Telset.id, Jakarta – Siapa tak kenal Bill Gates? Ia adalah pendiri Microsoft yang selama lebih dari satu dekade masuk daftar atas orang terkaya di dunia. Kini, mayoritas kehidupannya tak lagi berkutat dengan teknologi. Ia memilih mengabdikan diri untuk hal-hal lain yang lebih bersifat membantu sesama.
Dalam meniti karier, Gates mengalami pasang surut, layaknya orang-orang kebanyakan. Ia bukanlah sosok nan sempurna. Gates tak jauh dari kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kurang bisa memercayai orang lain. Ia merasa dirinya paling mampu, paling hebat, sehingga enggan berbagi tanggung jawab kepada sahabat maupun rekan kerja.
Pada awal Microsoft berdiri, Gates hampir melakukan semua pekerjaan. Ia mengembangkan perangkat lunak sampai perusahaan berkembang begitu pesatnya. Akan tetapi, proses menuju capaian itu ternyata bukan berkat kontribusinya seorang diri. Kunci kesuksesan Microsoft menjadi raksasa teknologi sejagat hadir adalah kemitraan, kerja sama.
“Saat mengembangkan Microsoft, saya tak sendirian membaca dan menulis koding. Ada campur tangan orang lain. Saya dan para sahabat bahu-membahu menuntaskan segala hal demi keamjuan perusahaan. Bahkan, saya sampai menghapal pelat nomor kendaraan pegawai untuk mengetahui siapa yang paling lama bekerja di kantor,” ujarnya di hadapan mahasiswa Harvard University seperti dilansir CNBC.
Lalu, siapa sosok paling berpengaruh di balik kesuksesan Gates mengembangkan Microsoft? Ia adalah Steve Ballmer, teman Gates semasa di bangku kuliah. Steve mengajari Gates bagaimana cara merekrut karyawan tanpa guna membentuk tim nan solid. Sejak titik itu, gates memercayakan semua pekerjaan kepada kolega sejatinya tersebut.
Seiring waktu berlalu, Gates menyadari bahwa Microsoft bisa sukses berkat keterlibatan “banyak tangan”. Ia paham betul, sebuah pekerjaan tak akan bisa tuntas secara sempurna tanpa kerja sama dengan orang lain. Pada puncak kejayaan Microsoft, Gates pun fokus kepada tugas mengkaji kinerja para manajer. Ia memastikan bahwa visi dan misi perusahaan tetap terjaga.
Sekarang, Gates lebih sibuk mengelola yayasan dan duduk sebagai komisaris di Microsoft. Ia juga menjadi investor beberapa proyek, termasuk satelit komunikasi. Namanya bersanding dengan CEO SoftBank, Masayoshi Son. Mereka menggarap proyek EarthNow LLC, yakni perusahaan rintisan di kota Seattle yang berambisi meluncurkan 500 satelit kecil untuk penyediaan layanan video.
Baca juga:Hebat! 15 Ramalan Bill Gates yang Jadi Kenyataan
Dalam kegiatan sosial, Gates mendanai pengembangan vaksin flu universal. Ia menggelontorkan dana hingga 12 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 144 miliar. Setengah dari donasi tersebut berasal dari Bill & Melinda Gates Foundation, sedangkan separuh lagi dari keluarga pendiri Google, Larry Page.
Uang Rp 144 miliar akan dibagikan dalam bentuk hibah hingga 2 juta dolar AS atau sekiar Rp 27 juta untuk masing-masing proyek yang diklaim berani dan inovatif tersebut.
Sumber: CNBC