Cegah Kerusakan Lingkungan, Negara Ini Larang Sedotan

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Menteri Lingkungan Inggris, Michael Gove telah meluncurkan konsultasi publik tentang rencana pemerintah untuk melarang penggunaan sedotan atau barang plastik yang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan kehidupan di laut.

Departemen Ketahanan Pangan dan Urusan Pedesaan menyebut, larangan ini dapat diberlakukan pada tahap tertentu antara Oktober tahun depan dan Oktober 2020.

Konsultasi yang diberlakukan di Inggris ini juga membuat pengecualian bagi orang-orang yang memerlukan plastik. Misalnya untuk menangani kondisi medis atau masalah aksesibilitas.

Baca Juga: Polusi Udara Italia Membaik Selama Lockdown Virus Corona

Di bawah rencana pemerintah, apotek masih dapat menjual sedotan plastik dan restoran, pub dan bar dapat menyimpan barang-barang yang akan digunakan berdasarkan permintaan.

Seperti diketahui, di Inggris diperkirakan 4,7 miliar sedotan plastik, 316 juta pengaduk plastik dan 1,8 miliar cotton bud digunakan setiap tahun.

“Samudra kita yang berharga dan satwa liar yang membutuhkan perlindungan mendesak dari barang-barang plastik yang dibuang yang dapat menyebabkan kerusakan,” kata Gove.

Ia mengatakan, Inggris telah mengambil tindakan terdepan di dunia dengan pelarangan penggunaan microbeads. Selain itu, berkat dukungan publik telah mencegah penggunaan 15 miliar kantong plastik dengan menarik biaya 5p untuk setiap kantong plastik.

“Saya memuji pengecer, bar dan restoran yang sudah berkomitmen untuk menghapus sedotan plastik dan pengaduk. Tetapi kami menyadari, masih banyak yang masih perlu kami lakukan,” katanya.

Pemerintah Inggris terus berupaya untuk mengurangi gelombang polusi plastik dan memastikan lingkungan yang lebih baik untuk generi mendatang.

Ia mengatakan, 10 persen cotton bud disiram ke toilet, dan sering berakhir di perairan dan lautan. Diharapkan dengan upaya ini, anggaran jutaan poundsterling yang digunakan untuk membersihkan plastik bekas yang bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk bisa terurai ini dapat berkurang.

Penasehat Politik Greenpeace Inggris, Sam Chetan Welsh memuji apa yang sudah dilakukan oleh menteri di Inggris karena melakukan ‘hal yang masuk akal’.

Akan tetapi, mereka juga mendesak perusahaan-perusahaan besar agar berbuat lebih banyak dengan mengurangi penggunaan kemasan plastik.

“Ketergantungan masyarakat kita terhadap plastik sekali pakai memicu krisis lingkungan global yang harus diatasi,” kata Welsh.

Ia mengatakan, apabila Pemerintah Inggris benar-benar berkomitmen untuk melindungi lautan dari limbah plastik, maka aliran limbah harus dipotong di keran. Hal itu berarti setiap perusahaan yang memproduksi dan menjual semua kemasan plastik harus bertanggung jawab.

Kepala Eksekutif UKHospitality, Kate Nicholls, menyambut baik konsultasi tersebut. Dia mengatakan sudah banyak pemiliki restoran dan hotel sudah mulai mengambil tindakan untuk mengurangi plastik.

Baca Juga: Keren! Startup Ini Bikin “Kulkas” Pengubah Polusi jadi Sabun

“Kami dengan sepenuh hati menyambut baik konsultasi ini pada masalah yang sangat penting dan yang mana perhotelan telah mengambil tindakan yang signifikan,” katanya

Sejak acara UKHospitality’s Unpack the Future of Hospitality Summit pada musim semi, ribuan pub, klub, restoran, dan hotel di seluruh Inggris telah mengubah sedotan dan pengaduk menjadi biodegradable, atau mengadopsi kebijakan yang mengurangi atau menghilangkan penggunaannya di tempat mereka.

“Pemerintah sedang mencari pandangan tentang bagaimana kami dapat mengurangi sampah plastik dan kami berharap dukungan untuk berperan dalam mencapai tujuan itu,” katanya. [BA/HBS]

Sumber: Metro.co.uk

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI