Telset.id, Jakarta – Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie meninggal dunia. Menkominfo Rudiantara pun mengajak warganet untuk berdoa atas kepergian Bapak Teknologi Indonesia itu.
“Innalillahi wainnailaihi rojiun. Semoga almarhum Bp BJ Habibie, Presiden ke-3 RI, husnul khotimah,” katanya, melalui akun Twitter pribadinya, @rudiantara_id.
Menurutnya, Indonesia kehilangan seorang putra terbaik dengan prestasi yang diakui dunia dalam bidang teknologi, “Bangsa Indonesia kehilangan seorang putra terbaiknya, cendekiawan dan pemimpin, penuh teladan, jasa, dan prestasi yang diakui dunia,” tulisnya.
“Kita bacakan Al Fatihah bagi almarhum,” tambahnya.
{Baca juga: Rudiantara Minta Facebook Tingkatan Literasi Digital Masyarakat}
Innalillahi wainnailaihi rojiun. Semoga almarhum Bp BJ Habibie, Presiden ke-3 RI, husnul khotimah. Bangsa Indonesia kehilangan seorang putra terbaiknya, cendekiawan dan pemimpin, penuh teladan, jasa, dan prestasi yang diakui dunia. Kita bacakan Al Fatihah bagi almarhum.
— Rudiantara (@rudiantara_id) September 11, 2019
Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie meninggal dunia pada Rabu (11/09/2019) pukul 18:05 WIB di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Tokoh kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 meninggal di usia 83 tahun.
Habibie merupakan lulusan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat dan pernah bekerja di perusahaan penerbangan Messerschmitt-Bölkow-Blohm di Hamburg, Jerman.
Tahun 1973, Habibie kembali ke Indonesia atas permintaan mantan Presiden Soeharto, kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998.
Ketika menjabat Menristek, salah satu gebrakannya adalah “Visi Indonesia” yang bertumpu pada riset dan teknologi, khususnya pula dalam industri strategis yang dikelola oleh PT. IPTN, PINDAD, dan PT. PAL.
{Baca juga: Rudiantara Ajak Penerima Chevening Kembangkan Ekonomi Digital}
Targetnya, ketika itu, Indonesia sebagai negara agraris dapat melompat langsung menjadi negara Industri dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Puncak karier Habibie berlangsung pada tahun 1998, ketika diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia dengan masa jabatan 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999. (NM/FHP)