Telset.id, Jakarta – Beragam upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran Virus Corona. Salah satunya seperti yang dilakukan Universitas Stanford, Amerika Serikat, yakni dengan menggelar kelas secara online demi mencegah penyebaran Virus Covid-19 tersebut.
Dilansir Telset.id dari Engadget pada Minggu (08/03/2020), Universitas Stanford akan memindah jadwal kelas dua minggu terakhir, di kuartal musim dingin tahun ini ke kelas online. Artinya mulai tanggal 9 Maret 2020 tidak ada lagi pembelajaran di kelas secara fisik.
Pihak kampus akan memberitahukan teknis kelas online kepada mahasiswa dan professor. Sedangkan untuk mata kuliah yang menggelar ujian, maka disarankan agar mahasiswa hanya mengambil soal ujian di kampus lalu mengerjakannya di rumah atau asrama.
{Baca juga: Cegah Virus Corona, Amazon Dkk Ajak Karyawan Kerja di Rumah}
Walaupun begitu kebijakan tersebut tidak bersifat wajib. Stanford akan membiarkan para profesor untuk mencari alternatif lain selain menggelar kelas online. Wilayah Stanford sendiri masih terbuka meskipun mereka mendorong kepada mahasiswa dan dosen untuk menggelar kelas online.
Langkah Universitas Stanford bukan tanpa sebab. Selain untuk mencegah penyebaran Virus Corona, kebijakan ini keluar menyusul informasi bahwa ada 2 mahasiswa Stanford yang menjalani isolasi karena diduga terinfeksi virus mematikan tersebut.
Stanford bukan satu-satunya sekolah yang menggunakan kelas online untuk meminimalkan kemungkinan infeksi Virus Corona, tetapi ini tentu saja merupakan contoh yang baik. Jika kelas online tersebut berjalan lancar bukan tidak mungkin banyak universitas yang mengikuti jejak Stanford.
Langkah Stanford ini mirip dengan apa yang dilakukan LinkedIn. Platform jejaring sosial tersebut baru-baru ini menawarkan opsi wawancara virtual kepada pelamar kerja dan menunda atau menjadwalkan ulang wawancara kerja mereka. Opsi tersebut dikeluarkan demi mencegah penyebaran virus saat pertemuan wawancara.
{Baca juga: Imbas Virus Corona, LinkedIn Hadirkan Opsi Wawancara Virtual}
Kabar mengenai opsi yang ditawarkan LinkedIn sendiri didapat dari salah seorang pelamar kerja yang menggunakan aplikasi tersebut. Pelamar tersebut mendapat email dari staf LinkedIn terkait pemberitahuan dua opsi itu. [NM/IF]
