Jakarta – Terseok-seoknya BlackBerry di pasar smartphone dunia telah memaksa perusahaan asal Kanada ini mencari jalan pintas mendongkrak popularitasnya kembali dengan cara melepas aplikasi andalannya, BlackBerry Messenger (BBM) ke platform lain.
Namun langkah itupun sebenarnya tidak mudah, karena kini para pemain di layanan instant messaging sudah semakin banyak dan bahkan dianggap bisa menawarkan beragam fitur yang lebih menarik dibanding BBM.
Maka kini yang menjadi pertanyaan adalah, mampukah BlackBerry bisa bersaing dengan para “pendatang baru” yang justru menguasai pasar layanan instant messaging, seperti WhatsApp, Line, Viber, WeChat, dan juga Kakao Talk.
Harus diakui BlackBerry memang pemain lama di layanan pesan instant yang sempat berjaya lewat layanan BBM. Namun nyatanya BlackBerry sekarang justru keteteran menguber para pesaing barunya tersebut.
Menurut data yang didapat, saat ini jumlah pengguna BBM global mencapai lebih dari 60 juta. Sementara pengguna WeChat sudah menembus 300 juta, WhatsApp memiliki lebih dari 200 juta pengguna, Skype 240 juta, Viber 200 juta, LINE 130 juta, iMessage 140 juta dan bahkan KakaoTalk pun sudah cukup jauh meninggalkan BBM dengan 80 juta pengguna.
Kini BlackBerry coba mengadu nasibnya dengan melepas BBM ke platform lain, yakni ke Android dan iOS. BlackBerry berharap BBM lintas platform yang rencananya akan dirilis tanggal 21 September ke Android dan selanjutnya 22 September ke iPhone akan menjadi solusi jitu menjegal para pesaingnya.
Hal itu terungkap saat Krishnadeep Baruah, Senior Director Marketing APAC for BlackBerry Messenger mempresentasikan BBM lintas platform di hadapan ratusan komunitas Android dan iPhone di The Foundry, SCBD, Jakarta, Kamis (19/9).
Menurut Krishnadeep, BBM memiliki modal yang cukup kuat untuk menjadi yang terbesar dibanding layanan instant messaging baru yang banyak bermunculan saat ini.
“BBM merupakan layanan pesan yang interaktif dan mudah untuk digunakan karena memiliki tampilan yang lebih segar. BBM sebagai jejaring sosial yang lebih personal dan kontrolnya tetap di tangan Anda,” kata Krishnadeep.
“Dan jangan lupa, faktor keamanan adalah yang paling penting dan menjadi perhatian kami di BlackBerry. Oleh sebab itu makanya BBM menggunakan PIN sebagai identitas, bukan nomor telepon agar Anda yang pegang kontrol privasi,” tambahnya.
Keunggulan lain yang dimiliki BBM, tambahnya lagi, adalah karena pesan di BBM biasanya dikirimkan dan dibaca dengan instan, tanpa ada jeda waktu. Hal ini menyebabkan percakapan saat menggunakan BBM seperti layaknya percakapan yang nyata.
“BBM selalu memberitahu Anda saat pesan telah terkirim dengan adanya simbol ‘D’ dan saat pesan sudah terbaca lewat simbol ‘R’. Hal inilah yang membuat percakapan di BBM menjadi lebih hidup,” klaim Krishnadeep.
Meski diakuinya persaingan di layanan pesan instan kini semakin ketat, namun dia optimis peluang BBM untuk menjadi aplikasi instant messaging terbesar masih terbuka lebar, terutama setelah meluncurkan BBM untuk Android dan iOS.
Alasannya, pengguna perangkat Android dan iOS di dunia saat ini telah mencapai 980 juta pengguna. Dan diprediksi pada tahun 2016 nanti jumlahnya akan membengkak menjadi 2,5 miliar pengguna.
“Dengan lebih dari 2,5 miliar pengguna perangkat Android dan iOS di tahun 2016, itu akan menjadi pasar yang potensial bagi BlackBerry. Makanya inilah waktu yang tepat untuk memberikan BBM kepada pelanggan Android dan iPhone,” pungkasnya.[HBS]