Telset.id, Jakarta – Perusahaan tradisional berskala kecil nampaknya bakal makin sulit bersaing dengan kompetitor perusahaan besar, baik lokal maupun asing yang menerapkan sistem teknologi digital.
Alasannya, perusahaan tradisional menghadapi banyak kendala untuk menerapkan transformasi ke teknologi yang lebih maju. Saat ini hampir seluruh perusahaan tradisional masih menggunakan sistem jadul (lama), yang mengandalkan kertas dalam kegiatan operasionalnya.
Padahal sistem itu memiliki banyak kekurangan, mulai dari ketidakpastian jumlah pasokan hingga lambat mengantisipasi permintaan pasar yang dinamis.
CEO Kargo, Yogi Anitya menjelaskan, bahwa perusahaan tradisional sulit melakukan alih teknologi karena belum memahami pentingnya keamanan data, memerlukan investasi tinggi dan tidak memiliki tenaga ahli di bidang teknologi informasi (IT) yang mumpuni.
“Investasi dalam transformasi ke teknologi digital cukup tinggi. Padahal modalnya tidak bisa kembali dalam waktu singkat. Ini investasi jangka panjang yang hasilnya baru terlihat beberapa tahun,” ujar Yogi di Jakarta, baru-baru ini.
Baca Juga: Jadi Langganan Banyak Perusahaan Tenar, Apa Saja Layanan AWS?
Kekurangan tenaga ahli bidang IT menurutnya dapat dimaklumi, karena kebanyakan enggan bekerja di perusahaan biasa atau pabrik. Para ahli atau talent IT biasanya memilih bekerja di perusahaan besar atau yang berbasis teknologi tinggi karena pendapatannya lebih besar.
“Padahal, sistem digital merupakan pintu untuk masuk pasar yang lebih besar lagi.. Tapi perusahaan, khususnya logistik, bisa memanfaatkan layanan JDA. Saya lihat disni mereka memiliki banyak talent IT,” imbuh dia.
Yogi juga menyoroti budaya kerja perusahaan yang masih cenderung lekas puas dengan situasi yang ada. Untuk itu dibutuhkan budaya kerja maju yang efisien dan melibatkan otomasi dengan memaksimalkan utilisasi peralatan yang ada.
“Contohnya pada bisnis logistik. Kami menyediakan market place untuk trucking yang belum ada sebelumnya. Kami memaksimalkan utilisasi dari pasar pengangkutan logistik yang permintaannya semakin tinggi, tapi pasokan pengangkutnya masih kurang,” kata Yogi. [WS/HBS]