Pasar Digital Indonesia Masih Terbuka

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, JAKARTA – Indonesia memiliki keunggulan di pasar bisnis digitalnya dibanding dengan negara lain, terutama dalam hal keterbukaan. Pasalnya, sejumlah negara lain justeru tengah melakukan pengetatan regulasinya seperti di AS dan Eropa.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menegaskan hal ini dalam acara peluncuran Data Center Alibaba Cloud di Jakarta, Rabu (15/3/2018). Dia yakin kebijakan ini bakal menjadi magnet kuat untuk para investor di sektor yang menjadi seksi belakangan ini.

“Ketika beberapa negara lain melakukan pengetatan misalnya di AS baru-baru ini, kami masih terbuka. Jadi kami menyambut Alibaba untuk membuka data center di Indonesia,” tutur Rudiantara.

Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur teknologi digital juga sedang digenjot, seperti proyek Palapa Ring. Jika ini selesai, maka jaringan internet akan semakin luas dan bisnis digital nasional bakal makin melesat.

Sekedar informasi, Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. Proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik (untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku) dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.

Dengan adanya kesiapan infrastruktur, kata Menkompinfo, Indonesia harus mampu berkompetisi di landskap internasional. Tujuannya supaya Indonesia tidak dipandang sebelah mata di dunia persilatan bisnis digital internasional.

[Baca Juga : Isu Produk Asing, Menkominfo: Jangan Salahkan E-commerce]

“Kami telah meminta investor datang. Kami punya modal talenta jutaan generasi muda yang menguasai pasar digital dengan terus membangun edukasi,” katanya.

Untuk itu, pemerintah berupaya mempermudah pembentukan perusahaan pemula alias start up dalam hal perizinan. Upaya ini diharapkan bisa menarik minat generasi muda dan juga investor lokal dan asing mengembangkan bisnis disektor digital dan juga teknologi.

Start up tidak perlu minta izin di Indonesia, cukup mendaftar. Jangan bikin sulit lah,” tegas dia.

Menkominfo Rudiantara, menanggapi tudingan banjirnya produk asing disebabkan oleh banyaknya e-commerce yang beroperasi di Indonesia. Dia menegaskan bahwa masalah tersebut bukan disebabkan oleh e-commerce.

“Sekarang isunya adalah banyak produk asing masuk ke Indonesia gara-gara online. Sebetulnya, bukan gara-gara online,” ujar Rudiantara, di sela-sela acara Kreasi Nusantara Shopee (27/02/2018).

Menurutnya, mayoritas para merchant yang menjual di e-commerce bukanlah seorang importir. Melainkan meraka yang membeli produk di dalam negeri secara offline. [WS/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI