Telset.id, Jakarta – Menkominfo Johnny G Plate melaporkan perkembangan dari pengadaan Satelit Multifungsi Satelit Indonesia Raya atau SATRIA-1. Ia menjelaskan, pekerjaan prestisius ini telah memasuki tahap pemenuhan pembiayaan proyek.
“Satelit multifungsi SATRIA-1 yang dilakukan melalui skema kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) telah memasuki tahap pemenuhan pembiayaan proyek,” ujar Johnny.
Dalam keterangan resmi, Johnny menyampaikan kalau penandatangan dokumen pembiayaan atas proyek satelit multifungsi SATRIA-1 telah dilakukan pada tanggal 24 Februari 2021.
“Dengan tersedianya pembiayaan atau financial closing atas satelit SATRIA-1, ini juga memberikan gambaran akan kepercayaan institusi keuangan global kepada pemerintah dan iklim investasi di Indonesia,” jelasnya.
{Baca juga: Investasi Capai Rp 8 Triliun, Proyek Satria Resmi Dimulai}
Lebih lanjut, pengeluaran modal atau capital expenditure proyek ini sebesar USD 545 juta atau setara dengan Rp 7,68 triliun. Nilai tersebut didapat dari porsi ekuitas sebesar USD 114 juta setara dengan Rp 1,61 triliun dan porsi pinjaman sebesar USD 431 juta atau setara dengan Rp 6,07 triliun.
“Pinjaman ini didanai oleh BPI France, Banco Santander, HSBC Continental Europe, The Korea Development Bank (KDB), dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB),” ungkap Johnny.
Proyek kerja sama dengan PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) merupakan pekerjaan yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) produksi Thales Alenia Space (TAS) dari Prancis, dengan roket peluncur dari Falcon 9-5500 milik Space-X.
Satelit Multifungsi SATRIA-1 Untuk Layanan Publik
Satelit multifungsi SATRIA-1 akan digunakan untuk penyediaan akses internet bagi 150.000 titik layanan publik yang belum tersedia akses internet dari total 501.112 titik layanan publik di Indonesia.
“Fasilitas internet pada 150.000 titik layanan publik tersebut terdiri dari 3.700 fasilitas kesehatan, 93.900 sekolah atau pesantren, 47.900 kantor desa atau kelurahan, dan 4.500 titik layanan publik lainnya,” tutur Johnny.
Total keseluruhan dari kapasitas transmisi satelit sebesar 150 Gbps dan mengacu pada jadwal yang disepakati. Satelit Indonesia ini diharapkan dapat beroperasi pada kuartal III tahun 2023.
{Baca juga: Menkominfo Optimis Satelit Satria Meluncur Tahun 2023}
Selama menunggu peluncuran SATRIA-1, Kominfo juga menyediakan kapasitas satelit telekomunikasi dan layanan internet melalui kontrak pengadaan barang/jasa dengan menetapkan enam pemenang tender pada 13 Januari 2021.
Berdasarkan hasil tender, total kapasitas satelit dari enam pemenang sebesar lebih kurang 9 Gbps yang direncanakan untuk melayani lebih kurang 4.574 lokasi layanan akses internet.
Dari keenam pemenang tender Penyediaan Kapasitas Satelit Telekomunikasi dan Layanan Internet untuk Transformasi Digital, akan menggunakan teknologi satelit High Throughput Satellite (HTS). (NM/MF)