Telkomsel Ingin Dorong Startup Lokal Seperti di China

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – China bisa dibilang adalah salah satu negara yang paling berhasil dalam bidang bisnis digital (e-commerce). Ini karena negara dengan populasi terbanyak dunia itu telah banyak mengembangkan perusahaan pemula atau startup menjadi perusahaan unicorn.

Seperti diketahui, yang dimaksud dengan perusahaan unicorn adalah perusahaan yang memiliki nilai di atas USD 1 juta (sekitar Rp 13,7 miliar).

Keberhasilan China dalam mengembangkan e-commerce dan startup rupanya mengilhami Telkomsel untuk meningkatkan kapasitas para wirausahawan muda yang mengembagkan startup di berbagai bidang.

Bahkan, perusahaan telekomunikasi plat merah ini ingin meniru strategi yang dilakukan negara ekonomi nomor satu dunia itu agar bisa menjadi tempat inkubasi terbaik untuk melahirkan unicorn-unicorn baru.

“Di China luar biasa banyak perusahaan unicorn. Bahkan dari semua unicorn 53% ada di China, Silicon Valley (di Amerika) kalah,” ujar Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah dalam acara The Nexdev Talent Scouting 2018 di Jakarta, Senin (16/4/2018).

Baca juga: 10 Juta Pelanggan Telkomsel Aktif Pakai SMS Banking

Ririek mengaku belum lama ini dia bertandang ke China dan terkagum-kagum oleh perkembangan teknologi dan perusahaan pemulanya. Bahkan, negara yang memiliki banyak raksasa telekomunikasi ini telah meminimalisasi penggunaan uang tunai dalam berbagai transaksinya.

Implementasi teknologi dalam setiap aspek kehidupan tentu akan berdampak pada perubahan sosial di masyarakat, yang lebih ke sisi positif. Untuk itu para pelaku usaha muda, terus di dorong supaya terus mengembangkan usahanya dan terus belajar dari kesalahan yang menjadi hambatan mereka.

“Di China membayar pakai uang tunai sudah kuno dan itu sudah dijalankan. Jika diterapkan disini masih banyak kendala. Misalnya dengan T-Cash yang di instal di ponsel orang tuanya, padahal untuk kepentingan bisnis. Ini yang harus menjadi pelajaran buat kedepan,” jelas Ririek.

Memilih China sebagai contoh atau tolok ukur keberhasilan bisnis pemula juga dinilai tak salah. Dengan memanfaatkan persebaran penduduk di banyak negara, keberhasilan strategi investasi perusahaan-perusahaan mereka juga patut di tiru para pelaku usaha di Indonesia.

“Contohnya Alipay yang awalnya menyasar warga keturunan China di Eropa dan negara-negara lain. Nah ini bagaimana kalian bisa meniru cara supaya bisa sukes seperti mereka,” imbuh dia.

Ririek optimistis bisa berhasil mendorong perusahaan-perusahaan pemula yang ikut dalam program pencarian bakat developer atau pengembang start up The NextDev menjadi lebih besar hingga menjadi perusahaan unicorn. Hal ini karena masih banyak potensi sumber daya yang bisa digarap dan penggunaan media sosial yang terus berkembang.

“Apapun hasil The Nexdev, harus bisa memberikan hasil maksimal untuk masyarakat. Sesuai tema social impact supaya bisa memberikan solusi kehidupan sosial yang lebih produktif, nyaman dan bisa di copy negara lain yang kondisinya mungkin lebih kurang sama dengan Indonesia,” tandas Ririek. [WS/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI