Telset.id, Jakarta – Mark Zuckerberg dkk menawarkan uang kepada pengguna untuk “puasa” atau berhenti sejenak bermain Facebook dan Instagram dalam beberapa minggu menjelang pemilu 2020 di Amerika Serikat (AS) yang digelar pada November mendatang.
Untuk menilai dampak media sosial terhadap pemungutan suara 2020, perusahaan akan membayar pengguna terpilih hingga USD 120 atau sekitar Rp 1,8 juta untuk menonaktifkan akun mulai akhir September 2020 atau bulan ini.
“Siapa pun yang memilih untuk ikut serta, apakah menyelesaikan survei atau menonaktifkan Facebook atau Instagram untuk jangka waktu tertentu, akan diberi kompensasi,” demikian cuitan juru bicara Facebook, Liz Bourgeois.
Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Rabu (9/9/2020), raksasa Silicon Valley tersebut menargetkan 200.000 hingga 400.000 pengguna bisa ambil bagian dalam program vakum Instagram dan Facebook yang termasuk dalam penelitian itu.
“Representatif. Sampel ilmiah pengguna akan dipilih dan diundang untuk berpartisipasi dalam penelitian. Beberapa calon peserta akan melihat pemberitahuan di Facebook atau Instagram untuk mengikuti studi,” tambah Facebook.
{Baca juga: Facebook Terapkan Kebijakan Baru untuk Tangkal Hoaks Politik}
Sampel penelitian akan dirancang untuk memastikan bahwa peserta mencerminkan keragaman populasi orang dewasa serta pengguna Facebook dan Instagram. Menurut Facebook, hasil studi diharapkan akan dirilis tahun depan.
“Untuk terus memperkuat semua yang baik demi demokrasi di media sosial, serta mengurangi hal-hal yang tidak baik, kami membutuhkan penelitian objektif, tidak memihak, dan didasarkan secara empiris,” sambung pihak Facebook.
Penelitian akan dilakukan oleh ilmuwan data independen. Zuckerberg mengumumkan pada akhir pekan lalu mengenai larangan iklan politik baru dalam seminggu sebelum pemilihan umum sebagai upaya mengekang informasi yang salah.
Facebook Mau Bantu Pilpres 2020
CEO Facebook, Mark Zuckerberg, ingin membantu empat juta orang AS untuk mendaftar pemilihan presiden atau pilpres melalui kampanye informasi baru yang akan diumumkan di platform.
“Saya percaya Facebook memiliki tanggung jawab tidak hanya untuk mencegah penindasan pemilih, tetapi juga aktif mendukung keterlibatan, pendaftaran, dan partisipasi yang terinformasi dengan baik,” tulis Zuckerberg.
Untuk mencapainya, Facebook membuat Pusat Informasi Voting baru dengan informasi otoritatif, termasuk bagaimana dan kapan memilih saat pilpres, serta rincian tentang pendaftaran pemilih, pemungutan suara melalui surat suara.
{Baca juga: Facebook Mau (Lagi) Bantu Pelaksanaan Pilpres 2020, Caranya?}
Zuckerberg mengatakan, Facebook mengantisipasi informasi pemungutan suara pilpres untuk dilihat oleh 160 juta orang AS menjelang pemilihan November.
“Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi integritas suara pemilih,” imbuhnya, seraya mengaku sejak 2016 perusahaan telah menginvestasikan miliaran dolar AS untuk mencegah campur tangan pemilu presiden.
“Ancaman campur tangan pemilu nyata dan berkelanjutan. Sistem kami lebih siap dari sebelumnya. Pengguna Facebook yang “hanya ingin pemilu selesai” sekarang memiliki pilihan untuk mematikan iklan politik,” cetusnya. (SN/MF)