Ternyata, Umur Bulan 85 Juta Tahun Lebih Muda

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT
Table of contents

Telset.id, Jakarta  – Sebuah studi baru menunjukkan bahwa umur Bulan jauh lebih muda daripada yang kita duga. Umur Bulan diperkirakan sekitar 4,425 miliar tahun, atau sekitar 85 juta tahun lebih muda dari 4,51 miliar tahun.

Hal itu disampaikan para peneliti dari German Aerospace Center. Menurut mereka, dikutip Telset.id dari New York Post, Sabtu (18/07/2020), zaman baru didasarkan kepada momen saat Bulan pertama terbentuk.

Para peneliti telah lama percaya bahwa Bulan terbentuk sebagai akibat dari tabrakan kosmik antara Bumi yang masih terbentuk dan planetoid lain. Peristiwa tersebut cukup umum dikenal dengan istilah Theia.

{Baca juga: NASA: Tolong Jangan Cemari Bumi, Alien!}

“Dari sini, Bulan terbentuk dalam waktu singkat. Mungkin hanya dalam beberapa ribu tahun,” salah ujar penulis penelitian, Doris Breuer, Kepala Departemen Fisika Planetary di DLR Institute of Planetary Research.

Para peneliti juga mencatat bahwa satelit alami Bumi itu memiliki lautan magma. “Untuk kali pertama usia Bulan dapat secara langsung dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi pada akhir pembentukan Bumi,” kata profesor lain.

Dalam upaya menemukan celah 85 juta tahun, para peneliti menggunakan model matematika untuk menghasilkan komposisi Bulan sepanjang sejarahnya. Mereka menggunakan samudera magma sebagai dasar.

{Baca juga: Begini Proses Matahari Terbenam di Planet Selain Bumi [VIDEO]}

“Dengan membandingkan komposisi terukur batuan Bulan dengan komposisi yang diperkirakan dari samudera magma, kami dapat melacak evolusi laut kembali ke titik awalnya,” ujar rekan penulis Sabrina Schwinger.

Misteri Bulan Lainnya

Para ilmuwan sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi zat misterius yang ditemukan di sisi jauh Bulan. Zat aneh seperti gel ini ditemukan tahun lalu selama misi Chang’e 4 China ke satelit bumi.

Mengutip publikasi berbahasa China, OurSpace, yang membuat aneh adalah zat misterius itu berbentuk gel. Para peneliti menggambarkan zat tersebut sebagai breksi hijau lebur kehijauan dan berkilau.

Dalam makalah, para ilmuwan menjelaskan, zat misterius yang ditemukan oleh penjelajah misi Yutu-2 Chang 4 mirip dengan dua sampel breksi yang meleleh yang dikembalikan oleh misi Apollo 15 dan Apollo 17.

Temuan itu sebenarnya pernah terbit di beberapa artikel pada akhir 2019 lalu. Pesawat penjelajah Bulan milik China, Lunar Rover Chang-e-4, menemukan zat cukup aenh seperti gel berwarna merah.

{Baca juga: Ilmuwan Berhasil Identifikasi Zat Misterius di Sisi Jauh Bulan}

Robot lunar Yutu-2 membuat sebuah penemuan pada 25 Juli 2019. Gel tersebut diyakini merupakan “kaca yang meleleh” yang telah dibuat dari meteorit yang mengenai sisi jauh dari satelit alami Bumi.

Menurut Our Space, publikasi yang sudah dikonfirmasi pemerintah China, zat tersebut digambarkan sebagai ‘seperti gel’ dengan bentuk berkilau misterius. Kini, zat itu akhirnya berhasil diidentifikasi. (SN/MF)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI