Telset.id, Jakarta – Ada yang berbeda dari Google Doodle pada hari ini (8/3/2021). Google Doodle tampak menampilkan ilustrasi menarik yang berkaitan dengan Hari Perempuan Sedunia atau International Women’s Day.
Doodle yang ditampilkan Google memperlihatkan ilustrasi dua tangan yang saling menggenggam dan tangan lain yang menghadap ke langit. Lalu jika Anda menekan Doodle maka muncul video berdurasi sekitar 44 detik.
Di video tersebut akan muncul animasi mengenai sosok perempuan yang mampu bekerja di segala bidang mulai dari penyanyi, atlet, pilot, sampai astronot.
{Baca juga: Google Doodle Turut Ramaikan Hari Valentine 2021}
Apabila Anda menekan tanda kaca pembesar di akhir video, maka Google Doodle akan mengarahkan Anda ke halaman informasi mengenai Hari Perempuan Sedunia.
Halaman tersebut menjelaskan bahwa ilustrasi Hari Perempuan Sedunia yang tampil di Google Doodle dibuat oleh ilustrator dan sutradara perempuan bernama Hélène Leroux.
Dituliskan pula bahwa Doodle hari ini menggambarkan penghormatan terhadap perempuan di masa lalu yang berjuang supaya kaum perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki.
{Baca juga: Noken Papua Tampil di Google Doodle Sebagai Warisan Budaya Dunia}
“Video Doodle memberi penghormatan kepada para pahlawan ini dengan menggambarkan tangan yang telah membuka pintu bagi wanita selama beberapa generasi,” ujar Doodle.
Sejarah Hari Perempuan Sedunia
Sejarah International Women’s Day atau Hari Perempuan Sedunia awalnya adalah peringatan yang dilakukan oleh Partai Sosialis Amerika Serikat pada tahun 1900. Partai membuat peringatan National Women’s Day di tanggal 28 Februari 1909.
Di tahun 1910, dilakukan Konferensi Internasional Pekerja Perempuan di Copenhagen, Denmark. Salah satu tokoh perempuan dari Partai Sosial Demokrat Jerman, Clara Zetkin, mengusulkan bahwa hari perempuan harus diperingati oleh seluruh negara.
Clara mengusulkan gagasan International Women’s Day karena peringatan hari perempuan harus dirayakan di hari yang sama di seluruh dunia. Peserta konferensi yang terdiri dari 100 perempuan dari 17 negara ini mendukung gagasan Clara.
Dilansir Telset dari laman resmi Women and Youth Development Institute of Indonesia (WYDII) pada Senin (8/3/2021), International Women’s Day dirayakan pertama kali di Austria, Denmark, Jerman, dan Swiss pada 19 Maret 1911.
Lebih dari satu juta perempuan dan laki-laki merayakan IWD dengan aksi damai menuntut pemenuhan hak-hak perempuan untuk bekerja, mendapat hak pilih, hak dilatih kerja, hak menempati posisi di kantor-kantor pelayanan masyarakat, dan penghapusan diskriminasi.
Selanjutnya pada tahun 1917 ada insiden yang turut merubah tanggal peringatan Hari Perempuan Sedunia. Ketika itu seorang perempuan asal Rusia melakukan demonstrasi untuk “roti dan perdamaian”.
{Baca juga: Google Doodle Rayakan Ultah Seniman Pak Tino Sidin}
Demonstrasi ini dilakukan sebagai respon tewasnya 2 juta tentara Rusia di medan perang. Sayangnya, aksi ini mendapat kecaman dari Kaisar Nicholas Alexandrovich Romanov atau Tsar Nicholas II.
Tetapi kaum perempuan di Rusia terus melakukan demo dan justru Tsar Nicholas II ditekan untuk mengundurkan diri. Tanggal 15 Maret 1917 Tsar mengundurkan diri dan aksi tersebut dikenang sebagai aksi yang berpengaruh bagi perempuan.
Tanggal di mana kaum perempuan Rusia melakukan demonstrasi ini adalah hari Minggu tanggal 23 Februari dalam kalender Julian Rusia atau menurut kalender Gregorian yang jatuh pada tanggal 8 Maret.
Mulai saat itu hingga sekarang International Women’s Day selalu diperingati setiap tanggal 8 Maret. Pada momen tersebut biasanya para perempuan menyuarakan aspirasi mereka untuk menuntut kesetaraan dan keadilan terkait pekerjaan dan status sosial. (NM/MF)