos?

0

Pernahkah Anda merasa kecewa ketika ponsel baru hanya menawarkan upgrade minor? Samsung Galaxy S24 FE baru dirilis Oktober lalu, namun rumor tentang penerusnya, S25 FE, sudah mulai bermunculan. Kabar terbaru mengindikasikan perubahan signifikan di bagian dapur pacu—sebuah langkah mengejutkan dari raksasa Korea tersebut.

Awalnya, S25 FE dikabarkan akan menggunakan chipset Exynos 2400e, sama seperti pendahulunya. Namun, laporan terbaru dari sumber terpercaya menyebut Samsung mungkin beralih ke MediaTek Dimensity 9400. Pertanyaannya: apakah ini strategi jitu atau sekadar rencana cadangan?

Transisi ke MediaTek bukan tanpa alasan. Performa Dimensity 9400 diklaim jauh lebih unggul dibanding Exynos 2400e. Namun, Samsung disebut masih mengutamakan chipset buatannya sendiri karena pertimbangan biaya. Keputusan akhir akan bergantung pada kapasitas produksi Exynos 2400e di foundry Samsung.

Exynos vs MediaTek: Pertarungan di Balik Layar

Menurut insider, Exynos 2400e tetap menjadi pilihan utama Samsung untuk S25 FE. Namun, jika pasokan chipset ini tidak mencukupi, MediaTek Dimensity 9400 akan menjadi alternatif. Ini bukan kali pertama Samsung mempertimbangkan MediaTek—seri Galaxy A beberapa tahun terakhir juga telah mengadopsi chipset dari vendor Taiwan tersebut.

Samsung Galaxy S24 FE dengan chipset Exynos 2400e

Performa Dimensity 9400 memang menjanjikan, terutama dalam efisiensi daya dan grafis. Namun, pertanyaannya adalah: apakah konsumen akan menerima perubahan ini? Beberapa penggemar Samsung mungkin lebih memilih konsistensi dengan Exynos, meski performanya kalah.

Upgrade Minim, Chipset Jadi Penyelamat?

Sayangnya, kabar kurang menggembirakan datang dari sisi fitur. S25 FE dikabarkan hanya menawarkan sedikit peningkatan dibanding S24 FE. Jika benar, perubahan chipset mungkin menjadi satu-satunya daya tarik untuk mendongkrak penjualan.

Lalu, kapan S25 FE akan resmi diluncurkan? Masih panjang perjalanannya. Jika mengikuti pola tahun lalu, kita mungkin harus menunggu hingga Oktober 2025. Sampai saat itu, segala rumor masih bisa berubah.

Sementara menunggu kepastian lebih lanjut, Anda bisa mempertimbangkan fitur AI tersembunyi di Galaxy S25 atau menantikan produk lipat terbaru Samsung sebagai alternatif.

Oppo Find N5 Rp28 Juta Ludes Terjual, Bukti Pasar Indonesia Siap dengan HP Premium

0

Dalam dunia teknologi yang bergerak cepat, jarang ada peluncuran produk yang langsung mencuri perhatian pasar seperti Oppo Find N5. Bagaimana tidak? Ponsel lipat premium seharga Rp28 juta ini habis terjual di seluruh gerai Oppo Indonesia hanya dalam waktu seminggu setelah peluncurannya. Sebuah pencapaian yang bahkan mengejutkan pihak Oppo sendiri.

Fenomena ini bukan sekadar tentang angka penjualan, melainkan pertanda penting: pasar Indonesia ternyata lebih dari siap menerima perangkat high-end dengan harga selangit. Padahal, di tengah gejolak ekonomi global, banyak yang meragukan daya beli konsumen untuk produk mewah. Namun, Oppo Find N5 membuktikan sebaliknya.

Lantas, apa yang membuat ponsel lipat terbaru Oppo ini begitu istimewa hingga mampu memecahkan rekor penjualan? Mari kita telusuri lebih dalam.

Antusiasme Pasar yang Melampaui Ekspektasi

Arga Simanjuntak, Head of PR Oppo Indonesia, mengungkapkan kekagumannya pada respons pasar. “Dalam waktu kurang dari seminggu, stok Find N5 di seluruh Oppo Store offline di Indonesia sudah habis,” ujar Arga. Padahal, Oppo sudah memprediksi penjualan yang baik, tapi realitanya justru melampaui proyeksi.

Oppo Find N5

Menariknya, tidak ada preferensi warna yang dominan. Kedua varian warna yang disediakan—yang belum diungkapkan namanya—sama-sama laris manis. Ini menunjukkan bahwa daya tarik Find N5 terletak pada fitur utamanya, bukan sekadar penampilan.

Strategi Oppo Mempertahankan Momentum

Menyadari peluang besar ini, Oppo tak tinggal diam. Perusahaan telah menyiapkan strategi tiga lapis:

  1. Restock bertahap yang diperkirakan normal kembali setelah 20 Mei 2025
  2. Pengalaman hands-on melalui pameran di Oppo Gallery dan flagship store
  3. Storytelling berbasis pengalaman pengguna untuk membangun ikatan emosional

“Kami tidak hanya berfokus pada membuat perangkat yang bisa dilipat, tetapi bagaimana perangkat tersebut benar-benar nyaman digunakan setiap hari,” tegas Arga. Pernyataan ini sekaligus menjadi senjata Oppo menghadapi persaingan ketat di pasar ponsel lipat.

Oppo Find N5

Bonus Fantastis yang Sulit Ditolak

Salah satu daya tarik utama Find N5 adalah paket bonus bernilai total Rp21 juta yang berlaku hingga 30 Mei 2025. Paket ini termasuk:

  • Gratis Oppo Watch X
  • Layanan Oppo Premium Service selama satu tahun
  • Bonus dari operator seluler
  • Cicilan 0% hingga 24 bulan
  • Voucher belanja via aplikasi MyOppo

Dengan strategi pricing seperti ini, Oppo seolah mengatakan: “Ya, harga kami premium, tapi nilai yang Anda dapatkan jauh lebih besar.”

Find N3 Masih Bertahan di Pasar

Meski Find N5 menjadi bintang baru, Oppo memastikan pendahulunya, Find N3, tetap tersedia dengan harga yang kini dipangkas menjadi Rp19.999.000. “Kami menyediakan Find N3 untuk konsumen yang mungkin belum siap beralih ke generasi terbaru,” jelas Arga.

Oppo Find N3

Keputusan ini cukup bijak, mengingat masih ada segmen pasar yang menginginkan ponsel lipat berkualitas dengan harga lebih terjangkau. Find N3 menjadi opsi menarik bagi mereka yang ingin merasakan pengalaman ponsel lipat tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam.

Kesuksesan Oppo Find N5 membuktikan bahwa pasar Indonesia tidak pernah berhenti mengejutkan. Di tengah anggapan bahwa konsumen lebih memilih ponsel murah, ternyata ada segmen yang justru mencari produk premium dengan pengalaman unik. Pertanyaannya sekarang: akankah kesuksesan ini bertahan setelah gelombang awal antusiasme mereda?

NVIDIA Turunkan Performa Chip H20 untuk Bypass Aturan Ekspor AS, Pertahankan Order Rp 288 Triliun

0

Telset.id – Di tengah ketegangan geopolitik yang semakin memanas, NVIDIA mengambil langkah tak biasa: menurunkan performa chip AI andalannya, H20, demi mempertahankan pasar China yang bernilai miliaran dolar. Bagaimana strategi ini akan memengaruhi lanskap teknologi global?

Perusahaan asal Silicon Valley ini terpaksa melakukan “underclocking” atau penurunan kapasitas memori pada chip H20 setelah pemerintah AS memperketat aturan ekspor chip canggih ke China. Langkah ini diambil untuk mempertahankan order senilai USD 18 miliar (Rp 288 triliun) dari raksasa teknologi China seperti Tencent, Alibaba, dan ByteDance.

Strategi NVIDIA Hadapi Pembatasan AS

Menurut laporan eksklusif Reuters, NVIDIA telah menginformasikan kepada klien-klien utamanya di China bahwa versi terbaru chip H20 akan dirilis pada Juli 2025. Chip ini sengaja didesain dengan spesifikasi lebih rendah dari versi sebelumnya yang sempat lolos aturan ekspor Oktober 2023.

NVIDIA underclocks H20 chip to bypass US export rules, retain $18B in orders

“Modifikasi teknis ini mencakup pengurangan signifikan pada kapasitas memori,” ungkap salah satu sumber yang familiar dengan perkembangan tersebut. Yang menarik, beberapa sumber menyebutkan bahwa pelanggan mungkin bisa melakukan rekonfigurasi modul chip untuk meningkatkan performanya.

China: Pasar Kritis yang Tak Boleh Dilewatkan

Data finansial NVIDIA menunjukkan betapa krusialnya pasar China bagi perusahaan ini. Pada tahun fiskal yang berakhir 26 Januari 2025, China menyumbang USD 17 miliar atau sekitar 13% dari total pendapatan NVIDIA.

CEO NVIDIA Jensen Huang bahkan melakukan kunjungan khusus ke Beijing bulan lalu, tak lama setelah pemerintah AS mengumumkan persyaratan lisensi baru untuk chip H20. Dalam kunjungan tersebut, Huang menegaskan komitmen NVIDIA terhadap pasar China dan memprediksi bahwa pasar AI China bisa mencapai USD 50 miliar dalam 2-3 tahun ke depan.

Perang Teknologi AS-China yang Semakin Sengit

Sejak 2022, AS telah memberlakukan berbagai pembatasan ekspor chip canggih ke China dengan alasan keamanan nasional. Langkah ini semakin intensif di bawah pemerintahan Biden dan Trump. NVIDIA sendiri telah beberapa kali memodifikasi lini produknya untuk menyesuaikan dengan aturan yang terus berubah.

Sementara itu, China tak tinggal diam. Perusahaan lokal seperti Huawei melalui chip Ascend 920 dan SMIC dengan produksi chip 5nm tanpa EUV menunjukkan kemampuan China dalam mengembangkan teknologi semikonduktor mandiri.

Pertanyaan besarnya sekarang: Akankah strategi “underclocking” NVIDIA ini cukup untuk mempertahankan dominasinya di pasar AI China, atau justru membuka peluang lebih besar bagi pesaing lokal seperti Huawei? Yang pasti, perang chip antara AS dan China masih jauh dari kata usai.

Cara Mudah Crop Video di iPhone untuk Hasil Sempurna

0

Telset.id – Pernahkah Anda merekam video yang sempurna, tapi ada bagian yang mengganggu di tepinya? Atau mungkin Anda ingin menyesuaikan video untuk Instagram Stories? Jangan khawatir, crop video di iPhone ternyata lebih mudah dari yang Anda bayangkan. Dengan beberapa langkah sederhana, Anda bisa menghilangkan bagian yang tidak diinginkan atau menyesuaikan aspek rasio untuk media sosial.

Apple telah menyematkan fitur editing dasar yang cukup powerful di aplikasi Photos bawaan iPhone. Namun, jika Anda membutuhkan opsi yang lebih canggih, tersedia juga aplikasi pihak ketiga seperti Video Crop yang menawarkan preset khusus untuk berbagai platform. Mari kita eksplorasi kedua metode ini secara mendalam.

Sebelum memulai, penting untuk memahami perbedaan antara cropping dan trimming. Banyak yang mengira keduanya sama, padahal sangat berbeda. Cropping mengubah area yang terlihat dalam video, sementara trimming memotong durasi video. Untuk kebutuhan editing sehari-hari, memahami perbedaan ini akan sangat membantu.

Cara Crop Video Menggunakan Aplikasi Photos

Untuk pengguna iPhone dengan iOS 13 atau lebih baru, Anda bisa memanfaatkan aplikasi Photos bawaan untuk melakukan cropping video. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Buka aplikasi Photos dan pilih video yang ingin diedit
  2. Ketuk tombol Edit (ikon dengan tiga garis horizontal)
  3. Pilih opsi Crop di bagian bawah layar
  4. Geser handle di sudut video untuk menentukan area yang ingin dipertahankan
  5. Ketuk Done untuk menyimpan perubahan

Crop option for a video in the iPhone Photos app

Fitur ini sangat berguna untuk menghilangkan objek yang tidak diinginkan di latar belakang atau menyesuaikan video untuk platform tertentu. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang fitur editing di iPhone, jangan lewatkan artikel kami tentang Lima Langkah Simpel Kelola Izin Kamera iPhone dan iPad.

Menggunakan Aplikasi Video Crop untuk Hasil Lebih Profesional

Untuk pengguna dengan versi iOS lebih lama atau yang membutuhkan preset khusus, aplikasi Video Crop bisa menjadi solusi. Aplikasi gratis ini menawarkan berbagai preset aspek rasio yang cocok untuk berbagai platform media sosial.

Video selected and cropped in the Video Crop iPhone app

Berikut cara menggunakannya:

  1. Unduh dan buka aplikasi Video Crop
  2. Pilih tombol crop besar di tengah layar
  3. Pilih video yang ingin diedit dan ketuk tanda centang di pojok kanan atas
  4. Atur area cropping dengan menarik sudut kotak atau gunakan preset di bagian bawah
  5. Ketuk tombol proses di kanan atas untuk menyimpan video

Kapan Harus Melakukan Crop Video?

Ada beberapa situasi dimana cropping video menjadi solusi tepat:

  • Menghilangkan objek mengganggu: Jika ada orang atau objek yang tidak diinginkan di tepi video, cropping bisa menyelamatkan rekaman berharga Anda
  • Optimasi media sosial: Platform seperti Instagram lebih cocok dengan video persegi atau vertikal
  • Fokus pada subjek utama: Kadang kita perlu memperbesar area tertentu untuk menonjolkan subjek utama

Video Crop app processing cropped video

Untuk pengguna yang sering berbagi konten di WhatsApp, jangan lewatkan update terbaru di artikel Pengguna iPhone Sudah Bisa ‘Halo-halo’ di WhatsApp.

Tips Tambahan untuk Hasil Terbaik

Berikut beberapa tips profesional untuk mendapatkan hasil cropping yang sempurna:

  • Selalu buat salinan video asli sebelum melakukan editing
  • Untuk platform spesifik, gunakan preset aspek rasio yang sesuai
  • Perhatikan komposisi setelah cropping untuk memastikan subjek tetap berada di titik yang tepat
  • Jika memungkinkan, rekam video dengan resolusi lebih tinggi untuk mempertahankan kualitas setelah cropping

Dengan menguasai teknik sederhana ini, Anda bisa meningkatkan kualitas konten video langsung dari iPhone tanpa perlu perangkat atau software tambahan. Selamat mencoba!

Sedan Hybrid Mewah Lynk & Co 10 EM-P Siap Meluncur

0

Telset.id – Pasar otomotif global terus bergerak dinamis, dan kali ini, Lynk & Co siap menghadirkan gebrakan baru dengan meluncurkan sedan hybrid mewah mereka, Lynk & Co 10 EM-P. Direncanakan masuk pasar pada paruh kedua 2025, sedan plug-in hybrid ini menjadi varian PHEV dari Lynk & Co Z10 EV yang sebelumnya telah diluncurkan. Apakah ini jawaban atas penjualan Z10 EV yang kurang menggembirakan?

Lynk & Co, merek premium di bawah naungan Geely Group, telah mencapai tonggak penting dengan menyalurkan lebih dari 1 juta unit kendaraan. Kini, mereka berambisi memperkuat posisi di segmen sedan mewah dengan menghadirkan 10 EM-P. Mu Jun, Wakil Direktur Jenderal Lynk & Co, mengonfirmasi hal ini melalui unggahan di Weibo, platform media sosial China. Ia juga menyebut bahwa angka “10” akan menjadi ikon Geely tahun ini.

Spesifikasi dan Platform Unggulan

Lynk & Co 10 EM-P akan dibangun di atas arsitektur modular GEA Evo, yang juga digunakan oleh Geely Galaxy Starship 9, SUV plug-in hybrid flagship yang akan segera meluncur. Sistem hybrid ini menggabungkan mesin turbocharged 2 liter dengan penggerak listrik terintegrasi, menjanjikan performa tangguh sekaligus efisiensi bahan bakar yang optimal.

Lynk & Co 10 EM-P dengan desain elegan dan teknologi canggih

Tak hanya itu, sedan ini juga dilengkapi dengan chip Nvidia Drive Thor-U yang mampu menghasilkan 700 TOPS, chip Snapdragon 8295 untuk sistem infotainment, serta suspensi udara untuk kenyamanan berkendara maksimal. Dengan dimensi 5028/1966/1468 mm dan wheelbase 3005 mm, Lynk & Co 10 EM-P menawarkan ruang kabin yang luas dan desain eksterior yang mirip dengan varian listriknya, Z10.

Respons atas Kegagalan Z10 EV?

Varian listrik dari Lynk & Co Z10, yang diluncurkan September 2024, ternyata tidak sesukses yang diharapkan. Dengan penjualan kumulatif hanya 7.719 unit, Lynk & Co tampaknya berusaha memperbaiki performa dengan menghadirkan varian hybrid. Harga Z10 EV berkisar antara 186.800 – 282.800 yuan (sekitar Rp 400 – 600 juta), dan kemungkinan besar 10 EM-P akan menawarkan harga yang kompetitif.

Strategi Lynk & Co di 2025

Selain 10 EM-P, Lynk & Co juga akan meluncurkan 900 SUV flagship tahun ini. Dengan dua model baru ini, merek ini berharap dapat memperluas jangkauan pasar dan bersaing dengan kompetitor seperti BYD dan Tesla. Apakah strategi ini akan berhasil? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Interior mewah Lynk & Co 10 EM-P dengan fitur teknologi mutakhir

Dengan kombinasi teknologi hybrid canggih, desain premium, dan fitur-fitur unggulan, Lynk & Co 10 EM-P berpotensi menjadi pesaing serius di segmen sedan mewah. Namun, tantangan terbesarnya adalah membangun kepercayaan konsumen setelah kegagalan Z10 EV.

5 Fitur AI Tersembunyi Samsung Galaxy S25 yang Wajib Dicoba

0

Telset.id – Samsung Galaxy S25 mungkin tidak membawa banyak perubahan pada sisi hardware, namun di balik itu tersimpan fitur kecerdasan buatan (AI) canggih yang bisa membuat pengalaman penggunaan Anda lebih personal dan efisien. Kolaborasi Samsung dengan Google Gemini menghadirkan sejumlah kemampuan mengejutkan yang sayang untuk dilewatkan.

Jika Anda berpikir smartphone flagship terbaru Samsung ini hanya soal kamera atau performa, bersiaplah terkejut. Galaxy S25 menyimpan sejumlah fitur AI tersembunyi yang bisa mengubah cara Anda berinteraksi dengan perangkat sehari-hari.

Mari kita kupas satu per satu fitur AI tersembunyi yang bisa membuat Galaxy S25 Anda bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras.

Integrasi Aplikasi Lintas Platform dengan Google Gemini

Cross app integration on a Galaxy S25 using Gemini and Samsung Notes.

Salah satu fitur paling powerful adalah integrasi lintas aplikasi yang didukung Google Gemini. Cukup dengan menekan lama tombol samping, Anda bisa memerintahkan Gemini untuk melakukan tugas kompleks yang melibatkan beberapa aplikasi sekaligus.

Misalnya, Anda bisa meminta Gemini untuk mencari daftar hotel di suatu destinasi dan secara otomatis menyimpannya di aplikasi Notes. Semua proses ini terjadi dalam satu perintah sederhana tanpa perlu membuka berbagai aplikasi secara manual.

Fitur ini saat ini terbatas pada aplikasi Google dan Samsung, namun cakupannya sudah cukup luas untuk berbagai kebutuhan produktivitas. Tidak seperti fitur serupa di perangkat lain, Anda tidak perlu menyusun shortcut rumit untuk membuatnya bekerja.

Wallpaper AI yang Mencerminkan Gaya Personal Anda

AI generated Samsung Wall papers

Bos dengan wallpaper standar? Galaxy S25 menghadirkan generator wallpaper berbasis AI yang memungkinkan Anda membuat desain unik yang mencerminkan kepribadian Anda.

Cukup buka Settings > Wallpaper and style > Change wallpapers > Create with AI, lalu pilih apakah Anda ingin menerapkannya untuk layar utama dan kunci, atau hanya layar kunci. Meski belum mendukung input teks custom, opsi yang tersedia sudah cukup untuk menghasilkan wallpaper yang benar-benar personal.

Menghilangkan Noise yang Mengganggu dari Video

Using the Audio eraser feature on a Galaxy S25 phone.

Pernah merekam video di tempat ramai hanya untuk hasilnya rusak oleh suara bising? Fitur Audio Eraser di Galaxy S25 menggunakan AI untuk secara selektif menghilangkan noise yang tidak diinginkan.

Buka video yang ingin diedit, ketuk ikon pensil, lalu pilih ikon speaker dan Audio eraser. Anda bisa memilih untuk menghilangkan suara latar (musik/TV) sambil mempertahankan suara manusia. Hasilnya? Video dengan audio jernih yang fokus pada momen penting.

Buat Highlight Reel Otomatis dengan Sentuhan AI

The final steps in creating a photo reel with AI on a Samsung Galaxy S25.

Daripada membombardir teman dengan ratusan foto liburan, mengapa tidak membuat rangkuman visual yang apik? Galaxy S25 bisa membuat highlight reel otomatis dari koleksi foto Anda.

Buka aplikasi Galeri, pilih menu hamburger > Go to Studio > Start new project, lalu pilih foto yang ingin dimasukkan. AI akan menyusunnya menjadi rangkaian yang kohesif, bahkan mengisi celah antar foto dengan transisi yang mulus. Anda bisa menyesuaikan durasi, menambahkan teks dan musik untuk hasil yang lebih personal.

Game Booster: Optimasi Gaming dengan Kecerdasan Buatan

How to find Game Booster on Galaxy S25 phones.

Bagi gamer, Game Booster dengan dukungan AI bisa menjadi senjata rahasia. Buka Samsung Gaming Hub, ketuk menu tiga titik, lalu pilih Game Booster > Game optimization. Di sini Anda bisa memilih antara Balanced performance atau Battery saver tergantung kebutuhan.

Fitur ini tidak hanya mengoptimalkan performa game, tapi juga memungkinkan kustomisasi setting untuk tiap game secara individual, termasuk penyesuaian refresh rate. Hasilnya? Pengalaman gaming yang lebih mulus dengan konsumsi baterai yang efisien.

Dengan semua fitur AI tersembunyi ini, Samsung Galaxy S25 membuktikan bahwa revolusi smartphone tidak selalu tentang spesifikasi hardware, tapi bagaimana kecerdasan buatan bisa membuat perangkat lebih memahami dan melayani kebutuhan pengguna. Tertarik mencoba? Samsung saat ini menawarkan berbagai program trade-in dan diskon menarik untuk pembelian Galaxy S25.