Telset.id, Jakarta – Kasus pelecehan seksual sedang heboh di Twitter. Seorang netizen mengaku jika dirinya menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang predator yang memiliki ketertarikan seksual (fetish) pada kain jarik.
Kasus pelecehan seksual yang menghebohkan linimasa ini ditulis oleh seorang netizen bernama Mufis dengan akun @m_fikris pada Rabu (29/07/2020) kemarin.
Mufis membuat thread atau utas berisi pengalamannya menjadi korban pelecehan seksual oleh seseorang yang memiliki kecenderungan fetish terhadap kain Jarik.
Untuk melengkapi thread-nya, Mufis juga menampilkan screen capture percakapannya dengan tersangka baik melalui Instagram ataupun WhatsApp.
{Baca juga: Sastrawan Ajip Rosidi Meninggal Dunia, Netizen Berduka}
Predator "Fetish Kain Jarik" Berkedok Riset Akdemik dari Mahasiswa PTN di SBY
A Thread pic.twitter.com/PT4G3vpV9J
— mufis (@m_fikris) July 29, 2020
Kasus ini bermula saat Mufis masih menjadi mahasiswa baru di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya tahun 2019 lalu. Kemudian saat itu akun Instagramnya diikuti oleh seseorang yang memintanya untuk mengikutinya balik atau follback.
“Jadi awalnya waktu gw maba di salah satu PTN di SBY (tp beda PTN ama dia ya), taun lalu, dia ngefollow gw di IG dan ninggalin komentar suruh difollback. Nah yaa udah lah, liat foto ignya dia juga anak PTN di SBY yaa aku follback,” cuit Mufis.
Jadi awalnya waktu gw maba di salah satu PTN di SBY (tp beda PTN ama dia ya), taun lalu, dia ngefollow gw di IG dan ninggalin komentar suruh difollback. Nah yaa udah lah, liat foto ignya dia juga anak PTN di SBY yaa aku follback.
— mufis (@m_fikris) July 29, 2020
Orang tersebut bernama Gilang dan mengaku sebagai mahasiswa dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Mereka pun saling berteman di Instagram namun tidak pernah berkomunikasi secara intens.
Namun tiba-tiba saja pada Jumat kemarin (24/07/2020), Gilang yang mengaku sebagai mahasiswa Unair angkatan tahun 2015 meminta tolong kepadanya dalam proyek penulisan riset yang sedang dibuat.
Gilang meminta nomor WhatsApp Mufis untuk membicarakan proyek tersebut lebih lanjut. Mufis pun memberikan nomor WhatsApp-nya.
{Baca juga: Kabupaten Klaten Ulang Tahun ke-216, Netizen Inginkan Bioskop}
“Dia ngaku dari Unair, angkatan 2015. Terus akhirnya nanyain no WA ke aku, sebelum aku kasih aku tanya dong, buat apa?. Katane dia buat riset proyek tulisannya dia. Ya udah lah yaa, gw kasih no gw,” tambahnya.
Hingga pada jumat kemaren si anak ini, namanya Gilang, ngechat aku. Dia ngaku dari Unair, angkatan 2015. Terus akhirnya nanyain no WA ke aku, sebelum aku kasih aku tanya dong, buat apa?. Katane dia buat riset proyek tulisannya dia. Ya udah lah yaa, gw kasih no gw. pic.twitter.com/C2J1PAit9z
— mufis (@m_fikris) July 29, 2020
Di WhatsApp Gilang menjelaskan maksud dan tujuan dari risetnya. Gilang sedang riset mengenai eksperimen psikologis manusia yang sedang dibungkus kain Jarik. Tujuannya untuk melihat reaksi psikologis saat manusia sedang dibungkus oleh kain.
“Terus dia jelasin juga alasannya dia bikin riset gituan buat apa. Katane dia lg bikin tulisan gitu. Nah dia bungkus2 gw gitu biar gw tertekan trus ngeluarin emosi2 kaya nangis, cemas, gugup gitu2,” tulis Mufis.
Terus dia jelasin juga alasannya dia bikin riset gituan buat apa. Katane dia lg bikin tulisan gitu. Nah dia bungkus2 gw gitu biar gw tertekan trus ngeluarin emosi2 kaya nangis, cemas, gugup gitu2. pic.twitter.com/678SeZMXAk
— mufis (@m_fikris) July 29, 2020
Awalnya Mufis menolak namun karena Gilang memohon dengan alasan proyek tulisan ini sebagai syarat agar dirinya bisa lulus kuliah. Dia juga mengaku sebagai mahasiswa semester 10 sehingga harus segera lulus tahun ini.
Mufis pun menerima tawaran tersebut, dan ia berencana untuk mencari temannya yang lain untuk membantu saat membungkus diri.
{Baca juga: Suhu Dingin di Beberapa Wilayah Indonesia, Netizen: Gak Mau Mandi!}
“Karena gw gak ada patner buat ngelakuin bungkus-membungkus. Gw bilang ke dia siapa tau temen sma gw mau. Di sini juga gw udah kek diomel-omelin njirt, diatur-atur. Iyain ajah lah, dia kan kating, tkut salah gw,” tutur Mufis melalui @m_fikris.
Karena gw gak ada patner buat ngelakuin bungkus-membungkus. Gw bilang ke dia siapa tau temen sma gw mau. Di sini juga gw udah kek diomel-omelin njirt, diatur-atur. Iyain ajah lah, dia kan kating, tkut salah gw. pic.twitter.com/1nCfthb2h8
— mufis (@m_fikris) July 29, 2020
Dari sini keanehan bermula. Gilang meminta supaya jangan menyebarkan riset ini ke grup WhatsApp yang lain dengan alasan mencegah timbulnya salah paham mengenai risetnya.
Lalu Mufis diminta untuk berkomitmen dalam mengikuti riset membungkus diri ini dan keanehan yang parah adalah, Gilang tidak hadir dalam eksperimen tersebut.
Gilang hanya memberikan instruksi melalui WhatsApp dan Mufis diminta untuk merekam dan mengambil foto saat eksperimen berlangsung. Gilang meminta nomor temannya Mufis dan eksperimen dilakukan di rumah temannya Mufis.
Kegiatan dilakukan pada Sabtu (25/07/2020) pada pukul 09.55 WIB. Di bawah instruksi Gilang, orang pertama yang dibungkus kain Jarik adalah Mufis. Temannya membungkus tubuh Mufis dengan kain jarik lalu mengambil foto dan video.
{Baca juga: Hari Anak, Netizen Pamer Foto Masa Kecil, Mana Fotomu?}
Mufis sempat ragu untuk melanjutnya riset ini. Menyadari hal tersebut Gilang pun kembali mengingatkan perjanjian kemarin.
Mufis pun akhrinya mau dibungkus dengan kain Jarik. Tubuhnya dilakban lalu dibungkus dengan kain jarik. Hampir semua bagian tubuh dibungkus kecuali bagian kaki saja.
“Beh waktu dibungkus di tengah2 sempet gw mau berhenti, temen gw ditelfon trus disambungin ke gw intine dia ngeyakinin gitu lah. “udah sejauh ini, katane sepakat bantu mas” gitu2 lah yaa udah lanjut ajah,” kata Mufis.
Beh waktu dibungkus di tengah2 sempet gw mau berhenti, temen gw ditelfon trus disambungin ke gw intine dia ngeyakinin gitu lah. "udah sejauh ini, katane sepakat bantu mas" gitu2 lah yaa udah lanjut ajah. Ini foto2 gw waktu dibungkus dan divideoin dan minta dikirim ke dia. pic.twitter.com/hSq01MsiMo
— mufis (@m_fikris) July 29, 2020
Mufis dibungkus selama 3 jam dan kain jarik baru dibuka sekitar pukul 13.06 WIB. Mufis marah karena merasa tersiksa akibat tubuhnya dibungkus kain. Anehnya Gilang justru tampak gembira dengan respon tersebut.
“!!. Gw bilang, gw marah ama dia dong ama temen gw (yg ngebungkus) di situ dia bilang pelukk dong (di sini gw sebenere udah gak enak bgt) tp katane bercanda yaa wes. Trus juga bilang enak kan?” tambahnya.
Selanjutnya giliran temannya yang dibungkus. Saat ingin dibungkus temannya menangis karena tidak nyaman saat tubuhnya baru tahap diikat lakban.
{Baca juga: Kue Klepon Dianggap Makanan Tidak Islami, Netizen Geram}
Mufis melaporkan kejadian ini dan meminta Gilang agar temannya tidak dibungkus. Anehnya Gilang malah meminta supaya Mufis kembali dibungkus kain dan Mufis menolak.
Gilang malah menangis dan karena merasa aneh Mufis pun mengakhiri pembicaraan dengan Gilang. Selanjutnya Mufis membicarakan kejadian ini kepada temannya yang lain.
Berdasarkan informasi dari temannya, Mufis baru menyadari jika dirinya dan temannya menjadi korban pelecehan seksual.
Prilaku membungkus diri dengan kain jarik masuk dalam kategori fetish sehingga Mufis menduga jika riset Gilang hanya kedok untuk memuaskan nafsu seksual Gilang semata.
Kemudian Mufis pun mencoba mengonfirmasi pada Gilang, namun hingga kini dia tidak menjawab atau memberikan respon.
Nah setelah gw ngobrol ama temen gw. Katane hal2 kek pocong (dibungkus jarik) itu adalah fetish/kink gitu lah. Gw dikasih link beritane, gw kirim ke gilang dong. Dan ampe gw nulis ini gak dibales. pic.twitter.com/aiLrhv5jdZ
— mufis (@m_fikris) July 29, 2020
Kejadian ini viral di Twitter. Hingga kini cerita tersebut sudah mendapatkan 10,9 ribu komentar, 61,9 ribu retweet dan 92,6 ribu like dari netizen. Mayoritas netizen kaget dengan fetish aneh tersebut.
Namun hingga gini belum jelas informasinya apakah kasus ini akan dilaporkan korban yang Mufis kepada pihak kepolisian. So, sobat Telset harus lebih waspada dengan modus para predator seksual. [NM/HBS]