Jakarta – Yahoo mendapat “serangan” dari sebuah grup advokasi yang menamakan dirinya ‘Big Brother Watch’. Mereka menuding kebijakan privasi (terms of service/privacy policy) yang ditetapkan Yahoo telah melanggar batas privasi penggunanya.
Kebijakan privasi yang dibuat Yahoo tersebut menyebutkan bahwa mereka berhak melakukan scanning (pemindaian) terhadap isi email para pengguna. Yahoo berdalih, hal tersebut dilakukan agar iklan mereka bisa lebih tepat sasaran.
Sebenarnya kebijakan itu telah mulai diterapkan sejak 2011 lalu. Namun masalah ini kembali mendapat sorotan setelah pada 3 Juni lalu Yahoo mengumumkan fitur layanan Classic Mail ditutup.
Nah dengan ditutupnya Classic Mail Yahoo, maka secara otomatis raksasa Internet itu telah memaksa pengguna layanannya untuk beralih menggunakan fitur tampilan baru di Yahoo! Mail. Dan ketika beralih ke tampilan baru, penggunanya harus menyetujui kebijakan privasi mereka.
Dalam terms of service/privacy policy tersebut ditulis, “Mengizinkan Yahoo untuk memberikan penawaran fitur produk, iklan yang relevan dan perlindungan penyalahgunaan.”
“Ini bukanlah kebijakan baru. Bagi para pengguna yang tidak ingin ditampilkan iklan bebasis kontekstual, maka mereka bisa memilih menonaktifkan fungsi tersebut,” kata juru bicara Yahoo, seperti dilansir Cnet, Rabu (5/6).
Walaupun Yahoo bersikeras kebijakan privasi yang mereka buat hanya agar bisa lebih leluasa menawarkan iklan, namun dengan melakukan pemindaian otomatis atas email yang masuk, itu artinya Yahoo dianggap telah melanggar privasi penggunanya.
“Yahoo bukanlah penyedia email, mereka adalah telemarketer dengan praktik penipuan,” tulis penyataan grup ‘Big Brother Watch’ di situs BBC.[HBS]