Telset.id, Jakarta – Twitter sering dipakai oleh pejabat negara di luar negeri untuk menyampaikan pernyataan, kritikan, bahkan sarana untuk menyerang pemimpin lain. Tak cuma Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kini Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pun belakangan kian intensif mencuit di media sosial.
Dilaporkan CNBC, Erdogan dan Netanyahu saling serang tweet di Twitter. Kedua pemimpin tersebut saling menuding satu sama lain sebagai pelanggar hak asasi manusia.
Perang kata-kata mereka tak lepas dari kekejaman Israel yang membantai 60 warga Palestina di jalur Gaza saat ada demonstrasi penolakan pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, Senin (15/5) lalu. Kekejaman militer Israel tersebut mendapat kecaman dari banyak negara, termasuk Turki.
“Israel adalah penebar teror. Mereka melakukan praktik genosida. Saya mengecamnya,” kata Erdogan dalam sebuah pidato yang disiarkan sejumlah stasiun televisi Turki maupun internasional.
Tak terima dengan perkataan Erdogan, Netanyahu membalas melalui cuitan di akun Twitter @netanyahu.
“Erdogan adalah seorang pendukung Hamas. tak lagi diragukan bahwa ia paham betul apa yang dimaksud dengan terorisme dan pembantaian. Saya menyarankan agar ia tak berbicara soal moral kepada kami,” tulis Netanyahu.
Seperti diketahui, selama ini Hamas yang menguasai jalur Gaza memang dituding sebagai kelompok teroris oleh Israel maupun sejumlah negara Barat.
“Seseorang yang mengirim ribuan tentara Turki untuk menduduki Siprus Utara dan menginvasi Suriah seharusnya tak berceramah ketika kami mempertahankan diri dari upaya invasi Hamas,” tambah Netanyahu di Twitter.
“Orang yang tangannya berlumuran darah warga Kurdi di Turki dan Suriah tak perlu mengajari kami soal aturan dalam berperang,” cetus Netanyahu yang membuat kuping Erdogan memerah.
Baca juga: Turki Kembali Batasi Akses Internet, Kali Ini Terkait Islamic State
Tak terima dengan pernyataan Netanyahu tersebut, Erdogan pun membalasnya dengan berkicau di Twitter.
“Netanyahu adalah perdana menteri sebuah negara apartheid, yang telah mencaplok tanah orang-orang lemah selama lebih dari 60 tahun sembari melanggar resolusi PBB. Tangannya berlumuran darah warga Palestina. Ia tak bisa menutup kejahatannya dengan menyerang Turki,” balas Erdogan di Twitter.
“Mau belajar soal kemanusiaan? Bacalah 10 Perintah Allah,” lanjut Erdogan menyebut ajaran dasar Yahudi dan Kristen.
Tak berhenti sampai di situ, beberapa jam kemudian, Erdogan kembali menyerang Netanyahu, lagi-lagi melalui akun Twitter.
“Hamas bukanlah organisasi teroris. Warga Palestina bukan teroris. Mereka bergerak melawan untuk mempertahankan negara dari pasukan pendudukan. Dunia bersetia kawan dengan mendukung rakyat Palestina untuk melawan para penindas,” tandas Erdogan di akun Twitter-nya. [SN/HBS]
Sumber: CNBC