Telset.id, Jakarta – Kulit hewan biasanya dianggap sebagai bahan pakaian yang premium. Kulit hewan digunakan sebagai bahan pakaian atau fesyen kelas atas seperti dompet dan tas, bahkan aksesoris untuk smartphone, interior mobil, dan sebagainya.
Akan tetapi, sisi gelap pemakaian kulit hewan sebagai bahan baku pakaian premium nan kelas atas biasanya melibatkan pembunuhan dan pengulitan hewan.
Tapi beruntung, sekarang ada kabar baik bagi para pencinta binatang sekaligus penyuka produk fesyen berbahan baku kulit.
{Baca juga: Tak Rela Ditinggal Mati, Pasangan Ini Kloning Anjing Kesayangan}
Menurut laporan Ubergizmo, seperti dikutip Telset.id, Selasa (03/03/2020), dua warga Meksiko bernama Adrián López Velarde dan Marte Cázarez telah mendirikan perusahaan pembuatan kulit bernama Adriano Di Marti.
Perusahaan ini tidak menggunakan kulit hewan, melainkan menggunakan kulit yang dibuat dari kaktus. Perusahaan tersebut memproses kaktus menjadi bahan yang hampir identik dalam hal rasa maupun visual dengan kulit asli.
Inovasi itu sangat bagus untuk lingkungan karena tidak hanya membantu mengurangi pembunuhan hewan. Di lain sisi, kaktus dapat tumbuh bebas tanpa memerlukan banyak air.
{Baca juga: Perusahaan Ini Bikin “Daging Buatan” Pertama di Luar Angkasa}
Prosesnya pun berkelanjutan. Adriano Di Marti akan mengadopsi penggunaan pewarna alami untuk memproses kulit guna mengurangi dampak lingkungan.
Sejauh ini, informasi menyebut bahwa perusahaan telah menggunakan “kulit” kaktus yang diproduksi untuk membuat semua jenis produk, seperti jok mobil, tas, sampai sepatu. Namun, angka pemakaiannya belum masif.
Sekadar informasi, sampai sekarang jutaan hewan mati demi perkembangan fesyen. Mereka dibunuh untuk diambil kulitnya sebagai bahan baku tas, sepatu, jok mobil, jaket, dan lain-lain. Harapannya, “kulit” berbahan utama kaktus ini bisa jadi solusi. (SN/MF)