Telset.id,Jakarta – Nampaknya akan ada perubahan tren dalam memilih ponsel. Saat ini ada kecenderungan orang mulai membeli “ponsel bodoh”, untuk menghindari kecanduan media sosial, seperti Facebook dan Instagram. Apakah Anda termasuk masuk kategori tersebut?
Pertanyaan di atas akan berlanjut ke pertanyaan berikutnya, apakah Anda siap untuk menyingkirkan ponsel cerdas Anda, dan mulai menggunakan “detoks digital” dengan menggunakan ponsel bodoh?
Ponsel ‘dumb’ atau ponsel bodoh adalah nama yang diberikan untuk ponsel bergaya retro alias jadul yang tidak dilengkapi teknologi pintar seperti yang ada di smartphone modern. Ponsel jenis ini yang biasa juga kita sebut sebagai feature phone.
Penjualan ponsel “bodoh” kini semakin berkembang akhir-akhir ini, karena semakin banyak pemberitaan mengenai orang yang akhirnya menjadi ‘sakit’ karena terus-menerus menggunakan media sosial.
Baca juga: Peneliti: Setiap Tahun Orang Makin Ketagihan Pakai Smartphone
Menurut penelitian terbaru dari Ofcom, rata-rata orang Inggris membuka ponsel mereka setiap 12 menit, dan menggunakan secara online selama 24 jam setiap minggu. Laporan itu juga menemukan fakta bahwa 78 persen orang Inggris tidak bisa hidup tanpa smartphone mereka.
Itu artinya, data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata orang Inggris sekarang menghabiskan dua setengah jam per hari di smartphone mereka, dan akan meningkat menjadi tiga jam dan 14 menit untuk usia 18 hingga 24 tahun.
Namun kebutuhan untuk bisa selalu ber-medsos dan tetap bisa berselancar di dunia maya ini justru mengubah cara pengguna dalam mengambil keputusan untuk membeli gadget.
Baca juga: Anak-Anak Hanya Tahan 7 Menit Tanpa Ponsel
Pergeseran tren itu bisa dilihat dari laporan Counterpoint Research, yang menyebutkan pasar smartphone global “hanya” tumbuh 2 persen pada tahun lalu, atau sekitar 1,6 miliar perangkat yang dipasarkan. Namun justru menyusut sebesar 5 persen pada kuartal terakhir 2017.
Sementara penjualan ponsel bodoh atau feature phone justru naik menjadi 450 juta perangkat pada tahun 2017, yang berarti ada lonjakan sebesar 5 persen di akhir tahun.
Counterpoint’s Shobhit Srivastava, mengatakan bahwa masalah ini terkait dengan “tingkat daya beli pengguna”, yang menunjukkan bahwa penguna kurang bersedia membeli ponsel baru yang mahal, ketika ponsel mereka masih berfungsi dengan baik.
Seorang psikolog, dr Daria Kuss yang meneliti tentang penggunaan kompulsif smartphone telah memperingatkan bahwa pengguna dapat menjadi kecanduan. Pengguna ponsel pintar tidak dapat menghentikan kebiasaan mereka.
“Mereka mungkin sadar bahwa mereka terlalu sering menggunakannya, tetapi mereka tidak dapat menghentikan diri mereka sendiri,” kata dr Daria Kuss kepada Sky News.
Baca juga: Apakah Anda Mengidap Nomophobia alias Kecanduan Smartphone?
“Mereka mungkin takut ketinggalan informasi atau apapun yang ada di media sosial. Itulah yang menjadi alasan, mengapa mereka menggunakannya secara kompulsif, dan ini dapat menyebabkan gejala yang dikaitkan dengan kecanduan ponsel,” katanya.
Sky News berbicara dengan seorang warga di Inggris yang membeli ponsel “bodoh” untuk digunakan, dan mengatakan bahwa ponselnya yang mengganggu adalah yang harus disalahkan.
“Saya hanya membenci kenyataan bahwa saya selalu melakukannya (online),” ungkap Mark Erskine, dari Twickenham.
Ia mengatakan, dalam sehari dia bisa membuka halaman Facebook dan Instagram sebanyak 150 kali dalam sehari. Setiap kali ia melakukannya, ia semakin merasa perlu untuk melakukannya.
Baca juga: Waspada! Ini Ciri Anda Ketagihan Media Sosial
Perusahaan teknologi sangat sadar tentang fakta bahwa pelanggan mereka khawatir tentang penggunaan ponsel mereka. Misalnya Apple, yang baru saja memperkenalkan fitur baru bernama ‘Screen Time’, yang memungkinkan Anda melacak waktu yang dihabiskan di ponsel.
Fitur yang akan tersedia di iPhone pada bulan September ini merupakan bagian dari pembaruan iOS 12. Aplikasi ini akan menunjukkan kepada Anda, berapa kali Anda membuka kunci perangkat, dan berapa banyak waktu yang Anda habiskan di setiap aplikasi.
Fitur ini juga memungkinkan pengguna untuk menetapkan batasan sendiri, sehingga ponsel akan mengunci aplikasi yang dapat membuat Anda ketagihan beraktifitas, misalnya membuka Facebook atau Instagram, dalam jangka waktu tertentu. [BA/HBS]
Sumber: The Sun