Telset.id, Jakarta – Sebentar lagi tahun ajaran baru tiba. Tak hanya di Indonesia, siswa di Amerika Serikat (AS) juga sudah mengambil ancang-ancang untuk mendaftar ke perguruan tinggi terbaik pilihan.
Untuk Anda yang ingin melanjutkan sekolah di Luar negeri, Amerika merupakan salah satu negara pilihan utama karena memiliki banyak kampus bonafid berstandar internasional.
Negara Paman Sam ini semakin menarik sebagai tujuan menimba ilmu karena disana banyak kampus pencetak pimpinan puncak (CEO) perusahaan rintisan (startup) yang menghasilkan lebih dari US$ 1 juta atau sekitar Rp 14 miliar dalam satu tahun terakhir. Apa saja kampus yang dimaksud?
Menurut Techcrunch,, Universitas Harvard dan Stanford merupakan dua yang paling bonafid yang banyak mencetak CEO di Amerika. Keduanya hanya berbeda tipis dalam jumlah alumninya yang mendirikan perusahaan rintisan.
Harvard nampaknya lebih baik dalam hal mencetak para CEO masa depan daripada Stanford yang lebih banyak mencetak pendiri. Kedua universitas itu pada dasarnya sama-sama memimpin perolehan angka lulusan paling banyak mencetak CEO.
Sekolah-sekolah bisnis juga merupakan pencetak pemimpin perusahaan. Anehnya, tidak banyak CEO startup di Amerika yang memiliki gelar MBA (S2), kebanyakan hanya meraih gelar sarjana alias S1 saja. Di Harvard dan University of Pennsylvania, lebih dari setengah CEO startup merupakan lulusan sekolah bisnis.
Afiliasi universitas sebenarya juga berpengaruh tetapi tidak menentukan untuk para CEO. 20 sekolah yang ditampilkan di daftar di bawah, mencetak lebih dari 800 CEO startup global yang mengumpulkan US$ 1 juta atau lebih dalam sekitar satu tahun terakhir, sebagian kecil dari total CEO yang ada. Ini daftarnya:
Dari daftar di atas, tidak banyak kejutan dari sisi peringkat kampus karena Harvard dan Stanford jauh melebihi lembaga lain dalam daftar CEO. Keduanya berhasil mencetak hampir 150 alumni terkenal yang kini menjadi kepala eksekutif startup.
MIT, Universitas Pennsylvania dan Universitas Columbia berhasil meraih posisi lima besar. Sekolah-sekolah Ivy League dan universitas riset besar merupakan sebagian besar lembaga yang tersisa di daftar tersebut.
MBA tradisional
Bill Gates dan Mark Zuckerberg memang drop out alias keluar dari Harvard. Bahkan Steve Jobs meninggalkan bangku kuliah universitas yang sama ketika baru menempuh satu semester. Tetapi mereka adalah pengecualian untuk para CEO.
Sebenarnya jalur pendidikan bagi para pemimpin perusahaan yang didukung ventura sedikit lebih tenang. Banyak CEO startup alumni universitas bergengsi. Selain itu, banyak diantara mereka mengantongi Gelar MBA, terutama dari program bergensi.
Sekolah bisnis top juga hanya mencetak sedikit alumni yang menjadi pimpinan perusahaan rintisan. Namun, lembaga-lembaga ini menghasilkan sebagian besar CEO yang tidak proporsional. Sarjana Wharton School of Business, misalnya, menyumbang mayoritas alumni CEO dari University of Pennsylvania.
Harvard Business School juga mencetak lebih dari separuh CEO yang berafiliasi Harvard. Dan di Kellogg School of Management juga mencetak hampir separuh CEO dari Universitas Northwestern.
Sementara itu, latar belakang pendidikan CEO startup memang menunjukkan banyak tumpang tindih. Dari sekitar 3.000 startup AS dan hampir 5.000 startup global sebagian besar dipimpin oleh orang-orang yang bukan alumni daftar kampus di atas.
Baca juga: Hebat, Headset Bikinan Mahasiswa Ini Bisa Baca Pikiran
Sebagian besar profil CEO startup di AS juga bukan lulusan kampus dalam daftar pendek itu. Apalagi untuk pimpinan startup diluas AS, hanya sebagian kecil yang lulusan kampus tersebut.
Kesimpulannya adalah jika Anda ingin menjadi CEO startup yang dimodali investor, jalur paling pasti adalah dengan meluncurkan startup sendiri. Status dan pendidikan juga penting, tetapi hal itu tidak menentukan. [WS/IF]
Sumber: Techcrunch