JAKARTA – Salah satu cara efektif dan solusi yang berkelanjutan menghadapi tantangan global abad ke-21 terkait pertumbuhan ekonomi adanya perubahan pada infrastruktur jaringan di Indonesia yakni mengedepankan apa yang disebut dengan broadband.
Salah satu operator yang terus konsisiten yakni PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang konsisten dengan salah satu program prestisius Telkom yang diberi nama Indonesia Digital Network (IDN).
Direktur Network Telkom Abdus Somad Arief mengatakan, program IDN ini mencakup pembangunan jaringan tulang punggung (backbone) berupa jaringan kabel serat optik yang menghubungkan pulau-pulau utama di seluruh Tanah Air.
Jaringan kabel serat optik ini akan masuk ke rumah-rumah dan gedung-gedung perkantoran dan pemerintahan. Bahkan, Telkom terus membangun jaringan backbone yang menghubungkan Indonesia dengan luar negeri.
Saat ini, Telkom sudah membangun jaringan backbone sepanjang 77 ribu kilometer kabel serat optik, dan 13,2 juta homepass. Homepass artinya rumah yang sudah dilalui kabel serat optik.
“Sampai akhir tahun ini, kita akan tambah lima juta homepass sehingga menjadi 18,2 juta homepass,” kata Direktur Network Telkom Abdus Somad Arief dalam diskusi “Broadband Sebagai Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Masa Depan” di Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Menurut Abdus, saat ini jaringan backbone Telkom baru menghubungkan Banda Aceh hingga Jayapura, Papua. Dan pada 10 Mei 2015 lalu, Presiden Joko Widodo sudah meresmikan Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) di Manokwari.
“Nanti bulan September, proyek SMPCS selesai dan jaringan Banda Aceh ke Sabang juga selesai, sehingga kita berani nyanyi Sabang sampai Merauke,” ujar pria yang akrab disapa ASA itu.
Telkom, lanjut ASA, juga membangun jaringan backbone yang menghubungkan Indonesia dengan negara lain. Salah satu proyek yang sedang digarap adalah proyek kabel laut dari Dumai sampai Manado.
“Dari Dumai, kabel optik jalur internasional akan terus ditarik ke Timur Tengah hingga Eropa. Sedangkan dari Manado akan ditarik terus hingga ke Amerika Serikat,” terangnya.
Jalur ini adalah jalur primadona karena selama ini jalur backbone internasional yang melalui Singapura dan Hongkong masih harus “mampir” di beberapa negara.
“Jalur Dumai-Manado ini gak perlu mampir-mampir, karena akan langsung ke Eropa dan Amerika,” ujar ASA menerangkan.
Proyek yang diharapkan selesai awal 2017 ini sekaligus menjadikan Indonesia sebagai hub internasional.