Telset.id, Jakarta – Enggan dikritik terus menerus, Twitter berencana membentuk kelompok riset independen untuk menciptakan sistem jaringan sosial yang terbuka dan punya standar desentralisasi. Hal itu disampaikan oleh CEO Twitter, Jack Dorsey, Rabu (11/12/2019) waktu setempat.
Rencana tersebut diyakini dapat meringankan tekanan kepada Twitter sekaligus untuk menenangkan para kritikus mengenai kebijakan konten. “Standar itu tidak akan dimiliki oleh perusahaan swasta mana pun,” kata Dorsey, dilansir Reuters.
{Baca juga: Agnez Mo, BTS, dan Gerindra jadi “Raja Viral” di Twitter}
Ia melanjutkan, standar desentralisasi Twitter akan memungkinkan individu untuk menggunakan berbagai layanan guna mengakses jaringan yang sama, seperti halnya ketika memilih penyedia email berbeda untuk melihat pesan yang sama.
Mengawasi konten di media sosial membutuhkan investasi besar meski berujung gagal dalam membendung kritik dari pengguna. “Pendekatan baru ini memungkinkan Twitter untuk fokus kepada algoritma rekomendasi terbuka,” imbuhnya.
Seperti dikutip Telset.id, Kamis (12/12/2019), Dorsey mengemukakan bahwa pengembang dapat menggunakan algoritma sendiri untuk menawarkan individu yang berpola pikir sama dengan akses ke jaringan media sosial yang sama pula.
{Baca juga: Nonton Film Gratis dengan 4 Aplikasi ini, Dosa Tanggung Sendiri!}
Misalnya, ia memberi contoh, seseorang dapat mendaftar dengan penyedia yang secara agresif akan menyaring materi rasis atau yang lain yang akan mempromosikan percakapan atas jenis konten lain. Ke depan, model bisnis Twitter pun akan berubah.
Dorsey mengatakan, kepala petugas teknologi Twitter, Parag Agrawal akan bertanggung jawab untuk merekrut tim peneliti yang disebut BlueSky. Twitter berkomitmen untuk mendanai proyek yang membutuhkan waktu bertahun-tahun itu. Berhasilkah media sosial ini? Kita lihat saja. (SN/FHP)
Sumber: Reuters
