Telset.id, Jakarta – Kota Palembang diselimuti kabut asap. Kabut asap itu terasa sejak Senin pagi (14/10), akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda ibukota provinsi Sumatera Selatan tersebut.
Prihatin akan kejadian itu, warganet Indonesia pun bereaksi via Twitter dengan menggunakan tagar #SavePalembang.
Berdasarkan pantauan tim Telset.id via situs Trends24, tagar #SavePalembang menduduki peringkat pertama sebagai trending topic di Twitter.
{Baca juga: Pacaran 5 Tahun, Wanita ini Ajak Pesawat Boeing 737-800 Menikah}
Beragam reaksi diunggah oleh warganet Tanah Air. Seperti akun @fedroooooo yang mengucapkan duka atas peristiwa yang terjadi di bumi Sriwijaya tersebut.
Ya Allah. Kabut asap kembali menerpa di negaraku. #savepalembang
— Uda Fedro (@udafedro) October 14, 2019
Hal serupa juga dikatakan oleh @syahrul84aswad yang berasal dari Maluku Utara. Ia berdoa agar karhutla di Palembang segera padam, sekaligus berharap hujan segera turun agar proses pemadaman bisa berlangsung cepat.
{Baca juga: Heboh Penusukan Wiranto, Netizen Ramai-ramai Kirim Doa}
kami di maluku utara berdoa semoga Allah swt memberikan hujan di daerah Palembang agar karhutla segera padam dan udara menjadi steril.. amin..
— Paul (@syahrul84aswad) October 14, 2019
Situasi terkini di Palembang juga diunggah oleh warganet. Mereka menyertakan gambar atau video yang memperlihatkan kota Palembang yang diselimuti kabut asap.
{Baca juga: Rusuh Wamena, Netizen Serukan #BugisBerduka & #MinangBerduka}
AMPERA hilang #savepalembang pic.twitter.com/njMgr4VlR3
— rittendust (@revidosaputra) October 14, 2019
Palembang gak sesuai map, palembang pindah di atas awas#KabutAsap #savepalembang pic.twitter.com/6AhbmX3l2I
— Setail Hooman 🐉 (@PutraIranda) October 14, 2019
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun turut menyoroti kondisi udara di Palembang. Lewat akun @InfoHumasBMKG, ternyata kualitas udara di Palembang masuk dalam kategori berbahaya.
Halo #SobatBMKG, pagi ini, kondisi kualitas udara di palembang dalam kategori berbahaya. Karakteristik harian debu polutan memang pada umumnya menunjukkan konsentrasi tinggi pada pagi hari dan menurun di siang hari. pic.twitter.com/1TJ2yJDi8s
— Humas_BMKG (@InfoHumasBMKG) October 14, 2019