Telset.id, Jakarta – Xiaomi Kali ini benar-benar serius menggarap pasar smartphone di Indonesia, Hal ini dibuktikan dengan diluncurkan produk pertama yang dirakit di Batam untuk memenuhi aturan TKDN yang ditetapkan pemerintah.
Untuk masalah perakitan, Xiaomi memercayakan kepada PT Sat Nusapersada di Batam. Sebagai informasi, perusahaan tersebut merupakan perakit electronic manufacturing services (EMS) dan berlokasi di zona perdagangan bebas Batam.
Di tahap awal, Xiaomi akan merakit ponsel kelas bawah Redmi 4A di Batam yang kandungan lokalnya masih 20 persen karena sertifikasinya diraih pada Desember 2016 lalu masuk proses produksi Januari 2017. Di tahun 2017 ini, pemerintah Indonesia memberlakukan kandungan ponsel 4G wajib berada di angka 30 persen.
[Baca Juga : Smartphone Xiaomi ‘Made in Indonesia’ Siap Edar]
Johan Sutanto selaku COO Erajaya Swasembada, yang jadi salah satu mitra Xiaomi di Indonesia, menargetkan pada pertengahan tahun 2017 ini ponsel merek Xiaomi akan mencapai TKDN 30 persen berkat kerja sama yang terjalin dengan para mitra lokal.
“Kami akan merencanakan penuhi TKDN 30% di pertengahan tahun ini. Yang rencanannya beberapa produk flagship sudah memiliki TKDN 30%,” ujar Johan saat peluncuran smartphone perdana yang di rakit di Indonesia yakni Redmi 4A di Jakarta, Jumat (10/2/2017).
Johan juga menjelaskan, saat ini kami masih fokus meningkatkan kapasitas produksi, karena pabrik tersebut hanya memiliki kapasitas produksi hingga 100 ribu unit per bulan dengan tiga lini produksi. Namun mereka menargetkan agar kapasitas produksi terus bertambah setiap bulan.
“Namun kami dorong agar kapasitasnya bisa bertambah hingga 300 sampai 500 ribu unit per bulan,” jelas johan.
Sementara itu Xiang Wang selaku Vice President Xiaomi, mengungkapkan bahwa perusahaannya merencanakan untuk merilis empat hingga lima smartphone di Indonesia pada tahun ini. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi target Xiaomi sebagai lima besar produsen smartphone di Indonesia.
“Kami akan terus berkomitmen dengan partner lokal kami di Indonesia. Kami berharap agar pemerintah tetap mendukung investasi kami,” ujarnya. (MS)