Telset.id, Jakarta – Vape atau rokok elektrik memang sedang trend sebagai pilihan alternatif bagi para perokok, karena dianggap “lebih sehat dan aman”. Padahal sebenarnya bahaya yang ditimbulkan tak ada bedanya dengan rokok biasa. Kini, bahaya vape justru semakin bertambah jika digunakan oleh seorang hacker, kenapa?
Mungkin tak ada yang pernah tahu atau menyangka, jika sekarang vape bisa digunakan para hacker untuk menyebar malware kepada korban-korbannya. Kok bisa, bagaimana caranya?
Seperti dilansir dari Geek.com, ada cara baru yang dimanfaatkan oleh para hacker untuk menyebarkan malware dengan memanfaatkan vape sebagai tools. Sebagai informasi, vape menggunakan baterai lithium-ion yang bisa diisi ulang.
Nah, bagi para pemakai vape yang tidak mau ribet, biasanya mereka melakukan isi ulang baterai vape dengan menggunakan port USB laptop atau PC saat bekerja. Hal itulah yang dijadikan celah oleh para hacker untuk menyuntikkan malware dengan cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh para pemakai vape.
Cara baru ini pun ditunjukkan oleh seorang peneliti keamanan, Ross Bevington di acara B-Sides London. Ia mengatakan jika malware yang ditanamkan pada e-cigarette itu dapat membuat sistem “berpikir” vape tersebut adalah keyboard atau mouse.
Jika sistem telah “terbodohi”, maka otomatis malware sudah bisa menginfeksi dengan meng-install berbagai aplikasi berbahaya di dalam PC atau laptop korban.
“Menggunakan sesuatu seperti sebatang rokok elektronik untuk mendownload sesuatu yang lebih besar dari Internet,” kata Bevington.
Bagaimana cara para hacker melakukannya? Menurut Bevington, hanya perlu dilakukan beberapa tweak saja pada e-cigarette, kemudian tanpa disadari oleh pemakai, ketika mereka menghubungkan vape pada port USB, maka malware akan tersebar. (FHP/HBS)