Para Influencer Ketar-ketir Dampak TikTok “Diharamkan”

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  – Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana akan “mengharamkan” TikTok digunakan di wilayahnya. Kebijakan itu membuat para influencer di AS menjadi ketar-ketir, kalau larangan itu benar-benar akan diterapkan.

Suatu pagi, di sebuah rumah mewah di Hollywood Hills, para influencer TikTok tampak mondar-mandir. Mereka mencoba ide-ide baru untuk video pendek lucu yang digadang bakal viral.

{Baca juga: Terungkap! Larangan TikTok Berkat Lobi-lobi Bos Facebook}

Di lain sisi, mereka merasa khawatir dengan masa depan. Mereka tahu tahu akan bernasib seperti apabila TikTok benar-benar dilarang oleh pemerintah Amerika Serikat (AS) pada 15 September 2020 mendatang.

Kids Next Door LA adalah satu dari sejumlah rumah TikTok di AS. Di sanalahpara remaja tinggal, tidur, dan bertukar pikiran tentang ide-ide kreatif untuk video tari dan musik, serta mencari mitra kerja sama.

Sekali mendapatkan pengiklan, mereka bisa meraup uang jutaan dolar AS. Namun, mata pencaharian mereka sedang dalam kegamangan gara-gara ada perintah eksekutif dari Presiden Donald Trump.

Trump akan melarang TikTok jika perusahaan induk ByteDance tidak mencapai kesepakatan untuk melepaskan operasional di AS kepada perusahaan lokal. Trump memberi batas waktu pertengahan September.

“Selama dua hingga lima bulan, mungkin semua orang akan menerima pukulan besar. Setiap orang akan kehilangan aliran pendapatan, “kata Adam Miguest (27), yang dikenal di TikTok sebagai @itsadamm.

Claire Hesser (18), mantan ratu kecantikan, mengatakan, TikTok sudah menjadi bagian dari budaya anak muda. “Menyakitkan jika TikTok dilarang,” ucapnya, dikutip Telset.id dari New York Post, Senin (31/8/2020).

{Baca juga: Trump Perintahkan ByteDance Jual Semua Aset TikTok di AS}

Walmart, Oracle, Twitter, dan Microsoft kabarnya sedang mencoba untuk mengakuisisi operasional TikTok di AS. Sejauh ini, belum ada ada kabar pembicaraan antara empat perusahaan itu dengan ByteDance.

Sementara itu, ByteDance kabarnya sedang berpacu dengan waktu sehingga memutuskan untuk melakukan persiapan rencana kontinjensi guna menghadapi kemungkinan larangan TikTok.

ByteDance harus segera mendapatkan pembeli untuk operasional TikTok di Amerika Serikat (AS) sebelum 15 September 2020. Kalau sampai tidak mendapatkan investor, TikTok bakal dilarang.

Menurut laporan Reuters, seperti dikutip Telset.id dari Ubergizmo, Minggu (30/8/2020), ByteDance tidak berani mengambil risiko dan sekarang dilaporkan sedang menyusun rencana darurat.

Rencana kontijensi datang dalam bentuk memo. ByteDance meminta kepada insinyur TikTok untuk menyusun rencana tentang cara menutup aplikasi di AS benar-benar memberlakukan larangan.

ByteDance juga meminta kepada karyawan dan vendor TikTok di AS supaya diberi kompensasi jika terjadi penutupan operasional. Kabarnya, kini sudah berlaku pembekuan perekrutan karyawan.

{Baca juga: ByteDance Siapkan Rencana Hadapi Larangan TikTok}

Keputusan menyetop rekrutmen pegawai dilakukan gara-gara ketidakpastian mengenai masa depan operasional perusahaan di AS. Sejatinya, ByteDance akan senang untuk terus menjalankan TikTok.

Sekadar informasi, kesepakatan untuk mengakuisisi TikTok butuh persetujuan pemerintah AS dan China. Artinya, pembelian TikTok di AS sangat berpotensi mengakibatkan kesepakatan gagal. [SN/HBS]

 

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI