Telset.id, Jakarta – Nampaknya rencana penjualan NAND, unit usaha Toshiba Corp dibidang pembuatan chip komputer, tidak berjalan sesuai harapan. Toshiba sendiri berencana akan melego unit bisnisnta itu senilai USD 18 miliar atau setara Rp 247,3 triliun.
Seperti dilansir Channelnewsasia, Toshiba Corp tidak akan dapat menyelesaikan kesepakatan untuk menjual unit chip mereka sesuai tenggat waktu yang disepakati pada akhir Maret. Pasalnya, proposal transaksi itu belum mendapat restu dari otoritas anti monopoli China.
Kegagalan memenuhi tenggat waktu tersebut membuat Toshiba memiliki pilihan untuk menjauh dari penjualan produsen chip nomor dua terbesar di dunia litu tanpa penalti. Langkah itu, oleh beberapa investor didesak untuk dipertimbangkan.
Baca juga: Penjualan NAND Diproyeksi Rampung Juni
Tetapi perusahaan raksasa teknologi asal Jepang ini mengatakan bahwa mereka masih berencana untuk menjual unit usahanya itu. Tentunya mereka akan berupaya menyelesaikan kesepakatan sesegera mungkin.
Tahun lalu Toshiba setuju untuk menjual unit chip itu ke konsorsium yang dipimpin oleh perusahaan ekuitas swasta AS, Bain Capital. Transaksi ini dilakukan untuk menutup utang yang timbul akibat bangkrutnya Westinghouse, unit nuklir Toshiba di AS.
Seiring berjalannya waktu, konglomerat industri tersebut tidak lagi membutuhkan dana sebanyak itu. Karena mereka telah berhasil mengumpulkan dana USD 5,4 miliar atau setara Rp 74,2 triliun dari menjual saham kepada investor asing akhir tahun lalu.
Beberapa pemegang saham aktif menentang rencana penjualan ini. Mereka mengatakan bahwa banderol USD 18 miliar meremehkan bisnis itu. Untuk itu Toshiba diminta bernegosiasi ulang dengan grup Bain atau mempertimbangkan melakukan penawaran umum perdana.
Bisnis chip saat ini menyumbang sebagian besar laba perusahaan, dan Toshiba berjuang untuk mengembangkan bisnis inti lainnya seperti infrastruktur sosial. Hasil dari kesepakatan penjualan itu, Toshiba berencana akan membeli kembali 40 persen unit chip. [WS/HBS]