Telset.id, Jakarta – Tinder dan Bumble, dua aplikasi kencan paling populer di dunia, sedang berada di medan perang. Bulan lalu, Match Group, yang memiliki Tinder, Match.com, OkCupid, dan Plenty of Fish, menggugat Bumble karena melanggar paten dan merek dagang.
Mendapatkan tekanan, Bumble secara cepat menyerang balik. Bumble menerbitkan surat terbuka yang isinya menuding bahwa Match-lah yang sebenarnya telah meminta kepada Bumble untuk mengungkapkan informasi rahasia soal paten dan merek dagang.
Menurut CNBC, Bumble mengklaim bahwa gugatan Match hanyalah upaya untuk menakut-nakuti investor dengan mendiskreditkan perusahaan.
Namun, kalau coba menilik sejarah, ribut-ribut antara Tinder dan Bumble bukanlah hal baru. Kedua aplikasi kencan ini sejatinya memang memiliki sejarah permusuhan yang panas.
Whitney Wolfe Herd, pendiri dan kepala eksekutif Bumble, adalah pendiri Tinder. Ia hengkang dari Tinder, lalu membuat Bumble pada 2014. Bumble dibuatnya sebagai aplikasi dengan pengalaman kencan yang lebih aman untuk wanita.
Tahun lalu, Bumble bahkan menjadi aplikasi kencan yang paling banyak diunduh oleh pengguna. Catatan itu berdasarkan hasil riset App Annie, sebuah perusahaan analisis.
“Bumble memiliki pertumbuhan besar meski belum menyamai Tinder,” kata Lexi Sydow, manajer wawasan pasar di AppAnnie.
Baca juga: Awas! Data Tinder Anda Bisa Diintip Lewat WiFi
Meski begitu, dengan pendapatan hampir USD 400 juta pada 2017 atau sekitar 30 persen dari total pendapatan Match Group, Tinder masih menjadi pemimpin industri aplikasi kencan.
Tetapi, bukanlah hal yang mustahil Bumble bisa menyalip pesaingnya itu, mengingat jumlah unduhannya tumbuh 570 persen selama dua tahun terakhir. Hhmm.. gara-gara kencan jadi ribut ya.. [SN/HBS]