Telset.id, Jakarta – Memang, belum ada bukti sahih bahwa Rusia secara langsung ikut campur dalam proses pemilihan paruh waktu di Amerika Serikat (AS). Meski begitu, Pentagon sudah ancang-ancang untuk serang Rusia, jika terbukti melakukan intervensi terhadap proses pemilu tersebut.
Pejabat anonim Pentagon berbicara dengan Pusat Integritas Publik serta Daily Beast, dengan mengatakan bahwa Pentagon dan badan intelijen telah menyepakati hal-hal inti dari serangan siber balasan, manakala Rusia berani ikut campur.
Menurut Engadget, seperti dikutip Telset.id pada Senin (05/11/2018), Gedung Putih telah mengindikasikan bahwa ada kemungkinan serangan peretas yang diotaki oleh Rusia.
Hacker Rusia tersebut dinilai mempunyai niat untuk mengubah jumlah suara, mencegah suara, atau mengganggu pendaftaran.
Beberapa waktu lalu, perwakilan sejumlah perusahaan teknologi ternama di AS dilaporkan melakukan pertemuan tertutup. Mereka berbagi informasi terkait persiapan menjelang pemilihan umum paruh waktu di Negeri Paman Sam.
Mereka melakukan konsolidasi guna memastikan tidak akan ada campur tangan pemerintah asing dalam gelaran tersebut, seperti yang terjadi dalam pemilihan presiden AS pada 2016 lalu. Pertemuan ini sendiri diinisiasi oleh Head of Cybersecurity Policy Facebook, Nathaniel Gleicher.
Ia mengajak belasan perwakilan perusahaan teknologi, termasuk Google, Microsoft, dan Snapchat, di markas Twitter di San Francisco. Agenda pertemuan tersebut membahas tentang strategi masing-masing perusahaan untuk mengatasi informasi palsu atau hoax.
Mereka mendiskusikan berbagai tantangan yang dihadapi sekaligus membahas tentang topik-topik terkait. Sebab, beberapa waktu lalu badan intelijen AS menyimpulkan bahwa pemerintah Rusia menggunakan media sosial untuk menyebarkan iklan dan berita palsu guna memengaruhi pemilu AS pada 2016. (SN/FHP)