Telset.id, Jakarta – Setelah sempat sekian lama bersitegang, Qualcomm dan Komisi Perdagangan Taiwan (FTC) akhirnya berdamai dan setuju untuk menyelesaikan sengketa antimonopoli alias antitrust di negara tersebut.
Sebelumnya FTC Taiwan menuduh Qualcomm menyalahgunakan dominasinya dalam menyediakan chipset seluler untuk ponsel, yang berujung dengan putusan vonis denda US$ 774 juta atau Rp 11,2 triliun pada 2017.
Menurut Engadget, setelah raksasa teknologi yang berbasis di San Diego, Amerika Serikat (AS) membantah tuduhan dan mengajukan banding atas keputusan tersebut, badan pengawas telah setuju untuk mengambil pembayaran awal denda sebesar US$ 93 juta atau sekitar Rp 1,3 triliun.
Menurut perjanjian penyelesaian, Qualcomm dapat terus menetapkan biaya lisensi berdasarkan harga perangkat yang menggunakan IP-nya dan bukan hanya harga komponen tertentu. Namun, perusahaan juga dituntut untuk mematuhi sejumlah tuntutan dan persyaratan.
Untuk memulainya, mereka harus memperluas investasinya di Taiwan, harus bekerja sama dengan pemerintah dalam pembangunan 5G dan harus membuka pusat manufaktur dan teknik baru di negara ini.
Baca juga: Terganjal Regulasi, Qualcomm Batal Akuisisi NXP
Raksasa teknologi AS ini juga harus membolehkan regulator untuk memantau kesepakatan tersebut selama lima tahun ke depan. Qualcomm tidak lagi dapat memberikan diskon produsen dengan imbalan eksklusivitas juga.
Apabila salah satu mitra perusahaan saat ini ingin menegosiasikan kembali kontraknya karena merasa dibatasi perjanjian yang tidak adil, pembuat chip tidak dapat memangkas pasokan chip ketika negosiasi sedang berlangsung.
Grup konsultan DC International Advisory mengatakan kepada harian Financial Times bahwa FTC Taiwan menghadapi tekanan besar dari para pemangku kepentingan lokal untuk menyelesaikan sengketa hukumnya dengan perusahaan itu secepat mungkin.
Salah satu entitas yang mendorong penyelesaian adalah Kementerian Urusan Ekonomi Taiwan, yang sangat terpengaruh oleh masalah itu setelah Qualcomm menghentikan program penelitian yang dibiayai mereka.
Kelompok konsultan mengatakan ini adalah pertama kalinya badan pengawas memasuki ranah semacam ini, kemungkinan besar karena itu menjadi masalah domestik sepanjang itu merupakan masalah perdagangan yang adil.
Baca juga: Qualcomm Umumkan Snapdragon 632, 439 dan 429, Apa Kelebihannya?
Presiden Qualcomm Technology Licensing Alex Rogers mengatakan bahwa penyelesaian ini secara langsung mengatasi masalah yang diangkat oleh FTC, terlepas dari posisi yang disengketakan, dan dibangun di atas fondasi hubungan bisnis jangka panjang perusahaan yang kolaboratif di Taiwan.
“Kami senang untuk menegaskan kembali komitmen kami untuk melisensikan kekayaan intelektual kami yang berharga berdasarkan prinsip keadilan dan itikad baik. Dengan hilangnya ketidakpastian, kami sekarang dapat fokus pada perluasan hubungan yang mendukung industri nirkabel Taiwan dan adopsi cepat teknologi 5G.” kata Rogers. [WS/HBS]
Sumber: Engadget