Seperti Apa Dampak ‘Trump’ Pada Perusahaan Teknologi?

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telko.id – Ketika Trump naik menjadi president Amerika Serikat berbagai pendapat bermunculan. Salah satunya adalah pada industri teknologi. Berdasarkan survei dari Burson-Marsteller, Age of Trump Technology Policy, terungkap ada optimisme di kalangan elit teknologi terhadap keadaan negara dan kondisi ekonomi saat ini dan di masa depan. Namun di sisi lain, masyarakat malah menunjukkan kecemasan.

Berdasarkan hasil penelitian terbaru yang dikeluarkan oleh firma komunikasi international, Burson-Marsteller, dan firma riset Penn Schoen Berland (PSB), 75% elit teknologi Amerika Serikat berpendapat bahwa masa depan industri teknologi Amerika Serikat akan menjadi lebih cerah dibandingkan dengan 59% masyarakat yang berpendapat sebaliknya. Hasil penelitian yang bertajuk “Burson-Marsteller Age of Trump Technology Survey” juga mengungkapkan bahwa 59% elit teknologi percaya bahwa pemerintahan Trump akan menguntungkan bagi industri teknologi, sedangkan hanya 50% masyarakat yang berpendapat serupa.

73% elit teknologi percaya industri teknologi akan mampu berkontribusi dalam membuka lapangan kerja, sementara hanya 63% masyarakat berpendapat demikian. Lima puluh sembilan persen (59%) elit teknologi percaya keadaan ekonomi akan semakin baik di bawah kepempimpinan Presiden Trump. Hanya 46% masyarakat yang berpendapat serupa mengenai prospek ekonomi Amerika Serikat dalam pemerintahan Presiden Trump. Selain itu, 88% elit teknologi dan 76% masyarakat yakin bahwa industri teknologi untuk berperilaku secara bertanggung jawab dan untuk kepentingan terbaik bagi publik Amerika Serikat.

Peserta penelitian “Burson-Marsteller Age of Trump Technology Survey” terdiri dari 1.000 peserta dari kalangan masyarakat awam di Amerika Serikat, 500 elit teknologi yang dilakukan secara terpisah dan terdiri dari pekerja perusahaan-perusahaan teknologi atau perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di bidang tersebut. PSB melakukan penelitian terebut mewakili Burson-Marsteller sejak 6 hingga 13 Desember 2016.

Dari penelitian tersebut ada delapan puluh persen (80%) elit teknologi mengatakan industri teknologi adalah industri terpenting bagi perekonomian Amerika Serikat. Sedangkan, walau 67% masyarakat juga melihat pentingnya industri teknologi, tetapi para responden lebih berpendapat bahwa industri kesehatan (75%) dan energi (73%) lebih penting dari teknologi.

Para elit teknologi juga memperlihatkan bahwa kemungkinan besar RRC (57%) dan Jepang (46%) menjadi negara yang akan sangat mungkin melesat melewati Amerika serikat dalam bidang kesuksesan teknologi.

Di sisi lain, para elit teknologi memiliki kekhawatiran mengenai keamanan dan privasi yang didasari oleh kepercayaan mereka akan kurangnya usaha pemerintahan Trump dalam melindungi konsumen. Kunci dari teknologi adalah keamanan data korporasi (30%), keamanan data pemerintahan (27%), dan perlindungan terhadap privasi konsumen (25%).

Kekhawatiran yang sama juga dimiliki oleh masyarakat awam, dalam responnya terhadap tingkat prioritas, mereka menjawab kepentingan data pemerintahan di posisi atas dengan 43%, peretasan dengan 40%, dan perlindungan terhadap privasi konsumen dengan 38%.

Bagaimana Dengan Perusahaan Teknologi di Indonesia?

Masyarakat awam di Indonesia memiliki persepsi positif yang kuat terhadap perusahaan-perusahaan teknologi, yang mana 97% masyarakat awam memiliki persepsi positif terhadap mereka dan 59% menganggap perusahaan teknologi sebagai yang paling dihormati. Bahkan 89% responden menganggap bahwa perusahaan teknologi dipersepsikan sebagai kekuatan positif dalam mendorong ekonomi dan terciptanya lapangan kerja.

Penelitian ini dilakukan pada pertengahan tahun 2014 dan melibatkan 1,000 responden dari masyarakat awam dan 75 eksekutif (level direktur atau diatasnya/C-Suite) di Indonnesia mengenai persepsi mereka terhadap perusahaan melalui penelitian unggulan global, The Corporate Perception Indicator.

Pemerintah Indonesia juga semakin lebih menaruh penekanan terhadap teknologi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji untuk meningkatkan pertumbuhan rata-rata tahunan di angka 7% dan melihat industri teknologi sebagai salah satu sektor pendorong di tahun-tahun mendatang. Jokowi juga mengklaim Indonesia dapat menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di wilayah Asia Tenggara pada tahun 2020 – dengan omset sebesar USD 130 miliar per tahun, dibandingkan dengan omset saat ini yaitu USD 18 miliar. (Asia Nikkei Review, 2016).

Sebagian besar kemajuan teknologi yang dilakukan melalui kerja-sama dengan perusahaan-perusahaan telah mendorong kota-kota di seluruh nusantara untuk bersiap menuju pengembangan dan menciptakan konsep kota cerdas (Smart City). Setelah Jakarta, kota-kota lain seperti Yogyakarta, Bandung, Buleleng (Bali), dan Bekasi menggulirkan layanan seperti e-government, pelaporan and observasi pelayanan masyarakat secara online, aplikasi informasi perkotaan yang terintegrasi, dan lainnya.

Pembangungan kota cerdas di Indonesia mencakup pengembangan ekonomi kreatif, UKM, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan daerah, kebudayaan dan pariwisata, promosi industri, perdagangan, lingkungan, dan taman kota serta sanitasi. (Icha)

 

Source link

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI