Tren ‘Devops’ Ancam Posisi Departemen IT

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

CEO Red Hat Jim WhitehurstJAKARTA – CEO Red Hat Jim Whitehurst mengungkapkan adanya tren baru bernama “devops”, yang siap menyapu bersih dunia enterprise IT di dunia. Situasi ini tentunya tidak menyenangkan bagi banyak pegawai departemen IT di berbagai perusahaan.

Devops berasal dari kata “development” yang diartikan bagaimana menuliskan software, dan kata “operations” yang diartikan bagaimana menjaga software dan semua teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankannya. Sementara kata devops lebih berarti pada bagaimana menjalankan semua hal secara lebih cepat.

Menurut Jim Whitehurst, dalam diskusinya dengan banyak Chief Information Officer (CIO) dari berbagai belahan dunia, kebanyakan ingin menggunakan skema devops, agar departemen IT mereka bisa bekerja lebih cepat, lebih murah serta lebih baik. Jika hal ini tidak dilakukan, maka akan banyak pegawai perusahaan tergantung pada kinerja departemen ini.

Tapi dengan devops, maka banyak pegawai perusahaan yang menggunakan skema bring your own device (BYOD), atau membawa tablet dan PC sendir untuk terkoneksi ke jaringan komputer kantor. Para pegawai ini bisa membeli layanan cloud yang mereka inginkan untuk mendukung kinerjanya. Tentu saja hal ini mereduksi banyak biaya operasional IT di perusahaan tersebut.

“Seperti halnya perusahaan manufaktur di era 70an-80an yang berjuang untuk hidup, kini departemen IT juga akan berjuang untuk tetap hidup,” papar Whitehurst, yang telsetNews kutip dari Business Insider, Minggu (15/2/2015).

Whitehurst menambahkan, dalam paparan para CIO, menunjukkan departemen IT tradisional sangat lamban den terlalu metodis. Mereka hanya punya satu aturan utama yakni agar sistem perusahaan tidak down. Artinya, akan butuh waktu bulanan hingga tahunan untuk membawa software baru, dan melakukan pengetesan secara hati-hati. Dalam proses ini, biaya yang dihamburkan bisa mencapai jutaan dolar.

Nah, devops mengeliminasi ini semua. Caranya, dengan memisahkan departemen IT dengan komponen kecil dalam pekerjaan mereka. Dengan demikian, setiap kali ada pembaharuan software baru bisa diimplementasikan dengan cepat.

Whitehurst memaparkan hasil wawancaranya dengan banyak CIO tersebut dalam sebuah buku, The Open Organization, yang akan dirilis Juni ini. Saat ini Whitehurst memimpin Red Hat, perusahaan yang bergerak di software open source dengan 75 ribu pekerja.

Hmm..bagi Anda yang sekarang bekerja sebagai IT, mungkin sudah harus mulai mengantisipasi kedatangan ‘devops’, yang siap menggusur Anda kapan saja. [AI/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI