Telset.id, Jakarta – Sebuah studi baru menunjukkan bahwa umur Bumi mungkin 1,2 miliar tahun lebih muda dari perkiraan sebelumnya. Bumi, tempat manusia hidup, sebelumnya diasumsikan berusia sekitar 13,8 miliar tahun.
Penelitian itu melihat “pengukuran yang dapat diamati” dari Bumi dibandingkan dengan 50 galaksi berbeda untuk menghasilkan zaman baru. Para ahli menggunakan metode baru untuk mengonfigurasi pendekatan Tully-Fisher.
“Masalah skala jarak, seperti yang diketahui, sangat sulit. Sebab, jarak ke galaksi sangat luas. Rambu-rambu untuk jarak mereka pun samar-samar dan sulit dikalibrasi,” kata fisikawan Universitas Oregon dan penulis utama, Jim Schombert.
{Baca juga: AS Segera Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Bulan}
Perhitungan umur Bumi lewat pengukuran tingkat ekspansi alam semesta, dilansir New York Post, akan menunjukkan bahwa Bumi berusia sekitar 12,6 miliar tahun. Pada usia 13,8 miliar tahun, Hubble Constant berusia 70 tahun.
Dikutip Telset.id, Sabtu (01/08/2020), pendekatan Schombert memang memberikan angka yang sangat berbeda untuk umur Bumi daripada yang biasa digunakan. Pada 1990-an, sempat ada debat astronomi soal usia alam semesta.
Para ilmuwan memperkirakan usia alam semesta menggunakan pergerakan bintang untuk mengukur seberapa cepat bisa berkembang. Jika Bumi mengembang lebih cepat, berarti bisa mencapai ukuran lebih cepat sehingga harus relatif lebih muda.
{Baca juga: Video Pemandangan Bukit Padang Pasir Mars, Bikin Merinding!}
Pada 2013, sebuah tim ilmuwan Eropa mengamati radiasi sisa dari Big Bang dan menyatakan laju ekspansi lebih lambat 67. Pada 2019, astrofisikawan pemenang Hadiah Nobel Adam Riess menggunakan teleskop super NASA.
Ia menemukan jumlah 74. Tim lain, pada awal tahun ini, menemukan jumlah 73,3. Secara tradisional, Hubble Constant telah ditetapkan berjumlah 75. Namun demikian, pendekatan lain Microwave Kosmik, menetapkannya di angka 67.
Fakta Baru Soal Umur Bulan
Bukan cuma Bumi saja yang diprediksi punya umur yang lebih muda. Sebuah studi menunjukkan bahwa umur Bulan jauh lebih muda daripada yang kita duga.
Umur Bulan diperkirakan sekitar 4,425 miliar tahun, atau sekitar 85 juta tahun lebih muda dari 4,51 miliar tahun.
Hal itu disampaikan para peneliti dari German Aerospace Center. Menurut mereka, zaman baru didasarkan kepada momen saat Bulan pertama terbentuk.
Para peneliti telah lama percaya bahwa Bulan terbentuk sebagai akibat dari tabrakan kosmik antara Bumi yang masih terbentuk dan planetoid lain. Peristiwa tersebut cukup umum dikenal dengan istilah Theia.
{Baca juga: Ternyata, Umur Bulan 85 Juta Tahun Lebih Muda}
“Dari sini, Bulan terbentuk dalam waktu singkat. Mungkin hanya dalam beberapa ribu tahun,” salah ujar penulis penelitian, Doris Breuer, Kepala Departemen Fisika Planetary di DLR Institute of Planetary Research.
Dalam upaya menemukan celah 85 juta tahun, para peneliti menggunakan model matematika untuk menghasilkan komposisi Bulan sepanjang sejarahnya. Mereka menggunakan samudera magma sebagai dasar.
“Dengan membandingkan komposisi terukur batuan Bulan dengan komposisi yang diperkirakan dari samudera magma, kami dapat melacak evolusi laut kembali ke titik awalnya,” ujar rekan penulis Sabrina Schwinger. (SN/MF)