Kecanduan Smartphone, Warga AS ‘Melototin’ Layar Smartphone 52 Kali Sehari

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Kecanduan smartphone sudah menjadi “penyakit baru” bagi manusia. Akibatnya, orang seperti tidak bisa lepas dari perangkat tersebut. Bahkan sebuah penelitian mengatakan jika rata-rata warga Amerika Serikat (AS) bisa melihat smartphone sebanyak 52 kali dalam satu hari.

Dilansir Telset.id dari Ubergizmo, Rabu (14/11/2018), Deloitte belum lama ini merilis laporan penelitian Konsumen Global Mobile 2018 pada warga AS terkait pemakaian smartphone.

Hasilnya, Deloitte menemukan fakta bahwa setidaknya warga AS melihat smartphone milik mereka sebanyak 52 kali dalam sehari.

Hasil tersebut mengalami peningkatan, karena pada penelitian yang sama di tahun 2017 mereka menemukan jika rata-rata orang di AS melihat smartphone-nya sebanyak 47 kali dalam sehari.

Menurut Kevin Westcott, Wakil Ketua Deloitte bidang media dan sektor Hiburan Amerika Serikat, mengatakan jika survei tahun ini menunjukan jika penggunaan ponsel pintar semakin menjadi bagian dari kehidupan kita.

“Smartphone tetap menjadi perangkat yang diminati konsumen karena memungkinkan mereka untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan seperti berkomunikasi, bekerja, bersosialisasi, mencari hiburan, menjaga kesehatan dan mengurus aktifitas di dalam rumah,” ucap Kevin.

Hasil studi Deloitte juga melihat bahwa ada peningkatan jumlah orang yang kecanduan smartphone untuk mengurangi penggunaan smartphone.

Dari situ pihak Deloitte berpendapat jika manusia sesungguhnya tetap berusaha mengurangi interaksi dengan smartphone di kehidupan mereka. Menurutnya manusia setidaknya sadar bahwa tindakan untuk terus melihat smartphone itu tidak baik bagi kehidupan.

Sebelumnya studi tentang hubungan manusia dan teknologi juga dilakukan oleh Universitas Swansea dengan Universitas Milan tentang prilaku masyarakat di media sosial.

Penelitian mereka mengungkapkan, bahwa sering unggah foto selfie ke media sosial bisa berdampak pada perubahan kepribadian menjadi narsisme. Peneliti telah mempelajari perubahan kepribadian dari 74 orang peserta yang berusia 18 hingga 34 tahun.

Selama 4 bulan penelitian mereka menemukan jika hampir dua pertiga peserta menggunakan media sosial untuk mengunggah foto selfie mereka.

Dari sana, peneliti juga melihat terjadinya peningkatan kepribadian narsisme, berupa karakter dengan sifat pamer yang tinggi, rasa egois, dan kecenderungan mengeksploitasi orang lain demi urusan narsis mereka.

Selain itu, dari 74 peserta yang ikut, hanya satu yang menggunakan media sosial selama 3 jam sehari. Sedangkan sisanya, para peserta menggunakan media sosial selama 8 jam sehari. [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI