10. Kelemahan enkripsi
Karena enkripsi menjadi sangat umum, hal ini menjadi jauh lebih sulit untuk produk keamanan untuk memeriksa lalu lintas, sehingga lebih mudah bagi penjahat untuk menyelinap tanpa terdeteksi. Tidak mengherankan, penjahat cyber menggunakan enkripsi untuk menciptakan cara baru yang kreatif. Produk-produk keamanan harus mengintegrasikan jaringan dan klien kemampuan dengan erat, untuk mengenali dengan cepat sebuah peristiwa keamanan setelah kode didekripsi pada endpoint.
11. Meningkatnya fokus pada eksploitasi terhadap sistem virtual dan komputasi awan
Serangan terhadap perangkat keras (misalnya Rowhammer) meningkatkan kemungkinan eksploitasi baru yang berbahaya terhadap sistem komputasi awan virtual. Penyerang mungkin menyalahgunakan host atau guest lain yang berjalan pada host yang digunakan secara bersama, menyerang privilege model, dan dipastikan akan mengakses data milik orang lain. Dan, karena Docker dan eco-system seluruh kontainer (atau ‘serverless‘) menjadi lebih populer, penyerang akan semakin berusaha untuk menemukan dan mengeksploitasi kerentanan dalam tren dalam komputasi yang relatif baru ini. Kami melihat banyak upaya aktif untuk mengoperasionalkan serangan tersebut.
12. Serangan teknis terhadap negara dan masyarakat
Serangan berbasis teknologi telah menjadi semakin politis. Masyarakat menghadapi risiko yang semakin besar dari disinformasi (seperti, “berita palsu”) dan lumpuhnya sistem pemilihan umum. Misalnya, para peneliti telah menunjukkan berbagai serangan yang memungkinkan seorang pemilih lokal untuk berbuat curang dengan memilih berulang kali tanpa terdeteksi. Bahkan jika negara tidak pernah terlibat dalam serangan terhadap lawan politik mereka, persepsi mengenai serangan ini dimungkinkan sudah dapat menjadi senjata yang ampuh.