Pusing Corona, Donald Trump Mau Pecat Dokter via Twitter

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mencuit ulang di Twitter pada Minggu (12/4/2020) malam waktu setempat, terkait seruan pecat dokter spesialis penyakit menular bernama Dr Anthony Fauci.

Cuitan dari DeAnna Lorraine, mantan kandidat Kongres, memuat tagar #FireFauci, merujuk kepada konsesi Fauci bahwa lebih banyak nyawa bisa diselamatkan jika AS bertindak lebih cepat untuk menghentikan penyebaran virus corona. Alhasil, ia meminta pecat dokter itu.

{Baca juga: Dilarang Ngiklan di Twitter, Donald Trump: No Problem}

“Saya telah melarang perjalanan dari maupun ke China jauh sebelum orang-orang berbicara,” tegas Trump melalui Twitter, menanggapi perkataan Fauci saat diwawancarai oleh CNN, dikutip Telset.id dari New York Post, Senin (13/4/2020).

Minggu lalu, Fauci muncul di acara “State of the Union” CNN. Ketika melakukan wawancara, ia menegaskan bahwa AS sebenarnya bisa menyelamatkan nyawa banyak orang dari infeksi Covid-19 jika sejak jauh hari memulai upaya mitigasi.

“Kami melihat dari sudut pandang kesehatan. Kami membuat rekomendasi. Seringkali, rekomendasi diambil. Namun, terkadang tidak. Kita memang seperti itu,” papar ,” kata Fauci kepada pembawa acara “State of the Union”, Jake Tapper.

Cuitan DeAnna Lorraine mengkritik pernyataan Fauci. Ia pun menggunakan tagar #FireFauci guna mendorong pendukung Trump untuk pecat dokter itu dan melakukan penambahan pakar medis dalam penanganan kasus Covid-19 yang semakin tinggi di AS.

{Baca juga: Lagi, Donald Trump Pancing Masalah di Twitter}

“Fauci mengatakan, jika Trump mau mendengarkan masukan dari para ahli medis, AS bakal bisa menyelamatkan lebih banyak nyawa. Padahal, akhir Februari 2020 lalu, ia meminta kepada publik untuk tidak khawatir,” cetus Lorraine.

Seperti diketahui, Donald Trump tak cuma kontroversial di dunia nyata. Di dunia maya pun sosoknya menjadi pergunjingan. Di Twitter, presiden AS ke-45 ini kerap mencuit pernyataan “nyelekit” yang memancing kritik pengguna lain.

Baru-baru ini, hakim Pengadilan Distrik AS, Naomi Reice Buchwald, bahkan mengeluarkan keputusan tegas. Ia menyatakan bahwa Trump telah bertindak melanggar kebebasan demokrasi karena memblokir pengguna Twitter yang mengkritik kebijakannya.

Saat berkunjung ke Sidney, Australia, akhir pekan lalu, CEO Twitter, Jack Dorsey, sempat membahas soal sepak terjak Trump. Menurutnya, apapun yang dilontarkan oleh Trump via Twitter sangatlah penting. Publik bisa mengetahui langsung pemikiran Trump.

{Baca juga: Trump Suka ‘Nge-tweet’ Nyelekit, Begini Kata CEO Twitter}

“Kehadiran pemimpin negara di Twitter membuat pengguna bisa tahu ataupun mempertanyakan soal kebijakan. Pengguna boleh tidak setuju. Silakan berkomentar. Seperti itulah fungsi media sosial,” ujar Dorsey kepada para hadirin, dilansir CNET.

Dalam pandangan Dorsey, Trump memiliki pendekatan yang berbeda dibanding pemimpin dunia lain. Sebab, Trump cenderung mengeluarkan opini pribadi lewat Twitter. [SN/HBS]

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI