Telset.id, Jakarta – Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea berencana untuk beli saham YouTube. Tujuannya, ia ingin menghapus konten alay atau kampungan dan konten tak mendidik.
Ia merasa kesal dengan kehadiran konten alay yang justru populer di YouTube. Pada akun Youtube pribadinya “Hotman Paris Official“, ia mengunggah video dengan judul ” Viral, Hotman Paris Mau Membeli YouTube dan Hapus Channel Alay” pada 30 Januari 2019 kemarin.
“Saya gregetan melihat postingan YouTube yang alay atau sangat-sangat tidak mendidik. Lucu-lucuan gak jelas. Saya ingin menghapus konten itu,” tegasnya.
{Baca juga: YouTube Stop Rekomendasi Video Bumi Datar}
Hotman pun membeberkan rencananya agar dapat menghapus konten itu di platform streaming milik Google ini.
Ia menyatakan, akan membeli saham YouTube agar rencananya untuk menghapus konten tak mendidik bisa segera terlaksana.
“Jadi kalau terus-terus Anda membuat postingan yang tidak mendidik atau alay hanya untuk menaikan follower, hati-hati,” katanya.
{Baca juga: Keluar dari Penjara, Ahok Langsung Bikin Vlog}
“Saya pelan-pelan akan mulai membeli saham YouTube, dan begitu sudah memenuhi syarat gue akan delete kamu postingan tersebut, channel kamu akan saya stop,” tambahnya.
Hotman juga memberikan himbauan kepada para youtubers untuk lebih membuat konten yang lebih mendidik, daripada membuat konten alay yang sama sekali tidak memberikan inspirasi kepada penontonnya. Ia memberikan contoh, seperti konten yang membahas masalah masyarakat dan juga cara untuk mengatasinya.
“Kepada para youtubers yang membuat konten alay, lebih baik kalian membuat konten-konten yang mendidik yang membahas masalah masyarakat, apa persoalannya, dan bagaimana mengatasinya,” tutur Hotman.
{Baca juga: YouTube Tampilkan Video Rekomendasi untuk Diunduh}
Meski demikian, Hotman sama sekali tidak mengungkapkan soal berapa jumlah saham YouTube yang ingin dia beli. Ia hanya mengatakan bahwa konten seperti itu harus segera dihentikan karena berdampak pada masyarakat Indonesia.
“Itu konten alay dan tidak mendidik bisa menghambat pembangunan bangsa. Itu bisa menghambat perkembangan pendidikan pada generasi muda, jadi harus dihentikan dari sekarang,” tutupnya. (NM/FHP)