Temasek Dan StarHub Bentuk Perusahaan Keamanan Siber Terbesar di Asia

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta –  StarHub mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan Leone Investments, anak perusahaan Temasek, untuk membentuk usaha patungan, Ensign InfoSecurity. Perusahaan anyar ini diproyeksi akan menjadi salah satu organisasi keamanan siber terbesar di Asia.

Dalam keterangan resminya, seperti dilansir channelnewsasia.com, Rabu (5/9/2018), StarHub mengatakan akan menggabungkan Cyber ​​Security Center of Excellence serta anak perusahaannya Accel Systems and Technologies (ASTL) dengan Quann, perusahaan milik Temasek, untuk membentuk entitas baru. Quann adalah anak perusahaan vendor keamanan Certis Cisco.

baca juga: Singapura Uji Coba 5G untuk Drone dan Mobil Otonom

StarHub dan Certis Cisco mengatakan perusahaan ini akan dipimpin oleh Executive Chairman Quann Lee Fook Sun. Dalam kerjasaman ini, Temasek akan memegang mayoritas 60 persen dari perusahaan patungan itu, sementara StarHub akan memiliki 40 persen sisanya.

Selain mentransfer 100 persen aset ASTL dan aset cybersecurity lainnya, StarHub mengatakan akan membayar Sin $ 36 juta dalam bentuk tunai untuk sahamnya di Ensign. Transaksi yang tidak diungkapkan nilainya tersebut diharapkan akan ditutup pada Oktober ini, mengikuti kondisi yang disepakati bersama.

Cisco Certis juga tidak mengungkapkan rincian keuangan mengenai kerjasama patungan tersebut.

Ensign mengatakan dalam siaran persnya sendiri pada bahwa mereka akan memiliki sekitar 500 tenaga spesialis keamanan siber dan akan menyediakan layanan bagi pelanggan pemerintah dan perusahaan.

baca juga: Amerika Bangun Pusat Perlindungan Serangan Siber

Perusahaan ini memproyeksi bisa menghasilkan pendapatan lebih dari Sin $ 100 juta setiap tahun dalam solusi cybersecurity, integrasi sistem dan layanan yang dikelola dan akan mencari untuk memperluas melampaui pasar inti Singapura, Malaysia dan Hong Kong.

Sebelumnya Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) memperingatkan bahwa perangkat yang terkoneksi internet atau Internet of Things (IoT) termasuk router, kamera IP dan bahkan kunci pintar, sedang ditargetkan oleh penjahat siber sebagai sarana peretasan dan serangan siber lainnya.

Dilansir zdnet.com, Sabtu (4/8/2018), peringatan dari FBI ini merinci bahaya perangkat pintar yang tidak aman dan bagaimana perangkat itu dapat disalahgunakan oleh para penjahat siber.

Aksi kejahatan yang dimaksud terutama ketika penjahat siber mengaksesnya sebagai bagian dari kampanye kriminal dan sarana untuk tetap bersembunyi saat melakukannya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI