Telset.id, Jakarta – ZTE, perusahaan teknologi asal China, galau menghadapi larangan tujuh tahun tanpa suplai komponen dari Amerika Serikat (AS). ZTE mengklaim menjadi korban perang dagang antara China dan AS.
ZTE menggelar konferensi bersama perusahaan pemasok komponen asal AS, Rabu, (25/4) waktu setempat. Sumber Reuters meyakini ZTE telah terdampak perseteruan dagang China dan AS yang kian memanas.
Juru bicara Departemen Perdagangan AS, Wilbur Ross, menepis tuduhan itu. Menurutnya, urusan penegakan hukum tak ada kaitannya dengan kebijakan perdagangan internasional, apalagi melibatkan China dan AS.
Beberapa hari lalu, ZTE tak lagi bisa membeli chipset Qualcomm. Hal itu terjadi setelah ada larangan resmi dari Departemen Perdagangan AS. ZTE juga tak boleh membeli semua perangkat buatan Paman Sam.
Alasannya sama, yakni ZTE tak memenuhi janji usai terkena hukuman gara-gara mengirimkan perangkat dari AS ke Iran dan Korea Utara secara ilegal. ZTE tidak mendisiplinkan para pegawainya.
Sama seperti larangan untuk pembelian chipset Qualcomm, ZTE tak boleh membeli semua perangkat keras maupun perangkat lunak buatan AS selama tujuh tahun. ZTE mengajukan pembelaan.
“Larangan pembelian semua produk teknologi buatan AS tidak hanya akan memengaruhi keberlangsungan dan pengembangan ZTE, tapi juga mengganggu bisnis semua mitra, termasuk dari AS,” kata ZTE. [SN/IF]