Telset.id – Pengguna smartphone diimbau untuk tidak sembarangan mengklik iklan yang muncul di internet. Praktik malvertising atau malware advertising semakin marak dan dapat menginfeksi perangkat dengan malware berbahaya tanpa disadari.
CyberHub Indonesia memaparkan, malvertising adalah bentuk kejahatan siber yang memanfaatkan iklan online yang tampak sah. Padahal, di baliknya tersembunyi malware yang siap menjangkiti perangkat korban. Fenomena ini semakin mengkhawatirkan seiring pesatnya pertumbuhan pengguna internet.
Cara Kerja Malvertising
Berikut proses lengkap bagaimana malvertising bekerja:
- Penyiaran melalui jaringan periklanan: Pelaku menyisipkan kode berbahaya ke dalam iklan dan menyebarkannya melalui jaringan periklanan, baik dengan akun palsu maupun penyusupan langsung.
- Penyisipan di situs web: Iklan berbahaya muncul di berbagai situs mitra jaringan periklanan, termasuk situs populer, portal berita, dan blog.
- Pengalihan ke situs berbahaya: Ketika diklik, pengguna akan diarahkan ke situs web yang mengandung malware atau penipuan phishing.
- Penyebaran malware: Pengguna rentan terhadap serangan seperti pengunduhan otomatis malware atau penipuan data pribadi.
- Siklus berulang: Pelaku terus mengembangkan teknik baru untuk menghindari deteksi.
Baca Juga:
Dampak Malvertising
Praktik ini menimbulkan berbagai konsekuensi serius:
- Kerugian finansial bagi korban
- Pencurian identitas dan data pribadi
- Gangguan produktivitas kerja
- Kerusakan reputasi situs web yang tidak sengaja menampilkan iklan berbahaya
- Penurunan kepercayaan terhadap iklan online
Kasus malvertising semakin kompleks dengan ditemukannya 17 aplikasi terinfeksi malware Joker di Play Store. Bahkan, situs pemerintah pun tidak luput dari serangan malware.
Cara Melindungi Diri
Berikut langkah-langkah proteksi yang bisa dilakukan:
- Instal dan perbarui perangkat lunak keamanan secara rutin
- Aktifkan adblocker untuk memfilter iklan mencurigakan
- Periksa URL secara manual sebelum mengklik
- Gunakan mode navigasi aman saat berselancar
- Aktifkan firewall dan pengaturan keamanan tingkat tinggi
- Segera laporkan iklan mencurigakan yang ditemui
Pengguna juga perlu waspada terhadap 145 aplikasi terinfeksi malware di Google Play yang sempat beredar. Kehati-hatian dalam berinteraksi dengan konten online menjadi kunci utama menghindari serangan siber.